Kebakaran Kilang Minyak - Api Belum Berhasil Dijinakkan

PUNTO FIJO – Hingga kemarin, petugas pemadam kebakaran Venezuela terus berjuang memadamkan api yang menghanguskan kilang minyak terbesar di negara itu. Kebakaran masih terjadi di beberapa fasilitas kilang minyak itu, meskipun Presiden Hugo Chavez melakukan pemantauan langsung terhadap tragedi yang menewaskan 41 orang itu. Upaya pemadaman itu masih berlangsung, setelah lebih dari 30 jam api membakar kilang minyak milik perusahaan milik negara Petroleos de Venezuela (PDVSA). Para petugas masih berusaha memadamkan dua dari sembilan kilang minyak yang terbakar. Menurut Wakil Presiden Venezuela Elias Jaua, angin kencang cukup menyulitkan para petugas pemadam kebakaran untuk memadamkan api.Asap hitam kebakaran tangki kilang minya itu dapat dilihat beberapa kilometer dari lokasi kejadian. “Situasi dapat dikendalikan,” kata Jaua dikutip AFP. Sementara itu,Presiden Chavez berjanji menggelar investasi atas tragedi yang terjadi pada Sabtu (25/8) itu. Anehnya, dia menyalahkan laporan yang menyebutkan adanya kurangnya perawatan dan pemeliharaan kilang minyak terbesar di dunia itu.“Beberapa filosof mengungkapkan— saya tidak mengetahui siapa––tapi kehidupan harus jalan terus,”kata Chavez. Sementara itu, jumlah korban tewas mencapai 41 orang pada Minggu ( 26/8) setelah dua korban luka parah meninggal dunia. Jesus Valdes dari Rumah Sakit Coromoto Maracaibo mengungkapkan tujuh dari 15 orang mengalami luka serius dan mendapatkan perawatan. “Kondisi mereka kritis tetapi tetap stabil,” katanya. Sebanyak 121 orang termasuk 48 anak-anak,mendapatkan perawatan medis dipangkalan Angkatan Laut. Banyaknya jumlah korban tewas karena kilang minyak itu berdekatan dengan permukiman penduduk dan kompleks perdagangan. Parahnya, banyak keluarga miskin yang tinggal di permukiman tersebut. Otoritas menyebutkan 209 rumah dan 11 pusat bisnis terkena dampak akibat insiden itu. Sebagian warga yang tinggal di kawasan kilang minyak itu telah mengungsi karena rumahnya telah hancur. Namun, banyak penduduk yang enggan meninggalkan rumah.“Saya tidak takut,”kata Ali Bello,60.“Mereka mengatakan kilang minyaknya tidak akan meledak lagi.” Ramon Diaz, 32, warga di permukiman kumuh Ali Primera, mengatakan ledakan kilang minyak itu meruntuhkan atap rumahnya. “Atap rumah hancur. Kaca jendela pecah dan merusak tempat tidur anak.Itu sungguh mengerikan,” kata Diaz kepada Reuters. Sebelum ledakan,kilang minyak Amuay itu dianggap sebagai proses pengolahan minyak terbesar di dunia. Setiap hari dapat memproses 645.000 barel minyak mentah setiap hari. Media Venezuela kerap melaporkan terjadi komplain mengenai keselamatan dan standar pemeliharaan kilang minyak itu. Venezuela memproduksi tiga juta barel minyak per hari.Tapi, berdasarkan data Organisasi Eksportir Minyak Dunia(OPEC) menyebutkan Venezuela memproduksi sekitar 2,3 juta barel minyak mentah setiap hari. ● andika hendra m http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/521670/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford