Suu Kyi Bisa Jadi Presiden Myanmar

YANGON– Presiden Myanmar Thein Sein akan menerima ikon demokrasi Aung San Suu Kyi sebagai presiden, jika rakyat memilihnya pada pemilu 2015. Thein Sein yang berbicara dalam acara Hardtalk, stasiun televisi BBC, menegaskan kemungkinan Suu Kyi menduduki jabatannya saat ini. “Apakah dia (Suu Kyi) akan jadi pemimpin bangsa kami, bergantung pada keinginan rakyat. Kalau rakyat menghendaki, saya juga harus menerimanya. Tidak ada masalah antara saya dan Aung San Suu Kyi. Kami telah bekerja sama,”katanya. Thein Sein merupakan mantan pemimpin junta militer yang berkuasa di Burma selama puluhan tahun. Kini dia memimpin transformasi politik dari rezim militer menjadi pemerintahan sipil. Tiga hari lalu, Thein Sein berpidato dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan mengucapkan selamat kepada Suu Kyi karena menerima penghargaan tertinggi pemerintah AS untuk warga sipil, Medali Emas Kongres AS. “Sebagai seorang warga Myanmar, saya memberi selamat padanya atas penghargaan yang dia terima di negeri ini sebagai pengakuan atas upayanya untuk demokrasi,”tuturnya. Thein juga menegaskan bahwa dia tidak dapat sendirian merobohkan tembok penghalang yang menyulitkan pemimpin demokrasi Myanmar itu menjadi presiden. Pasalnya, konstitusi Myanmar melarang siapa pun yang memiliki ikatan keluarga dengan warga negara asing, memimpin negara itu.Suu Kyi pernah menikah dengan akademisi asal Inggris dan memiliki dua putra yang sekarang tinggal di Inggris.Suu Kyi sebelumnya pernah menjalani tahanan rumah selama 15 tahun dan berkali-kali dijatuhi hukuman oleh rezim militer. “Saya sendiri tidak dapat mengubah konstitusi. Itu tergantung keinginan rakyat dan anggota parlemen,”tegas Thein dikutip AFP. Selain itu,Thein menegaskan bahwa militer Myanmar kemungkinan akan mempertahankan jatah kursinya di parlemen. Militer tetap memainkan peran utama dalam politik negeri itu.Militer masih menguasai seperempat kursi di parlemen.“ Konstitusi dengan jelas mengungkapkan tanggung jawab militer dan setiap sektor di parlemen. Kita tidak dapat memisahkan militer dari politik,” katanya. Pernyataan Thein Sein ini merupakan sikap paling ramah yang pernah ditunjukkan pemimpin politik Myanmar sejak rezim junta berakhir Maret 2011. Dia telah mendapatkan pujian internasional karena melakukan serangkaian reformasi di negaranya. Theintelahmembebaskanratusan tahanan politik dan mengizinkan Suu Kyi menjadi anggotaparlemensetelahpartainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), meraih sejumlah kursi pada pemilu sela April silam. Reformasi pemerintahan dan politik di Myanmar merupakan bagian upaya negara itu memperkuat pertumbuhan ekonomi. Myanmar juga berupaya menghilangkan sanksi ekonomi yang sudah bertahuntahun diberlakukan sejumlah negara Barat akibat represi politik di dalam negeri. Sebagai imbalannya,Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton menyatakan Washington akan melonggarkan sanksi larangan impor produk-produk Myanmar. Sejumlah sanksi lain juga dicabut AS dan negara-negara Barat lainnya.Washington menghentikan larangan investasi ke negara tersebut, tetapi embargo senjata tetap berlanjut. Hingga saat ini,Thein Sein terus berupaya agar semua sanksi ekonomi internasional terhadap Myanmar dicabut. Thein hingga saat ini masih menghadapi berbagai tantangan dalam melakukan transformasi dari rezim militer ke pemerintahan sipil. Sejumlah masalah seperti kekerasan yang masih terjadi antara militer dan pemberontak etnis, juga meresahkan dunia internasional. Berbagai kelompok hak asasi manusia mengecam kekerasan etnis yang sejak rezim junta telah menewaskan ribuan warga sipil. Saat ini masih terjadi kekerasan terhadap warga muslim Rohingya dan Rakhine Buddha. Presiden Myanmar berulang kali berjanji mengakhiri konflik dalam negeri tersebut. Namun tetap saja,Thein Sein dan Suu Kyi tidak dapat memberikan solusi nyata untuk masalah yang terjadi di negara bagian Rakhine. ●andika hendra m http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/531049/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford