Sekjen PBB Hadiri KTT Non-Blok
NEW YORK – Sekjend Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon bakal menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Gerakan Non-Blok di Teheran pada pekan depan.
“Ban akan menyampaikan kepedulian nyata dan ekspektasi komunitas internasional dalam program nuklir Iran, terorisme, Hak Asasi Manusia dan perang sipil di Suriah,” kata Juru Bicara PBB Martin Nesirky dikutip AFP. Dia menambahkan Sekjend PBB bertanggungjawab serius agar PBB menjalankan kerja diplomatik dengan semua anggotanya demi kepentingan perdamaian dan keamanan.
Menurut Nesirky, Ban sangat paham mengenai sensitivitas kunjungannya ke Iran itu. “Tapi, dia juga sangat paham mengenai tanggungjawabnya kepada Sekjend PBB,” katanya. Dia mencatat bahwa Gerakan Non-Blok beranggotakan dua pertiga dari seluruh anggota PBB. Apalagi, sebanyak 30 kepala negara dan pemeirntahan dijadwalkan bakal menghadiri KTT yang berlangsung pada 30-31 Agustus itu.
Nesirky mengatakan Ban bakal berdiskusi dengan jujur mengenai krisis Suriah. “Ban menganggap Iran sebagai bagian dari solusi krisis Suriah. Isu itu bakal menjadi topik hangat,” katanya. “Dengan kehadiran Ban, maka dia akan memperluas kepedulian komunitas internasional terhadap semuanya isu. Dengan demikian, semuanya bakal menjadi lebih jelas,” imbuh Nesirky.
Ban bakal berada di Teheran dari 29-31 Agustus. Dia bakal menggelar pertemuan tertutup dengan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad. Dia juga berharap dapat berdiskusi dengan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Upaya Ban itu tetap dilaksanakan meski mendapatkan tentangan dari Israel dan Amerika Serikat (AS). Menurut Nesirky, Ban mengabaikan kritikan tersebut.
Sebelumnya, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada Ban bahwa jika dia menghadiri KTT Iran itu bakal menjadi “kesalahan besar. Hal senada juga diungkapkan Duta Besar AS untuk PBB, Susan Rice, yang menasehati Ban agar tidak pergi ke Teheran.
Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Victoria Nuland mengatakan pada pekan ini bahwa bakal suatu hal yang “aneh” jika Ban menghadiri KTT Teheran itu. “Kita, sejujurnya, tidak berpikir bahwa Iran bakal melaksanakan KTT itu,” kata Nuland.
KTT Gerakan Non-Blok kali ini agak menjadi rumit karena digelar di Teheran. Iran merupakan pusat dari perhatian internasional karena program nuklirnya. Belum lagi, Teheran juga dituding memasok senjata untuk Presiden Suriah Bashar al-Assad. Iran dianggap sebagai musuh bebuyutan Israel dan kedua belah pihak pun kerap melancarkan ancaman.
Gerakan Non-Blok itu memiliki 119 negara dan otoritas Palestina. Presiden Mesir Muhammad Morsi, Pemimpin Kuba Raul Castro dan PM India Manmohan Singh dijadwalkan menghadiri KTT itu. “Itu merupakan organisasi internasional besar dan Ban tidak memiliki pilihan lain untuk menghadiri KTT itu mengingat kepentingannya,” kata salah satu diplomat PBB yang tidak disebutkan nama.
Sementara itu, Kepala Negara Korea Utara (Korut), Kim Young-nam, akan menghadiri konferensi tingkat tinggi Gerakan Non-Blok di Teheran pada pekan depan.Kepastian kehadiran Kim Yong-nam di forum KTT Non-Blok diumumkan kantor berita resmi Korut KCNA kemarin. KCNA juga membantah bahwa pemimpin tertinggi Korut Kim Jong-un bakal berkunjung ke Iran. Rencana kunjungan Kim Jong-un ke Iran tersebut ramai diberitakan berbagai media di Korea Selatan (Korsel).
Kim Young-nam menjabat sebagai ketua parlemen dan menjadi pelaksana tugas kepala negara karena pendiri Korut, Kim Il-sung telah diangkat menjadi “presiden abadi”. Kim Yong-nam juga akan melakukan kunjungan resmi ke Iran atas undangan Presiden Ahmadinejad. Baik Korut maupun Iran sama-sama terkena sanksi internasional terkait program nuklir mereka. (andika hendra m)
Komentar