Dunia Pantau Pemilu Yunani
ATHENA— Rakyat Yunani kemarin memberikan suara pada pemilu parlemen yang kritis untuk membentuk pemerintahan baru dan memutuskan apakah negara itu bakal tetap berada di zona euro atau keluar. Sebanyak 9,8 juta rakyat Yunani kemarin antre di berbagai tempat pemungutan suara (TPS) pada pemilu yang ditutup pukul 19.00 waktu setempat (23.00 WIB) dan hasilnya diperkirakan akan diumumkan setelahnya.
Pemilu kali ini bakal menentukan apakah negara ini akan tetap atau keluar dari zona euro. Pastinya pemilu kali ini memiliki implikasi yang besar terhadap zona euro dan kekhawatiran keluarnya Yunani dari negara-negara bermata uang tunggal itu akan menimbulkan reaksi berantai. Pemilu ini merupakan yang kedua dalam enam pekan terakhir menyusul hasil yang tidak meyakinkan pada Mei lalu.
Kelompok kanan-tengah Demokrasi Baru (ND) dan sayap kiri Partai Syriza menginginkan ada perundingan ulang kesepakatan pemberian utang. Pelaksanaan kebijakan penghematan di Yunani membuat pengucuran paket bantuan untuk pembayaran utang Yunani yaitu 110 miliar euro pada 2010 dan tahun lalu sebesar 130 miliar euro.Sebagian besar masyarakat Yunani tidak menyukai kesepakatan yang mencegah negara itu dari kebangkrutan.
Pemilu kali ini dipantau negara-negara di seluruh dunia, di tengah kekhawatiran keluarnya Yunani dari zona euro akan berimbas terhadap negara anggota zona euro lainnya dan akan menimbulkan pengaruh terhadap ekonomi global. Pemimpin ND Antonis Samaras mengaku optimistis bakal memenangi pemilu kali ini.
Dia menegaskan akan memimpin negara itu keluar dari krisis keuangan dan tetap berada di zona euro. Dia menyatakan menerima kesepakatan mengenai utang Yunani,tetapi dia akan melakukan perundingan ulang dan mencari yang terbaik untuk Yunani. ”Kita akan keluar dari krisis. Kita tidak akan keluar dari euro. Kami tidak akan membiarkan siapa pun membawa kita keluar dari Eropa,”kata Samaras, dikutip BBC.
Sementara itu, pemimpin muda Partai Syriza, Alexis Tripras, menolak kesepakatan pembayaran utang.Tetapi, dia ingin Yunani tetap berada di zona euro. Dia menegaskan, bantuan untuk mencegah kebangkrutan dimungkinkan tanpa penghematan drastis yang diminta kepada Yunani. Tripras juga yakin bahwa kesepakatan baru bisa dinegosiasikan ulang,dengan taruhan bahwa para pemimpin Eropa tidak akan mampu menangani kekacauan pasar finansial yang akan lepas dengan memangkas anggota zona euro.
”Kita kalahkan ketakutan itu. Hari ini (kemarin) kita membuka jalan harapan,jalan menuju hari esok yang lebih baik bersama rakyat yang bersatu, bermartabat,dan bangga, di sebuah Yunani yang sejajar dengan anggota Eropa yang berubah,”papar pria berusia 37 tahun itu, seperti dikutip Reuters. ”Kami optimistis. Masa depan milik mereka yang mengemban harapan.
Kita akan menang.” Dalam beberapa jajak pendapat menyebutkan masyarakat Yunani masih berkeinginan untuk bergabung dengan euro dan solusi penghematan. Hanya, masyarakat masih khawatir dengan ND yang identik dengan partai tradisional yang cenderung korup. Menurut para pakar politik, jika ND menang,mereka bakal mudah untuk membentuk koalisi meskipun ND harus mengamankan posisi agar mayoritas di parlemen.
Partai Syriza bakal lebih sulit untuk membentuk koalisi kiri. Sebelumnya Kanselir Jerman Angela Merkel telah mendesak Yunani untuk memilih pemerintah mempertahankan kebijakan penghematan yang merupakan bagian dari kesepakatan dalam pengucuran dana bantuan internasional. Dia mengatakan, masyarakat Eropa tidak mengabaikan komitmen yang telah dibuat.
”Sangat penting dalam hasil pemilu Yunani kali ini untuk membentuk pemerintahan yang mengatakan,‘ya kita akan melanjutkan komitmen kita’,” kata Merkel,dikutip AFP. Kemudian Kepala Kelompok Zona Euro Jean-Claude Juncker memperingatkan,jika kubu kiri memenangkan pemilu, itu bakal mengakibatkan konsekuensi yang tidak dapat diprediksi bagi zona euro. andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/504078/
Komentar