Kapal China Siaga di Senkaku

TOKYO– Tiga kapal milik pemerintah China kemarin berada di wilayah sengketa kepulauan Diaoyu atau Senkaku. Aksi Beijing itu dilaporkan Pasukan Penjaga Pantai Jepang. China tampaknya ingin menegaskan klaimnya ataskepulauan yang dibeli oleh pemerintah Tokyo tersebut. Penempatan kapal-kapal China itu dilakukan sehari setelah Beijing menunda peringatan 40 tahun hubungan diplomasi China-Jepang.Langkah Beijing itu juga dilakukan setelah Perdana Menteri (PM) Jepang Yoshihiko Noda memperingatkan dampak ekonomi akibat konflik tersebut. “Dua kapal pemantau maritim dan satu kapal patroli perikanan berada di wilayah Uotsurijima, pulau terbesar di Kepulauan Senkaku,”ungkap Pasukan Penjaga Pantai Jepang. Warga Jepang menyebut kepulauan itu Senkaku, sedangkan China menyebutnya Diaoyu. Tiga kapal itu memang bukan milik Angkatan Laut (AL) China,tetapi di bawah otoritas Biro Kelautan Negara yang menjadi bagian Kementerian Pertahanan dan Sumber Daya Mineral China. Tugas mereka ialah penegakan hukum di kawasan perairan China.Sedangkan kapal patroli nelayan itu di bawah Kementerian Pertanian China dan bertanggung jawab dalam penerapan kebijakan perikanan dan maritim. Penjaga Pantai Jepang menyebutkan enam kapal China lainnya berada di perairan dekat Senkaku atau wilayah yang sesuai hukum internasional sepanjang 12 mil laut di luar garis pantai. Juru Bicara Pemerintah Jepang Osamu Fujimura menegaskan, Jepang memprotes keras masuknya kapal-kapal China di wilayah sengketa tersebut. Dia menegaskan, protes itu bakal disampaikan melalui jalur diplomasi. Dengan insiden baru tersebut, lebih dari 14 kapal milik pemerintah China tercatat telah memasuki wilayah sengketa dalam satu pekan terakhir. Beijing mengirimkan kapal pertama kali pada 11 September lalu setelah Tokyo mengumumkan pembelian tiga pulau di Senkaku. Pengamat mengatakan, nasionalisasi pulau-pulau itu oleh pemerintah Jepang dilakukan untuk mencegah pembelian pulau-pulau itu oleh Gubernur Tokyo yang ingin mengembangkannya. Pemerintah China yang mengklaim wilayah itu sebagai bagian kedaulatannya mengecam keras langkah tersebut. Demonstrasi anti-Jepang pun meluas di China dalam beberapa pekan terakhir. China pada Minggu (23/9) mengumumkan menunda peringatan 40 tahun normalisasi hubungan diplomatik dengan Jepang. Tokyo kemarin menyebut penundaan itu sebagai langkah yang mengecewakan. “Sangat penting bagi kita untuk memperdalam strategi dan kerja sama yang saling menguntungkan antara Jepang dan China tanpa mengabaikan kejadian tertentu yang memberikan dampak buruk dalam hubungan keduanya,” kata Fujimura, dikutip AFP. Sementara itu, Jepang kemarin memastikan akan mengirimkan Wakil Menteri Luar Negeri Chikao Kawai ke China dalam kunjungan dua hari. Langkah itu untuk mendinginkan temperatur ketegangan kedua pihak.Kawai bakal bertemu para pejabat China untuk mendiskusikan kerja sama bilateral dan situasi terkini. ●andika hendra m http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/529428/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford