Suu Kyi Disambut Meriah

MAHACHAI– Ikon demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi kemarin memulai tur luar negeri dengan mengunjungi Thailand. Dia disambut bak pahlawan yang menyelamatkan bangsanya. Ini merupakan kunjungan luar negeri yang pertama bagi Suu Kyi dalam seperempat abad terakhir.Dia disambut lebih dari 1.000 imigran Myanmar di Mahachai, kawasan di selatan Bangkok yang berjarak 30km dari ibu kota Thailand itu. Para imigran asal Myanmar itu menyambut Suu Kyi dan melambaikan bendera Myanmar serta membawa foto peraih Nobel Perdamaian itu.Suu Kyi menyambut pendukungnya dengan tersenyum manis dan melambaikan tangan. “Saya mengatakan saat ini dan lagi.Saya tidak ingin membuat janji. Ini tidak baik jika Anda tidak bisa melaksanakan janji-janji setelah membuatnya. Tetapi,saya dapat menjanjikan satu hal, saya akan melakukan yang terbaik yang saya bisa,”ujar Suu Kyi di depan kerumunan imigran Myanmar, dalam bahasa Myanmar, dikutip AFP. “Saya berharap para pekerja imigran dari Burma (Myanmar) dalam kondisi sehat dan sejahtera, mereka terbebas dari bahaya dan dapat kembali ke rumah secepatnya,” ujar Suu Kyi dikutip Reuters. Dia memilih Mahachai sebagai kota yang dikunjungi pertama di Thailand, karena wilayah itu dihuni banyak pekerja asing dari Myanmar. Setelah mengunjungi wilayah imigran, Suu Kyi bertemu para pengungsi Myanmar di Thailand bagian utara. Diperkirakan sebanyak 130.000 pengungsi Myanmar tinggal di berbagai kamp di sejumlah wilayah Thailand. Mereka sebagian besar merupakan etnis minoritas yang melarikan diri dari konflik bersenjata yang terjadi di wilayah perbatasan. Banyak buruh migran dan pengungsi asal Myanmar ini yang bekerja secara legal maupun ilegal di bidang konstruksi, sebagai pekerja pabrik, dan industri perikanan.Mereka bekerja di Thailand meskipun mendapat upah yang rendah. Para imigran Myanmar sangat berharap pada Suu Kyi setelah rezim Myanmar melakukan reformasi politik dan membuka diri dari isolasi internasional. “Ini merupakan pertama kali dalam hidup saya dapat bertemu langsung dengannya. Saya telah menunggu peristiwa ini selama 25 tahun,”salah satu pekerja migran kepada Reuters. “Saya akan meminta Ibu Suu untuk membantu negara kami agar maju dan berkembang. Saya percaya dia akan membawa perubahan.Saya ingin negara ini maju dengan cepat sehingga saya dapat pulang ke rumah.” Para imigran Myanmar itu membawa spanduk bertuliskan “Bebaskan Myanmar” dan “Kita ingin kembali ke rumah”.“ Saya sangat senang dan ingin menangis. Saya merasa kita mendapatkan demokrasi di Myanmar,” kata Phyu, imigran yang tinggal di Thailand selama enam tahun. Harapan itu kini menjadi beban di pundak Suu Kyi,66,setelah dia terpilih sebagai anggota parlemen usai memenangi pemilu sela beberapa bulan lalu. Meski posisi tawarnya semakin kuat di mata pemerintah Myanmar, militer masih menguasai parlemen sehingga menyulitkan oposisi untuk mengamandemen konstitusi dan mendorong kinerja pemerintahan. Pavin Chachavalpongpun, peneliti di Pusat Kajian Asia Tenggara Universitas Kyoto Jepang, berpendapat lawatan Suu Kyi ke luar negeri itu dilakukan untuk menghubungkan kembali ikatan emosional yang hilang pada warga Myanmar yang tinggal di luar negeri.“Ada banyak warga Myanmar yang mengasingkan diri di Thailand dan menjadi pekerja migran. Itulah alasan kenapa Suu Kyi ingin pergi ke sana,” kata Chachavalpongpun kepada AFP. Suu Kyi tiba di Bangkok pada Selasa (29/5) malam, dan akan menghadiri dalam Forum Ekonomi Dunia untuk Asia Timur pada Jumat (1/6) mendatang. Dalam kunjungannya di Thailand, Suu Kyi akan bertemu Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra. Dia juga akan bertemu dengan pemimpin oposisi dan mantan PM Thailand Abhisit Vejjajiva. Setelah mengunjungi Thailand, Suu Kyi akan kembali ke Myanmar sebelum melanjutkan perjalanannya ke Eropa pada Juni mendatang. Dia dijadwalkan mengunjungi Norwegia untuk menerima hadiah Nobel Perdamaian secara formal yang dimenangkannya pada 1991. Suu Kyi juga berencana mengunjungi Inggris untuk menemui keluarganya.Suu Kyi diundang untuk berpidato di Parlemen Inggris pada 21 Juni,dan selanjutnya dia akan berkunjung ke Jenewa,Paris,dan Irlandia. andika hendra m http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/499222/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford