Turki Tak Mau Perang
ANKARA – Turki menegaskan tidak ingin berperang dengan Suriah, setelah parlemen Ankara menyetujui serangan lintas perbatasan ke negara tetangganya itu.
PenegasanitudisampaikanPerdana Menteri (PM) Turki Recep Tayyip Erdogan pada Kamis (4/10) waktu setempat, hanya beberapa jam setelah parlemen di Ankara menyetujui serangan lintas batas ke Suriah. Persetujuan itu dikeluarkan setelah serangan roket Suriah menewaskan lima warga Turki di sebuah kota di dekat perbatasan kedua negara. ”Kami tidak memiliki niat untuk memulai perang dengan Suriah,” kata Erdogan dikutip AFP.
Dia hanya memberikan catatan bahwa Turki bakal melindungi warga dan perbatasannya jika memang itu diperlukan. Erdogan menegaskan Turki menginginkan perdamaian dan keamanan. ”Tidak ada seorang pun yang harus menguji tekad kami dalam masalah ini,”katanya. Erdogan juga mempertanyakan usulan yang mengatakan bahwa serangan itu bisa saja merupakan sebuah kecelakaan. Dia menuturkan kalau peluru kendali Suriah telah jatuh di tujuh lokasi berbeda di Turki sejak krisis dimulai. ”Bahkan, hari ini (Kamis) pun ada rudal yang jatuh di Kota Hatay, Distrik Altinozu,” terangnya.
”Satu kali adalah kecelakaan.Tetapi bagaimana mungkin ini bisa disebut kecelakaan jika sudah terjadi delapan kali?” Parlemen Turki memberikan wewenang sebagai balasan terhadap serangan fatal Suriah pada Kota Akcakale.Parlemen Turki menyetujui rancangan undang-undang yang memberikan kewenangan pada militer untuk melakukan operasi lintas batas dengan Suriah.Parlemen juga menyepakati kalau militer Turki dapat menyerang berbagai sasaran di Suriah dalam waktu satu tahun.
Sebelumnya, serangan Suriah ke Akcakale menewaskan dua perempuan dan tiga anakanak. Turki membalas dengan menyasar sejumlah target di Suriah, untuk pertama kalinya sejak Suriah jatuh dalam krisis militer dan perang saudara 18 bulan silam. Utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Suriah mengatakan bahwa dua pejabat militer Suriah terluka dalam aksi balasan itu. Sementara itu, PBB mengecam keras serangan Suriah. Pernyataan Dewan Keamanan menyerukan pemerintah Suriah agar menghormati kedaulatan dan integritas teritorial negara-negara tetangga.
Pernyataan itu juga menyebutkan insiden tersebut menegaskan dampak parah krisis Suriah terhadap keamanan negara-negara tetangganya dan perdamaian serta stabilitas di kawasan. Washington menegaskan bahwa Turki telah melakukan tindakan ”cukup” dan ”proporsional” untuk menyerang balik Suriah.Namun, Gedung Putih meminta agar ketegangan tersebut tidak memicu eskalasi. ”Dari perspektif kita, respons yang dilakukan Turki cukup,” ujar Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Victoria Nuland.
Dia menegaskan bahwa serangan balasan Turki itu untuk memperkuat pertahanan agar serangan Suriah tidak terjadi kembali. Pentagon juga meminta agar eskalasi konflik diturunkan. ”Kami berharap ini tidak memicu konflik lebih luas.Kita berharap situasi semakin menurun,” kata Juru Bicara Pentagon George Little. Dia menegaskan bahwa AS mengecam tindakan Pemerintah Suriah di perbatasan Turki. ”Kami akan membeli Turki sebagai sekutu kami,”katanya.
Sementara itu,ribuan warga Turki di berbagai kota melakukan protes atas kemungkinan negara mereka terlibat peperangan dengan Suriah.Mereka menggelar aksi unjuk rasa antiperang, pada Kamis malam ribuan orang berkumpul di LapanganTaksim, Istanbul. Para demonstran menyerukan, ”Tolak perang! Perdamaian sekarang! Kami tidak akan menjadi tentara untuk imperialis!” Sejumlah spanduk yang dibawa pengunjuk rasa menuduh Partai Keadilan dan Pembangunan pimpinan Erdogan sebagai boneka AS.
”AS menginginkan Turki berperang melawan Suriah karena ada pemilu yang sebentar lagi di gelar di sana. (Presiden AS Barack) Obama tidak ingin mengirimkan pasukannya, jadi pasukan Turki sebagai alat mereka. Kami tidak ingin menjadi bagian dari pertempuran berdarah di Timur Tengah,” ujar Bedri Baykam, aktivis Turki, dikutip BBC. andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/532770/
Komentar