Holmes Dituntut Hukuman Mati

COLORADO – James Holmes pada Senin (30/7) waktu setempat dituntut hukuman mati karena melakukan pembunuhan massal terburuk dalam sejarah Amerika Serikat (AS). “Joker” palsu itu didakwa 142 tuduhan kriminal. Dia menghadapi 24 tuduhan pembunuhan, dua untuk masing-masing 12 orang korban yang tewas, dan 116 tuduhan upaya percobaan pembunuhan yang menyebabkan 58 orang terluka. Holmes didakwa atas tuduhan pembunuhan berencana dan pembunuhan ekstrim. Jaksa Distrik Arapahoe, Carol Chambers, mengungkapka dia menjerat Holmes dengan dua dakwaan untuk masing-masing korban, satu untuk melakukan kejahatan. “Saya mendakwa Holmes setelah melakukan pertimbangan matang dan kedua untuk pernyataan kebencian ekstrim tanpa mengindahkan nyawa manusia,” katanya dikutip Reuters. Para jaksa penuntut umum mengungkapkan kalau vonis hukuman mati itu bakal memerlukan waktu yang cukup lama. Jika Holmes memang dihukum mati, maka dia bakal menjadi orang pertama yang menjalani hukuman mati itu sejak 1976. Dalam persidangan itu, Holmes hadir di pengadilan mengenakan pakaian penjara dengan rambut bercat oranye cerah. Ketika ditanya oleh hakim William Sylvester, apakah Holmes menyetujui penundaan sidang tentang uang jaminan, terdakwa memiringkan tubuh ke arah kuasa hukumnya dan mengatakan “oke”. Selanjutnya, dikutip AFP, Holmes mengungkapkan “ya” dengan suara perlahan kepada jaksa. Peristiwa penembakan di Colorado merupakan yang terburuk dalam sejarah AS. Holmes menembaki kerumunan penonton yang memadati gedung bioskop untuk menyaksikan film Batman “The Dark Knight Rises” di Aurora dekat dengan Denver pada 20 Juli lalu. Laporan menyebutkan selama persidangan berlangsung, pria yang lulusan ilmu syarat ini, lebih banyak diam dan tanpa emosi. Pada persidangan Senin lalu, jaksa melarang kamera di ruang sidang, jadi tidak ada foto terdakwa. Sebelumnya dalam sidang pertama pekan lalu, Holmes terlihat bingung. Para korban selamat dalam penembakan dan anggota keluarga korban yang tewas dalam penembakan itu hadir di persidangan. Sejumlah orang terlihat menggunakan kaos Batman, termasuk Don Lader, korban selamat, yang berada di barisan kedelapan ketika penembakan terjadi. Lader kepada CNN telah menonton film itu selama dua kali sejak peristiwa itu. Selain tuduhan pembunuhan, Holmes juga menghadapi dakwaan atas kepemilikan senjata dan bahan peledak. Dia dituduh mengisi apartemennya dengan bahan peledak yang cukup untuk menghancurkan gedung. Dan dibutuhkan waktu selama satu pekan bagi aparat polisi untuk membongkar jebakan tersebut. Informasi terbaru yang mengungkap motif pembunuhan massal oleh Holmes dilaporkan oleh KMGH-TV. Televisi lokal yang melaporkan bahwa Holmes memesan senjata api pada 7 Juni setelah gagal mengikuti ujian lisan. Pemesan senjata api itu dilakukan setelah tiga hari sebelum dia dikeluarkan dari kampusnya. Dalam dokumen persidangan, disebutkan oleh kuasa hukum Holmes bahwa tersangka sedang dalam perawatan seorang psikiater dari Universitas Colorado. Terpisah, jika di Colorado yang beraksi adalah “Joker”, berbeda dengan di Juarez, Meksiko, di mana “Batman” yang beraksi melakukan kejahatan. Tiga pria yang mengenakan topeng Batman merampok dua bioskop di Meksiko utara pada Senin (30/7) waktu setempat. Uniknya, perampokan itu berlangsung ketika bioskop itu sedang memutar film Batman, “The Dark Knight Rises”. Tiga “Batman” palsu itu mengenakan baju hitam dan merampok 240 ribu peso atau USD17.910 senilai dengan Rp169,24 juta. Aksi perampokan itu juga mengakibatkan seorang manajer bioskop mengalami luka serius di wajahnya. Aksi perampokan pertama terjadi Senin tengah malam di bioskop Cinepolis di ibukota negara bagian Chihuahua. Perampok mencuri semua uang hasil penjualan tiket. Perampokan kedua dengan tema yang sama yakni bioskop Cinemax. Seorang manajer mengalami luka karena berusaha memberikan sedikit perlawanan. Tidak diketahui pula apakah para penonton film Batman itu mengetahui kalau para “Batman” gadungan itu melakukan aksi kejahatan di bioskop itu. Hanya saja, berdasarkan laporan media lokal menyebutkan pertunjukan film itu berlangsung lancar tanpa adanya gangguan berarti. Hingga kemarin, trio “Batman” gadungan itu belum ditangkap polisi. (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford