Roket Rusia Soyuz Meluncur ke ISS
BAIKONUR — Rusia kemarin sukses meluncurkan Soyuz yang membawa dua kosmonot Rusia dan satu orang astronot Amerika Serikat (AS) ke Stasiun Antariksa Internasional (ISS) dari Baikonur,Kazakstan.
Peluncuran itu dilaksanakan setelah tertunda selama lebih dari satu bulan karena ada permasalahan dengan bagian luar roket buatan Rusia itu. Astronot NASA Joseph Acaba, kosmonot senior Gennady Padalka, dan Sergei Revin memberikan sinyal dengan mengacungkan ibu jari ke kamera komunikasi setelah tiga peluncuran. Pusat pengawas peluncuran itu menyebutkan bahwa ketiga astronot itu mengaku dalam kondisi baik-baik saja. Peluncuran ini penerbangan ke luar angkasa yang keempat bagi Padalka. Bagi Revin, ini pertama kali bagi insinyur lingkungan itu.
Sementara Acaba yang merupakan ahli hidrogeologi asal California, yang juga pernah melakukan berjalan di angkasa pertamanya pada 2009 itu, akan merayakan ulang tahun ke-45 di ruang angkasa pada Kamis (besok). Hari ini ketiganya bakal bergabung dengan kosmonot Rusia Oleg Kononenko, astronot NASA Don Pettit,dan astronot Badan Antariksa Eropa Andre Kuipers di ISS. Stasiun senilai USD100 miliar itu mengorbit di ketinggian 385 km di atas bumi. Sebenarnya peluncuran roket kemarin itu tertunda selama satu bulan. Awalnya dijadwalkan roket itu meluncurkan pada 30 Maret.
Tetapi ketika diuji coba, terjadi kerusakan pada roket Soyuz.Akhirnya perusahaan pembuat roket RKK Energia diminta membuat roket yang baru. Moskow berharap misi itu berjalan lancar untuk membangkitkan kepercayaan terhadap program antariksa mereka. Tahun lalu mereka mengalami kegagalan peluncuran. Sejak memensiunkan pesawat ulang-aliknya pada tahun lalu,AS sangat bergantung pada Rusia untuk menerbangkan astronotnya ke ISS. Biaya yang harus dikeluarkan untuk mengirimkan satu astronot mencapai USD60 juta.Dengan demikian, Rusia saat ini menjadi satu-satunya negara yang mampu mengirimkan manusia ke ISS.
Rusia juga mengandalkan Baikonur sebagai tempat peluncuran pesawat ulang-aliknya. Mereka juga berkomitmen untuk memodern kompleks itu.“Kita tidak ingin meninggalkan Baikonur seperti beberapa orang yang katakan,” ujar Kepala Badan Antariksa Rusia, atau dikenal Roscosmos, Vladimir Popovkin dikutipAFP. Baikonur yang disewa dari Kazakstan masih terikat kontrak hingga 2050.
Rusia saat ini membangun kosmodrom baru bernama Vostochny di wilayah mereka di Timur Jauh yang dijadwalkan akan melakukan peluncuran berawak pada 2018. andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/495191/
Komentar