Kerusuhan Afrika Selatan- Lonmin Cabut Ancaman Pemecatan
JOHANNESBURG — Perusahaan tambang raksasa, Lonmin, telah menangguhkan ancaman pemecatan terhadap para pekerja yang ikut dalam aksi demonstrasi.
Pencabutan ancaman itu setelah aksi kekerasan berdarah yang terjadi pada pekan lalu. Keputusan Lonmin itu setelah Pemerintah Afrika Selatan meminta perusahaan itu membatalkan ultimatum yang akan memecat para pekerja jika mereka tidak mengakhiri demonstrasi dengan tenggat waktu Selasa (kemarin). Tekanan itu membuat Lonmin harus mengikuti tekanan pemerintah. Mark Munroe,Wakil Presiden Eksekutif Lonmin, menegaskan bahwa pemecatan ribuan pekerja tidak akan menurunkan ketegangan.
“Saya pikir jika Lonmin mengabaikan tenggatwaktudanultimatum( pemerintah) dan mengatakan akan memecat semua orang jika tidak ada yang datang bekerja, maka itu tidak akan memberikan kontribusi terhadap lingkungan yang makin stabil,”katanya dikutip BBC. Berdasarkan laporkan African Press Association, Lonmin menyebutkan bahwa 33% dari 28.000 pekerjanya kemarin telah kembali bekerja.
“Setelah berkonsultasi dengan sejumlah perwakilan buruh, perusahaan (Lonmin) bisa juga mengumumkan para pemogok ilegal yang tidak kembali bekerja pagi ini (Senin, 20/8) tidak akan dipecat dan diberikan hari tambahan terkait situasi saat ini,” papar Lonmin dalam pernyataan yang dikeluarkan pada Senin (20/8), seperti dilansir Al Jazeera. Seorang menteri di kabinet pemerintahan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma, Collins Chabane, menegaskan bahwa Lonmin telah sepakat menun0 da ultimatumnya dan mulai berunding dengan pemerintah.
“Saya pikir kita harus mencoba untuk menurunkan emosi di semua pihak dan mencari solusi paling masuk akal untuk menyelesaikan masalah ini,” katanya dikutip AFP. Sementara, anggota partai oposisi menunjungi tambang Lonmin di Provinsi North West. “Kami mendengar para pekerja sangat memberikan perhatian penuh.Kami telah mencoba memahami situasi.Kami akan berada pada posisi yang tepat untuk memberikan pertanyaan mengenai masalah ini,” kata pemimpin Gerakan Demokrasi Bersatu (UDM) Bantu Holomisa.
Pada pekan lalu polisi menembak mati 34 demonstran di tambang Marikana. Sebanyak 3.000 pekerja tambang melakukan mogok massal selama satu pekan lebih untuk menuntut kenaikan gaji. andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/520736/
Komentar