Barat Tekan Rusia agar Bujuk Suriah
DAMASKUS– Negara-negara Barat terus menekan Rusia untuk mendekati Suriah yang telah jatuh ke perang saudara dan sekaligus membujuk Damaskus agar memberlakukan rencana damai.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Hillary Clinton memperingatkan, Moskow bakal kehilangan pengaruhnya di Timur Tengah jika tidak bertindak konstruktif dalam membantu upaya penyelesaian konflik di Suriah. Hillary juga meminta agar Rusia memutuskan hubungan militer dengan Suriah secara penuh.
Upaya Rusia dan AS dalam beberapa tahun untuk memperbaiki hubungan memang cukup konstruktif. Tapi, permasalahan yang mengganjal di antara keduanya adalah ketidaksepakatan mengenai Suriah.“Itu bukan hanya isu di mana kita tidak sepakat, tapi itu mengenai orang yang dibunuh setiap hari dan kekerasan yang terus meningkat,”kata Hillary dikutip BBC. Hillary juga menegaskan bahwa konflik di Suriah sedang menuju perang sipil.
Mengenai tudingan Suriah bahwa AS di belakang kubu oposisi, Hillary menjelaskan, AS tidak memberikan bantuan militer kepada pemberontak Presiden Bashar al-Assad. Pernyataan tegas Hillary juga didukung Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius. Fabius menyerukan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk mewajibkan rencana perdamaian Kofi Annan untuk Suriah.Prancis akan mengajukan usulan perdamaian enam poin yang diajukan Annan diterapkan berdasarkan traktat PBB Bab Tujuh.
Dengan adanya amendemen Traktat PBB Bab Tujuh di Dewan Keamanan, memungkinkan operasi didukung oleh pasukan. Dapat dipastikan, anggota tetap DK PBB,Rusia dan China, diperkirakan tidak akan menerima usulan itu.Namun,Fabius berharap Rusia akan menyepakati usulan tersebut. “Yang perlu dilakukan adalah agar Bab Tujuh diterapkan sehingga rencana Annan menjadi satu kewajiban. Kami tengah mengupayakan hal ini dan berharap langkah ini dapat segera diterapkan,”tuturnya.
Sebenarnya, berdasarkan rencana Annan, semua kekerasan bersenjata harus diakhiri dan semua pihak harus menjamin bantuan kemanusiaan ke semua kawasan yang dilanda pertempuran. Pemerintah Suriah juga diwajibkan untuk menjamin kebebasan bergerak wartawan dan hak rakyat untuk melakukan demonstrasi secara damai.
Sementara, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov bersikeras bahwa Moskow tidak akan memberikan sanksi dengan penggunaan kekuatan terhadap Suriah. Lavrov menolak Rencana Annan untuk diterapkan dalam Bab Tujuh di Traktat PBB. Sementara, Duta Besar Suriah untuk Moskow Riad Haddad kemarin menegaskan bahwa Rusia tidak menyuplai helikopter ke Suriah. “Tidak ada pengiriman helikopter dari Rusia ke Suriah,” katanya kepada Reuters.
Pernyataan itu membantah tudingan AS bahwa Rusia menyuplai helikopter serang ke Suriah. Sebelumnya Lavrov telah menolak tuduhan itu dan balik menuding Washington mempersenjatai oposisi Suriah. DariBeijing,Chinamemberikan sinyal penolakan terhadap rencana penerapan Rencana Annan masuk dalam Traktat PBB.Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Liu Weimin mengatakan, Beijing menentang segala bentuk sanksi dan tekanan terhadap Suriah.
“Kami percaya bahwa aksi komunitas internasional bertujuan agar situasi di Suriah seharusnya kondusif dan itu dapat dicapai dengan solusi politik untuk mengatasi krisis di negara itu,”kata Liu dikutip Reuters.
“Kami percaya bahwa semua pihak seharusnya mendukung upaya mediasi Annan dan menyarankan semua pihak di Suriah untuk mengimplementasikan resolusi DK PBB dan proposal enam langkahnya Annan.” ● andika hendra m
www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/503346/
Komentar