Suu Kyi Gelar Kunjungan Luar Negeri Pekan Depan
YANGON – Pemimpin gerakan pro-demokrasi Aung San Suu Kyi bakal menggelar perjalanan ke luar negeri untuk pertama kalinya pada pekan depan.
Forum Ekonomi di Bangkok, Thailand merupakan tempat bersejarah pertama yang bakal diinjak oleh Suu Kyi setelah lebih dari dua dekade terisolasi di negaranya sendiri. Kunjungan luar negeri pertama sejak 1988 itu menjadi perubahan politik yang sangat dratis di Myanmar setelah negara itu tidak lagi dipimpin oleh junta militer.
“Dia akan menghadiri Forum Ekonomi Dunia (untuk Asia Timur) di Thailand,” kata Nyan Win, juru bicara untuk Suu Kyi, dikutip AFP. Pertempuan para pejabat pemerintah dan pengusaha se-Asia Pasifik itu bakal digelar pada 30 Mei hingga 1 Juni di hotel berbintang di ibukota Thailand. Menurut pejabat yang enggan disebutkan namanya, Presiden Myanmar Thein Sein bakal menghadiri acara itu.
Sejak November 2010 lalu, Suu Kyi mendapatkan kembali paspor dan pemerintah mengijinkan dia untuk bepergian ke luar negeri. Pada 14 Juni mendatang, dia juga berencana untuk pergi ke Eropa untuk menghadiri konferensi Organisasi Buruh Internasional (ILO) di Jenewa.
“Ini bakal menjadi tempat pertama dia bakal berbicara di forum internasional setelah bisa keluar dari Myanmar,” kata Juan Somavia, Direktur Jenderal ILO dikutip Wall Street Journal. ILO dianggap sebagai organisasi yang cukup penting bagi Suu Kyi. Selama junta militer menguasai Myanmar, ILO dikenal sebagai organisasi yang kerap melancarkan kritik terhadap isu perburuhan di Myanmar.
Setelah itu, ikon demokrasi Myanmar itu juga akan memberikan pidato di Oslo pada 16 Juni untuk menerima Nobel Perdamaian yang dianugerahkan padanya pada 1991. Dulu, saat penerimaan penghargaan itu Kyi diwakilkan suaminya berkewarganegaraan Inggris, Michael Aris yang meninggal pada 1999 dan dua putranya. Pemerintah Norwegia juga menyebutkan kalau Suu Kyi juga bakal bertemu dengan Perdana Menteri Jens Stoltenberg.
Selanjutnya, Suu Kyi juga ingin berkunjung ke Inggris, tempat di mana dia tinggal selama beberapa tahun bersama keluarganya. Pastinya, dia akan mengunjungi makam suaminya dan menjenguk kedua putranya yang selama bertahun-tahun tidak bertemu dengan ibunya.
Oxford merupakan kota yang bakal dikunjungi Suu Kyi. Maklum, di kota itu merupakan tempat di mana dia mendapatkan tambatan hatinya. Selain itu, dia juga pernah mengikuti kuliah di kota itu pada 1970an.
Rencananya, dia juga bakal memberikan pidato kehormatan di depan parlemen Inggris pada 21 Juni. Dengan demikian Suu Kyi disamakan dengan figur internasional seperti Mantan Presiden Afrika Selatan Presiden Nelson Mandela dan Presiden Amerika Serikat Barack yang pernah diberikan kesempatan berpidato di parlemen Inggris. Pasalnya, hanya orang pilihan saja yang diberikan akses untuk memberikan pidato kehormatan itu.
Awalnya Suu Kyi datang ke Myanmar pada 1988 untuk menjenguk ibunya yang sakit. Saat itu, terjadi demonstrasi di negara itu terjadi. Atas dasar nasionalisme, dia menolak meninggalkan negaranya, meski dia tidak ditangkap polisi dan suaminya mengidap kanker. Suu Kyi khawatir jika dia berada di luar negeri, maka tidak bisa kembali ke negaranya.
Bisa jadi keputusannya Suu Kyi untuk bepergian keluar Myanmar sebagai sinyal bahwa dia percaya dengan pemerintahan Presiden Thein Sein. Sebenarnya, dia juga menerima undangan untuk mengunjungi kantor pusat PBB di New York.
Sementara itu, menurut pejabat pemerintah Inggris, mereka merencanakan untuk membentuk komisi internasional yang mendorong investasi dan perdagangan di Myanmar. “Rencana itu didesan untuk menguntungkan rakyat Myanmar dibandingkan kelompok tertentu,” ujar pejabat yang tidak disebutkan namanya.
Para pejabat Inggris juga menyebutkan kalau Perdana Menteri Inggris David Cameron bakal mengajukan pembentukan komisi itu pada KTT G8. Nantinya, komisis bakal diwakili oleh para pejabat dari Bank Dunia, aktivis Hak Asasi Manusia (HAM), dan perusahaan internasional. Sebenarnya, selain Inggris, Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang, Kanada dan Australia telah melunakkan sanksi terhadap Myanmar. (andika hendra m)
Komentar