Pesawat Jatuh, 19 Tewas
KATHMANDU– Pesawat yang mengangkut 19 orang menuju Puncak Everest, Nepal, kemarin jatuh dan hancur berkepingkeping. Tidak ada korban selamat dalam insiden itu. Pesawat itu lepas landas dari Kathmandu menuju Lukla,pintu gerbang menuju gunung tertinggi di dunia itu.Pesawat kecil bermesin ganda milik maskapai Sita Air itu jatuh di tepi sungai dekat bandara Kathmandu dan langsung terbakar. Enam belas penumpang dan tiga kru berada dalam pesawat.
Tujuh warga Inggris dan lima warga China termasuk korban tewas dalam pesawat tersebut. Empat penumpang Nepal dan tiga awak kabin dari Nepal juga dinyatakan tewas di lokasi kejadian. ”Pilot tampak mencoba mendarat dengan selamat di pinggir sungai, tetapi sekali pesawat terbakar,” kata juru bicara kepolisian Binod Singh kepada kantor berita AFP.
Meskipun penyebab kecelakaan belum jelas, Manajer Bandara Internasional Tribhuvan di Kathmandu, Ratish Chandra Lal Suman, mengungkapkan, setelah lepas landas petugas memperingatkan pilot karena melakukan manuver yang tidak lazim. ”Pilot menjawab kalau pesawatnya menabrakseekorburung,” imbuhnya. Para saksi mata mendeskripsikan teriakan para penumpang dan melihat api yang berasal dari salah satu sayap pesawat sebelum jatuh ke jurang sungai.
”Kita mendengar orang di dalam pesawat berteriak. Tetapi, kita tidak dapat menyiramkan air ke pesawat karena kita khawatir mesin pesawat bakal meledak,” kata Tulasha Pokharel, 26, seorang ibu tangga.Pokharel mengaku takut jika pesawat itu justru menabrak rumahnya. Petugas darurat telah mengumpulkan sebanyak 19 jenazah. Ribuan orang berkumpul di sekitar lokasi jatuhnya besar yang berjarak kurang dari 1 km dari Bandara Kathmandu.
”Pesawat itu terbakar.Nyala api itu mencapai 20 meter. Saat awal tiba di lokasi, api itu menyulitkan proses penyelamatan,” kata Bhagwan Bhandari, petugas polisi. Kecelakaan pesawat itu merupakan keenam kalinya dalam dua tahun terakhir.Kecelakaan pesawat kecil sering terjadi di pegunungan Nepal. AFP menghitung 95 orang meninggal dalam dua tahun terakhir.
Pada Mei silam,15 orang tewas dalam kecelakaan pesawat Agni Air dalam pendaratan di sebuah bandara di bagian utara negara itu. Pada September 2011,19 orang tewas ketika pesawat Budha Air jatuh saat berkeliling Puncak Everest. Faktor keselamatan penerbangan yang jarang mendapat perhatian menjadi masalah utama. ”Catatan mengenai jam terbang pesawat tidak pernah diurus. Maskapai juga tidak melaksanakan pemeliharaan secara rutin,” kata Toya Dahal, pakar keselamatan penerbangan dari Inisiatif untuk Keselamatan Penerbangan di Nepal.
Dahal juga meragukan laporan tabrakan dengan seekor burung mampu menyebabkan pesawat jatuh. ”Pesawat itu memiliki mesin ganda yang dapat mendarat dengan selamat setelah menabrak burung.Jika salah satu mesin rusak, mesin lainnya dapat mendukung pesawat tersebut,”ujarnya. Kecelakaan pesawat itu bencana kedua bagi para pendaki di Nepal.Pada Minggu (23/9), delapan orang tewas akibat badai salju di Puncak Mansalu,Nepal.
Salah satu kelompok petualang Puncak Everest, atau dikenal Sherpa, mengungkapkan banyak turis Inggris yang kerap menuju wilayah Khumbu, puncak Everest dan puncak lainnya. ”Kecelakaan ini dapat memicu pertanyaan mengenai keselamatan dan berdampak terhadap pariwisata di negara ini,”kata Ang Tshering Sherpa yang mengelola Asian Trekking dikutip Reuters. Sementara, menurut pendaki gunung Alan Hinkes, landasan di Lukla merupakan lokasi paling sering terjadi kecelakaan pesawat. ”Sangat sulit untuk melakukan operasi penyelamatan,” kata pendaki asal Inggris itu,dikutip BBC. andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/530740/
Komentar