China-AS Jajaki Hubungan Militer
BEIJING – China dan Amerika Serikat (AS) menjajaki upaya mempererat hubungan militernya dalam pertemuan antara Wakil Presiden China Xi Jinping dan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Leon Panetta di Beijing kemarin.
Ini pertemuan resmi pertama Xi dengan pejabat asing setelah dua pekan tidak muncul di depan publik. Sempat muncul rumor bahwa Xi tidak muncul ke publik karena menderita sakit tertentu,mulai dari sekadar cedera punggung hingga penyakit mematikan. Dalam pertemuan itu, Xi tampak tersenyum kepada Panetta.
“Pertemuan ini mengingatkan saya atas kunjungan saya ke AS Februari silam.Saya percaya kunjungan Anda bakal membantu peningkatan hubungan pemerintah dan pemerintah, militer dan militer di antara kedua negara,” kata Xi saat konferensi pers bersama Panetta kemarin,dikutip AFP. Xi juga menyoroti konflik maritim antara China dan Jepang untuk memperebutkan wilayah di Kepulauan Diaoyu. Xi menyatakan bahwa keputusan Jepang membeli kepulauan itu sebagai sebuah lelucon. Menurutnya,Tokyo harus mengendalikan perilakunya.
“Jepang harus mengendalikan perilakunya dan menghentikan setiap perkataan serta aksi yang merusak integritas wilayah dan kedaulatan China,” tutur Xi,dikutip Xinhua. Adapun Panetta memaparkan bahwa kunjungannya ke China untuk mempromosikan hubungan keamanan antara dua kekuatan di Pasifik. Juru bicara Pentagon,George Little, mengungkapkan diskusi antara dua tokoh penting selama satu jam itu berlangsung konstruktif dan lancar. “Mereka membicarakan berbagai isu, mulai Korea Utara (Korut) hingga resolusi damai dalam menyelesaikan ketegangan teritorial,” kata Little, dikutip Reuters.
Kunjungan Panetta itu bertepatan saat China dan Jepang berkonflik memperebutkan wilayah kepulauan Diaoyu atau Senkaku di Laut China Timur. Demonstrasi anti-Jepang semakin marak di China dalam beberapa hari terakhir. China menganggap Jepang semakin berani mengklaim kepulauan sengketa tersebut karena dukungan kuat AS yang telah mengalihkan fokus militernya ke Asia-Pasifik. Namun, Panetta dalam pidatonya di depan para calon perwira Akademi Militer China itu menjelaskan AS tidak bermaksud mengepung China.
“Perluasan pertahanan rudal AS di Asia ditujukan untuk Korea Utara (Korut), bukan China. Penguatan hubungan pertahanan AS dengan sekutu di kawasan untuk menguatkan sistem keamanan yang membantu kemajuan China,”kata Panetta. “Penyeimbangan kembali kami ke wilayah Asia-Pasifik bukan upaya untuk membendung China. Upaya itu justru menggandeng China dan memperluas peranannya di Pasifik. Itu bakal menciptakan model baru dalam hubungan dua kekuatan Pasifik,”ungkapnya.
Dalam isu pulau sengketa, Panetta kembali menegaskan bahwa AS tidak mengambil sikap. “Washington dan Beijing tidak selalu sepakat terhadap semua isu. Sangat penting untuk melihat ketidaksepakatan itu di mana kita dapat bekerja sama lebih erat lagi,”katanya. Menurut Panetta, semua pihak tidak boleh membiarkan perbedaan yang ada justru membutakan kesempatan besar yang ada.“Jika kita bekerja sama, kita dapat memecahkan solusi bersama,”ujarnya Sementara itu,demonstrasi anti-Jepang di Beijing dan kota lainnya di China kemarin berkurang.
Kondisi ini seiring upaya pemerintah Tokyo dan Beijing untuk menurunkan intensitas konflik. Tidak ada kerumunan massa di luar Kedutaan Besar (Kedubes) Jepang di Beijing kemarin. Polisi juga meminta masyarakat menghindari kawasan itu. Namun, aparat keamanan bersenjata masih disiagakan di luar kompleks Kedubes Jepang. Kedubes Jepang di Beijing menyatakan bahwa kepolisian China menyampai pesan khusus bahwa masyarakat tidak boleh berdemonstrasi di kedubes dan harus bekerja sama dengan aparat keamanan.
Kepolisian di seluruh wilayah China juga menulis status di situs jejaring sosial Weibobahwa siapa pun yang melakukan aksi demonstrasi bakal ditangkap. Jepang dan China memperebutkan kepulauan yang disebut Senkaku di Negeri Sakura dan Diaoyu di Negeri Panda. Kepulauan itu diperkirakan memiliki kandungan minyak yang melimpah.Konflik maritim telah menghiasi hubungan diplomatik kedua negara selama beberapa tahun terakhir. andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/528145/
Komentar