Megaryef Pimpin Kongres Nasional Umum

TRIPOLI – Kongres Nasional Umum (GNC) telah memilih Mohamed al-Megaryef sebagai ketua pada Kamis malam (9/8) waktu setempat. Megaryef dikenal sebagai seorang penentang mantan diktator Muammar Khadafi dan lebih berpihak kepada partai-partai Islam. AFP melaporkan Megaryef yang pernah memimpin Front Penyelamatan Nasional Libya (LNSF) di pengasingan selama Khadafi berkuasa itu meraih 113 suara di GNC melawan kubu liberal yakni Ali Zidane dengan perolehan 85 suara. Dia dianggap mewakili semua kepentingan karena dianggap sebagai tokoh Islam moderat. Pemilihan itu dilakukan setelah Dewan Transisi Nasional (NTC) Libya pada Rabu (8/8) lalu menyerahkan kekuasaannya kepada lembaga baru yang dipilih pada 7 Juli lalu. Peralihan kekuasaan itu sebagai simbol transisi damai setelah penggulingkan Khadafi yang telah berkuasa selama 40 tahun. Megaryef yang lahir pada 1940 di Benghazi itu dipilih menjadi ketua GNC mewakili kelompoknya Partai Front Nasional (NFP). NFP merupakan pengembangan dari LNSF yang pernah didirikannya di pengadingan. Dia merupakan ekonom lulusan Inggris yang pernah memiliki posisi pada rezim Khadafi pada 1970an. Pada 1980, dia memilih mundur dari jabatan duta besar untuk India dan bergabung dengan kubu oposisi Libya di pengasingan. Lebih dari 20 tahun, kehidupan Megaryef selalu diburu oleh para agen intelijen Khadafi. Selama itu pula, dia memilih berlindung di Amerika Serikat (AS) sebagai pencari suaka politik. Dia memilih kembali ke Libya setelah revolusi berhasil menumbangkan Khadafi. Masa depan Libya kini berada di tangan Megaryef. Lembaga yang dipimpinnya bakal memilih pemerintahan sementara yang akan mengambil alih tampuk kekuasaan dari NTC. GNC juga bakal memilih Perdana Menteri. Pemerintahan sementara itu bakal berjalan hingga pemilu digelar. Sebelumnya rakyat Libya memilih badan legislatif yang beranggotakan dari partai dan perwakilan independen pada bulan lalu. 200 anggota dewan itu terdiri dari beberapa blok yang mewakili ideologinya masing-masing. Koalisi dan kerjasama menjadi suatu hal yang harus dilaksanakan untuk mencapai konsensus. Koalisi liberal memegang 80 kursi yang dipimpin mantan Perdana Menteri (PM) Mahmud Jibril. Partai Pembangunan dan Keadilan (JCP) berhaluan Ikhwanul Muslimin itu meraih 17 kursi. Selain itu, lembaga itu juga terdiri dari 100 orang perwakilan, terdiri 60 dari timur dan 40 dari selatan Libya. Terpilihnya Megaryef dikarenakan kedekatannya dengan JCP dan perwakilan independen. Hanya saja, kubu JCP tidak menganggap terpilihnya Megaryef sebagai kemenangan pihaknya. (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford