JEJAK LANGKAH - Tumbuh dari Keluarga Petani, Bermimpi Jadi Presiden
Menjadi pemimpin Palestina merupakan ambisi dan impian lain yang diinginkan Bashaer Othman.Gadis kelahiran 24 Agustus 1996 ini tak sungkan menyebut dirinya berkeinginan menjadi presiden Palestina.
Selama ini,cita-citanya hanya menjadi seorang diplomat yang dapat membantu mewujudkan perdamaian dan berdirinya negara Palestina yang bebas dari penjajahan Zionis Israel. “Tentu sebagai orang yang memiliki ambisi dan cita-cita,saya memiliki keinginan yang lebih tinggi. Menjadi seorang pemimpin negara Palestina menjadi harapan semua orang di Palestina,”kata gadis berjilbab ini.
Hanya,harapan itu tidak akan mudah diwujudkan.Bashaer masih terganjal undang-undang (UU) yang membatasi usia seseorang untuk maju sebagai seorang pemimpin.“Saya berhadapan dengan undang-undang yang mensyaratkan pemimpin Palestina harus berusia 40 tahun,”terang gadis yang berbicara dengan penuh percaya diri itu.“Kalau saatnya tiba dan UU mendukung, yaitu pemimpin dapat berusia 30 tahun,serta ada pihak-pihak yang mendukung, kenapa tidak (mencalonkan diri jadi presiden)?”
Bashaer mengaku tetap percaya diri bakal menjadi presiden perempuan di Palestina pada waktu mendatang. Dia juga mengabaikan perihal dinasti politik yang kerap menjadi syarat untuk memperoleh dukungan agar mendapatkan kekuasaan.Dia tidak mempermasalahkan status keluarganya sebagai keluarga biasa. “Ayah saya merupakan seorang petani.Saya tidak memiliki keluarga yang terjun ke dunia politik,” katanya.
Namun,siswi kelas 1 SMA ini mengaku tetap mendapatkan dukungan dari keluarganya. “Toh,apa yang saya lakukan itu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat nantinya, ”imbuh dia. Untuk menjadi seorang pemimpin Palestina,dia telah merintis sejak saat ini.Ia memulainya dengan aktif di berbagai organisasi kepemudaan. “Saya telah bergabung dengan organisasi kepemudaan selama dua tahun,”jelasnya.
Pengalaman sebagai wali kota juga membulatkan tekad dan semangatnya untuk memimpin wilayah yang kerap disebut sebagai pusat konflik dunia itu.Dengan pengalaman memimpin kota kecil Allar,dia mampu mendapatkan gambaran bagaimana sebenarnya seorang pemimpin bekerja.Dia pun dapat memandang nantinya apa saja yang bakal dilakukan seorang pemimpin Palestina.
Sebagai seorang calon pemimpin, Bashaer telah menyiapkan diri dengan ilmu.Dia mengaku kerap mengikuti pelatihan kepemimpinan.“Saya diajari bagaimana berpidato dan meyakinkan orang.Saya juga diajari berdiplomasi dan berbuat baik kepada banyak orang,”tuturnya.
Tokoh pemimpin dunia yang menginspirasi Bashaer adalah Yasser Arafat dan Soekarno. “Soekarno merupakan pemimpin dunia yang mendukung kemerdekaan Palestina.Soekarno dikenal warga Palestina karena menganggap Palestina sebagai kelompok yang berhak mendirikan negara,”terangnya.Selain itu,dia menyukai gaya berpidato Hitler. “Saya suka Hitler karena kekuatan kepemimpinan dan kepribadian yang kuat,”paparnya.
Mengenai idola dari kalangan politisi perempuan,Bashaer memfavoritkan Hanan Ashrawi. Hanan merupakan penasihat Presiden Palestina Mahmoud Abbas.Hanan juga banyak terlibat dalam penyelesaian persoalan Palestina di luar negeri. ● andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/526981/
Komentar