Pasukan Assad Total Serang Aleppo

DAMASKUS - Kota Aleppo di Suriah kembali dibombardir oleh pasukan Presiden Bashar al-Assad. Serangan itu menyebabkan pasukan oposisi semakin terpojok, tetapi mereka mengklaim berhasil melakukan perlawanan berarti. Pasukan Assad mengklaim telah merebut sejumlah distrik yang dikuasai pasukan pemberontak di Aleppo. Sejumlah wilayah kota itu dilaporkan menjadi sasaran serangan, termasuk tembakan dari helikopter tempur. Pertempuran itu dikonsentrasikan di distrik strategis Salaheddine. Aleppo adalah kota terbesar Suriah dan Salaheddine dianggap sebagai rute logistik penting untuk tentara pemerintah yang datang dari selatan. Media pemerintah Suriah bersikeras bahwa tentara kini menguasai distrik itu dan melaporkan bahwa ratusan tentara bayaran teroris telah ditangkap atau dibunuh. “Perang terjadi di jalanan. Pemberontak berhasil memukul mundur pasukan Assad yang kini ditarik mundur. Salaheddine kini dikuasai pemberontak,” kata Omar, seorang aktivis, kepada Reuters. Tetapi Pasukan Pembebasan Suriah (FSA) mengatakan mereka telah melakukan serangan balik dan merebut kembali distrik itu. Mereka mengklaim bahwa pasukan pemerintah telah mundur setelah menderita kekalahan besar dengan tank serta kendaraan lapis baja mereka hancur. “Selama satu setengah jam, FSA melakukan serangan balik dan kembali menguasai jalanan,” kata Wassel Ayub, komandan FSA kepada AFP. Aleppo merupakan kota terbesar kedua di Suriah setelah Damaskus. Itu merupakan kota bisnis yang menjadi simbol penting dalam perjuangan revolusi. Jarak Aleppo hanya 40 kilometer dari perbatasan Turki. Jika pemberontak berhasil menguasai Aleppo, maka pasokan senjata dari Turki bakal lebih mudah. Al Jazeera melaporkan Aleppo merupakan kota yang sangat penting bagi pemberontakan atau pun pasukan Assad. 60-70% ekonomi Suriah bergantung di Aleppo. Kini, Aleppon bak kota mati, ekonomi Suriah pun mati. Pemantau Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) mengungkapkan 22 orang tewas di Suriah akibat pertempuran itu, sembilan di antaranya sembilan warga sipil dan lima pemberontak di Aleppo. Kekerasan yang terjadi di Suriah pada Rabu telah menewaskan 167 orang, termasuk 95 warga sipil, 54 tentara dan 18 pemberontak. Pertempuran itu saat Iran bersiap menjadi tuan rumah konferensi untuk membahas krisis Suriah. Iran mengatakan konferensi itu akan dihadiri oleh negara-negara dengan posisi realistis terhadap krisis di Suriah. Tetapi belum diketahui negara mana saja yang akan menghadiri acara itu. Pemerintahan negara-negara Barat menyatakan pesimisme mereka bahwa Teheran dapat menjadi mediator, karena hubungan dekat Iran dengan Presiden Assad. Menurut Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, konferensi para menlu di Teheran bakal menjadi pertempuran bagi negara-negara yang memiliki posisi realistik dan benar mengenai konflik Suriah. “Konferensi itu bakal menjadi kesempatan untuk menggantikan pertempuran militer dengan solusi politik, yakni pendekatan yang asli untuk menyelesaikan ketegangan,” katanya dikutip BBC. Kemudian Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi menegaskan 13 hingga 13 negara dari Asia, Afrika dan Amerika Latin bakal ikut ambil bagian dalam konferensi tersebut. Salehi menegaskan negaranya berusaha menghidupkan rencana perdamaian Kofi Annan yang telah mengundurkan diri. Kementerian Luar Negeri Kuwait menegaskan tidak akan mengirimkan perwakilannya ke konferensi Iran. Lebanon juga tidak akan menghadiri konferensi itu. Rusia hanya mengirimkan duta besarnya saja, bukan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov. Pastinya, negara yang hadir pada konferensi Iran itu adalah negara-negara yang dekat dengan Teheran dan Damaskus. Negara-negara Barat tetap skeptis mengenai Iran yang berfungsi memainkan peranan sebagai mediator perdamaian di Suriah. Pasalnya, Barat memandang Iran memiliki kepentingan untuk mempertahankan posisi Assad agar tetap menguasai Suriah. Apalagi, pada awal pekan ini, Kepala Keamanan Iran Saeed Jalili telah mengujungi Assad di Damaskus dan berjanji untuk memberikan dukungan penuh. (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford