Rusia Sebut Presiden Assad Siap Mundur Saturday, 21 July 2012 Tentara Suriah berjalan di al-Midan dekat Kota Damaskus kemarin. Pemberontak Suriah menarik diri dari pusat kota setelah dibombardir pasukan rezim Bashar al-Assad. DAMASKUS– Presiden Suriah Basharal-Assad siap untuk mengundurkan diri dengan cara yang beradab dan konstitusional. Sikap tersebut sebagai dampak pertemuan Jenewa bulan lalu. Selain itu Assad menerima deklarasi internasional yang menyerukan transisi menuju Suriah yang lebih demokratis. Kesiapan pengunduran diri Assad disampaikan Duta Besar Rusia untuk Prancis Aleksandre Orlov.Secara pribadi,Orlov melihat sangat sulit bagi Assad untuk dapat bertahan dalam kekuasaan setelah melihat perkembangan yang terjadi belakangan. “ Assad menunjuk perwakilannya untuk memimpin perundingan dengan oposisi guna transisi tersebut. Itu berarti dia menerima untuk mundur, tetapi dengan cara yang beradab,” kata Orlov kepada radio Prancis RFI. Pernyataan Orlov tentu sangat mengejutkan karena selama ini Rusia beserta China menunjukkan sikap tegasnya membela rezim yang berkuasa saatini.BerbagaimanuverBarat untuk mendepak Assad selalu gagal karena kedua negara selalu menentang. Pada Kamis (19/7),misalnya,Rusia memveto resolusi Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang memberlakukan sanksi bagi Suriah. Namun “kabar baik” tersebut tidak sepenuhnya dipercaya. Seorang diplomat senior dari negara Barat pun mempertanyakan pernyataan Orlov. “Kita tidak pernah mendengar Assad mengatakan bahwa dia bersedia mengundurkan diri sebelumnya,”ujar diplomat yang enggan disebutkan namanya itu seperti dikutip Al Arabiya. “Kita harus tetap berhati- hati.” Suriah sendiri menunjukkan reaksi kerasnya terhadap pernyataan Orlov itu.Kementerian Informasi Suriah membantah pernyataan tersebut. “Pernyataan Orlov sama sekali tidak benar,” demikian keterangan dari kementerian. Seperti diketahui, sebelumnya posisi Assad diperkirakan semakin terjepit pascaaksi bom bunuh diri di Gedung Keamanan Nasional di Damaskus yang menewaskanMenteriPertahanan Suriah Dawood Rajha dan ipar laki-laki Presiden Bashar al- Assad,Asef Shawkat (18/7). Bahkan, kemarin,serangan itu juga mengakibatkan meninggalnya tokoh penting di negara tersebut, yakni Kepala Biro Keamanan Nasional Suriah Hisham Ikhtiar. Kondisi itu membuat kepercayaan diri pemberontak semakin meningkat. Kemarin mereka mengklaim telah menguasai sejumlah lokasi di perbatasan Turki dan Irak. Selain itu, dua pos perbatasan Turki juga berada dalam genggaman mereka. Selama empat hari terakhir, pemberontak telah terlibat dalam bentrokan di wilayah Ibu Kota sebagai bagian dari serangan yang mereka sebut “Gunung Berapi Damaskus” melawan pasukan Pemerintah Suriah.Kelompok oposisi mengatakan perbatasan Abu Kamal yang melintasi Sungai Furat di bagian timur dikuasai setelah terjadi pertempuran dengan pasukan pemerintah. Keberadaan Presiden Assad hingga kini juga tidak diketahui. Tapi, dalam foto yang dirilis SANApada Kamis (19/7), presiden yang telah berkuasa selama 12 tahun di Suriah itu tampak melantik KSAD Jenderal Fahad Jassim al-Freij sebagai menteri pertahanan. Dia tampil di stasiun televisi milik pemerintah dan menyudahi rumor yang menyebutkan bahwa dia kemungkinan terluka. Organisasi Pemantau Hak Asasi Manusia untuk Suriah (SOHR) yang berbasis di London menyebutkan jumlah kerusakan di seluruh negara itu mencapai 302 sepanjang Kamis (19/7). Badan PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR) kemarin menyebutkan lebih dari 30.000 warga Suriah mengungsi ke Lebanon dalam kurun waktu 48 jam. Meningkatnya pertempuran di Suriah berlangsung sangat cepat.Itu bertolak belakang dengan upaya para diplomat di Dewan Keamanan PBB untuk mengatasi masalah di Suriah. Dalam pertemuan terakhir,Rusia dan China memveto resolusi yang diajukan untuk memberikan sanksi yang lebih berat kepada Pemerintah Suriah. Dalam usulan resolusi itu, pemerintah Damaskus akan terancam sanksi nonmiliter jika gagal menarik pasukan dan senjata berat di wilayah permukiman. Usulan yang merujuk pada bab tujuh Piagam PBB itu menurut diplomat Rusia untuk PBB Vitaly Churkin akan memuluskan jalan bagi masuknya militer asing untuk mencampuri urusan dalam negeri Suriah.Inggris,AS,dan Prancis mengatakan PBB mengecewakan masyarakat Suriah dan Menteri Luar Negeri Inggris William Hague mengecam veto yang dilakukan Rusia dan China. Kemarin, seorang brigadir jenderal dan 20 perwira militer Suriah, termasuk empat kolonel, dilaporkan lari ke Turki. Mereka adalah bagian dari 710 orang yang melarikan diri dari Suriah selama Kamis (19/7) malam. Hingga kini sudah 22 jenderal Suriah yang membelot ke Turki. Menurut pejabat Turki, saat ini sudah ada total 43.387 pengungsi yang terdaftar berada di negara itu. Sementara itu, hingga kemarin belum ada laporan WNI yang menjadi korban kekerasan di negara di kawasan Timur Tengah itu. “Dan hal ini bukan berarti untuk kita lengah serta santai, melainkan menjadi pendorong bagi kita untuk terus melindungi WNI di sana,” papar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Michael Tene, di Jakarta kemarin. Laporan KBRI Dasmaskus menyebutkan, sampai saat ini telah 17 kali KBRI Damaskus memulangkan 403 WNI dari Suriah,terakhir tanggal 18 Juli 2012 sejak Februari lalu. Saat ini di tempat penampungan KBRI Dasmaskus ada 47 orang yang akan dipulangkan,sementara di Alepo ada 19 orang. KBRI akan terus mengupayakan memberikan perlindungan efektif. Rencananya pada hari ini, KBRI akan memulangkan kembali 38 WNI ke Tanah Air dan akan tiba besok. ● andika hendra m/ wenny juanita http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/512801/38/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Kebakaran Meluas, Ribuan Warga Dievakuasi