Iran dan Suriah Jadi Sorotan PBB
NEW YORK – Para pemimpin Barat dan Arab meningkatkan tekanan terhadap Iran dan Suriah dalam Sidang Umum PerserikatanBangsa- Bangsa(PBB). Amerika Serikat (AS),Prancis dan Qatar, menggunakan kesempatan Sidang Umum PBB untuk mendorong aksi internasional terhadap Iran dan Suriah.
Dalam pidatonya di Sidang Umum PBB, Obama berjanji menjauhkan Iran dari kemampuan persenjataan nuklir. “Program nuklir Iran menjadi ancaman pemusnahan Israel, keamanan bangsa-bangsa Teluk dan stabilitas ekonomi global. Atasalasanitulahkenapa AS harus mencegah Iran untuk mendapatkan senjata nuklir,” ungkap Obama,dikutip AFP.
Obama menyatakan ingin menyelesaikan krisis program nuklir Iran melalui diplomasi tetapi mengingatkan bahwa waktu yang tersedia terbatas. Menurut Obama,setelah beberapa waktu Iran gagal menunjukkan bahwa program nuklirnya untuk tujuan damai dan negara itu gagal memenuhi kewajibannya terhadap PBB. Selain isu Iran,konflik di Suriah juga menjadi topik utama yangdibahasparapemimpindunia.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengecam aksi kekerasan berdarah di Suriah.Dia meminta negara-negara lain mengesampingkan perbedaan dan bersatu dalam isu Suriah. “Komunitas internasional seharusnya tidak membiarkan kekerasan melebar tanpa kontrol. Kita harus menghentikan kekerasan dan menyiapkan transisi pemerintahan Suriah secepat mungkin,”kata Ban. Adapun,Emir Qatar Sheikh Hamad bin Khalifa Al-Thani mendukung oposisi Suriah menyerukan intervensi militer Arab ke Suriah.
“Lebih baik negara Arab sendiri yang mengintervensi karena alasan kemanusiaan, politik,dan militer.Itu dilakukan untuk menghentikan aksi kekerasan berdarah,” katanya di depan Sidang Umum PBB. Presiden Prancis Francois Hollande meminta PBB mendeklarasikan “zona pembebasan” di semua wilayah yang dikuasai oposisi Suriah. Zona itu diperuntukkan bagi bantuan kemanusiaan dari pihak asing.
Adapun, Obama menegaskan bahwa rezim pemerintahan Presiden Suriah Bashar al- Assad harus mengakhiri penderitaan rakyatnya. Obama membuka pidatonya dengan menyampaikan penghormatan kepada Duta Besar AS untuk Libya, Chris Stevens, yang tewas di Benghazi pada awal bulan ini. Obama mengatakan,AS akan terus berusaha memburu para pelaku dan membawa mereka ke pengadilan. Presiden Amerika juga kembali mengatakan pemerintah AS tidak terkait dengan film propaganda anti-Islam yang dibuat di Negeri Paman Sam.
“Saya telah menegaskan bahwa AS tidak mempunyai kaitan dengan video itu. Saya percaya pesan video itu ditolak oleh semua pihak yang menghormati nilai-nilai kemanusiaan,” kata Obama. Sementara, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dalam kesempatan itu mengutip Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, “Setiap orang harus menerapkan moralitas dan ketertiban publik.Kebebasan berekspresi itu tidak mutlak.” andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/530238/
Komentar