Konflik Suriah-Turki Perketat Keamanan Perbatasan
REYHANLI – Pemerintah Turki kemarin memperketat keamanan di perbatasan dengan Suriah. Langkah itu dilakukan untuk membendung pengungsi Suriah dan pemberontak memasuki wilayah Turki.
Aparat keamanan Turki juga mengusir para pemberontak agar kembali ke Suriah. “Polisi telah datang ke tempat tinggal kami,” kata Hassan, imigran ilegal asal Suriah, di kota perbatasan, Reyhanli, Turki. Hassan tinggal bersama 20 pemberontak Suriah dan beberapa orang yang terluka. Dia menegaskan, rumahnya merupakan tempat peristirahatan bagi para pemberontak dan pengungsi ilegal di malam hari.
Sebelumnya kedatangan para pemberontak dan pengungsi di Reyhanli, Provinsi Hatay,datang ke Turki dengan bebas. Tapi, perubahan yang drastis dengan penutupan perbatasan itu menjadikan pergerakan mereka menjadi terhambat. “Polisi memberikan waktu selama 24 jam kepada kami agar pergi,” kata Hassan dikutip AFP. “Siapa yang tidak memiliki visa harus pergi ke kamp pengungsi. Yang lain harus kembali ke Suriah.
” Dia menambahkan, siapa yang memiliki izin tinggal dapat meninggalkan Provinsi Hatay dan tinggal di wilayah lain di Turki. Turki secara resmi menampung 80.000 pengungsi di puluhan kamp yang terkonsentrasi di Provinsi Hatay. Selain itu, ribuan imigran ilegal Suriah harus tinggal di tempat penampungan yang tidak layak huni.Sebagian besar pengungsi adalah muslim Suni. Selama tiga pekan terakhir, militer Turki telah meningkatkan patroli di sepanjang perbatasan dengan Suriah.
“Itu berarti kami harus melintas ke Turki pada malam hari.Tanpa rokok, tanpa ponsel, dan tanpa suara,” kata seorang pengungsi. “Itu dilakukan agar tidak ditangkap.” Secara resmi,Ankara membantah sikap kasar terhadap pengungsi.Turki berkilah mereka hanya meningkatkan keamanan. “Kebijakan kita terhadap Suriah tidak berubah,” ujar seorang petugas di Badan Bencana Turki (Afad) yang enggan disebutkan namanya.
“Saya pastikan kalau tingkat keamanan bakal ditingkatkan dibandingkan sebelumnya.” Sementara di Suriah,Utusan Liga Arab-Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Suriah,Lakhdar Brahimi,bertemu Presiden Bashar al- Assad dan kelompok oposisi. Kunjungan Brahimi itu adalah pertama kalinya ke negeri yang dilanda perang itu. Dia juga bertemu Duta Besar Iran untuk Suriah, Mohammed Reza Shibani.“Mewujudkan perdamaian di Suriah merupakan suatu yang hampir mustahil,” kata Brahimi kepada BBC. ● andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/526652/
Komentar