Aksi Penembakan Kembali Terjadi di AS
WASHINGTON – Tragedi penembakan di sebuah sekolah di Newtown, Colorado, masih hangat dalam ingatan, aksi penembakan brutal kembali terjadi di Amerika Serikat (AS). Seorang pria menembak tiga orang di sebuah rumah di Colorado pada Selasa (18/12) waktu setempat dan dia langsung bunuh diri.
Sersan Tim Schwartz dari kantor Sheriff di wilayah Weld menjelaskan polisi menerima telpon dari rumah di sebuah komunitas yang berjarak 56 kilometer dari Denver, ibukota Colorado. Sebelum telepon ditutup, terdengar suara perempuan yang mengatakan “tidak, tidak, tidak” dan terjadi suara serangan tembakan. “Seorang pria mengangkat telpon tersebut dan menyatakan kalau dia bakal bunuh diri,” kata Schwartz dikutip Reuters.
Para petugas keamanan menemukan dua jenazah perempuan dan dua jenazah laki-laki di lokasi penembakan. Tiga orang itu sudah dewasa dan satunya lagi remaja perempuan. “Aparat keamanan masih menyelidiki motif penembakan,” terang Schwartz.
Insiden itu menjadi tragedi kedua bagi Colorado. Pasalnya, pada awal tahun ini, seorang pria bersenjata membunuh 12 orang dan melukai 58 orang lainnya saat pemutaran film “The Dark Knight Rises” di pinggiran Denver. Berdasarkan laporan Pusat Kebijakan Kekerasan menyebutkan Colorado merupakan satu dari 10 negara bagian di mana senjata menjadi penyebab utama kematian selain kecelakaan kendaraan bermotor pada 2009.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama pada Selasa (18/12) waktu setempat, menyatakan dukungan terhadap rancangan undang-undang (RUU) baru mengenai larangan penjualan senapan serbu. Itu menjadi titik terang mengenai pembatasan penjualan senjata untuk menekan tingginya angka kekerasan di negara tersebut.
Juru Bicara Gedung Putih Jay Carney mengatakan Obama sangat aktif mendukung upaya Senator Demokrat Dianne Feinstein yang mengajukan RUU mengenai pelarangan penjualan senapa serbu pada tahun depan. RUU itu kembali menghangat setelah Adam Lanza menggunakan senapan serbu untuk membunuh 20 anak-anak dan 6 orang dewasa lainnya di sebuah sekolah di Newton, Connecticut.
Selain itu, Carney menegaskan Obama tertarik untuk melarang penjualan amnunis bagi individu. “Dia sangat berbesar hari. Apa yang kita dengar dari beberapa anggota Kongres yang selama ini dikenal menentang aturan penjualan senjata, akal sehat kita menunjukkan bahwa pengetatan senjata berlaku bagi senapa serbu,” katanya dikutip AFP.
Sementara itu, menurut Feinstein dalam RUU itu disebutkan sedikitnya 100 jenis senapan serbu semi otomatis. Dalam draf tersebut dijelaskan bagaimana bagaimana larangan trasfer, penjualan, pembelian dan kepemilikan jenis senapan serbu. “RUU itu sangat kuta dan itu sudah pasti,” katanya.
Namun demikian, proses RUU yang diajukan Feinstein itu tetap tidak jelas. Setiap RUU bakal menghadapi amandemen dan tekanan dari berbagai kelompok pelobi. Menurut Feinstein, tragedi di Newtown itu menjadi menghempaskan perubahan dalam politik persenjataan. “Kehilangan anak-anak yang lucu itu sangat dramatis,” katanya.
Sebelumnya, Obama telah bertemu dengan Menteri Pendidikan Arne Duncan, Menteri Kesehatan Kathleen Sebelius dan Jaksa Agung Eric Holder mendiskusikan berbagai upaya komprehensif dalam kebijakan pembatasan penjualan senjata. Obama juga telah menghubungi Senator asal West Virginia Joe Manchin. Manchin dikenal politisi yang berpihak pada kebebasan kepemilikan senjata dan kini berubah dengan memberikan dukungan terhadap RUU pembatasan kepemilikan senjata.
Dalam pernyataan pertama sejak penembakan terjadi Jumat lalu, Asosiasi Senapan Nasional (NRA) mengatakan mereka “sangat sedih” dengan serangan itu. “NRA siap memberikan kontribusi berarti untuk memastikan hal ini tidak akan pernah terjadi lagi,” demikian pernyataan NRA. (andika hendra m)
Komentar