Koalisi Kiri Bentuk Koalisi Anti-Penghematan
ATHENA – Para pemimpin partai kiri kemarin mencoba untuk membentuk pemerintahan setelah partai-partai yang sepakat dengan bantuan tunai internasional gagal membentuk koalisi.
Alexis Tsipras, pemimpin Partai Syiriza, ingin membentuk sebuah kabinet menolak langkah-langkah penghematan sebagai bagian dalam kesepakatan. Dia berjanji akan membatalkan dana talangan untuk negara tersebut berhasil memperoleh suara terbanyak. Tetapi para analis mengakan langkah Tsipras bakal gagal untuk membentuk koalisi.
Tsipras kemarin memberikan waktu selama tiga hari untuk bernegoisasi untuk membentuk koalisi dengan Presiden Karolos Papoulias. Politisi berusia 38 tahun itu telah berjanji untuk tetap bersatu demi terbentuknya kabinetsaya kiri yang memiliki tujuan untuk untuk menolak langkah “barbar” berkaitan dengan kesepakatan dana talangan.
“Kita akan berusaha sekuat mungkin agar segala kemungkinan dapat mencapai sebuah pemahaman, utamanya dengan kubu partai kiri,” kata Tsipras dikutip BBC. Dia mengatakan akan meningkatkan pajak bagi orang kaya untuk membantu warga miskin.
Hanya saja, secara matematis peta kekuatan parlemen sangatlah rumit karena adanya perbedaan ideologis di antara partai mengenai kebijakan penghematan. Partai yang menolak kerjasama dengan Uni Eropa dan Dana Moneter Internasional (IMF) berjumlah 151 anggota parlemen dari 300 kursi. Permasalahan terletak pada perbedaan pandangan antara kubu kiri jauh dan kanan jauh semata.
Langkah Tsipras setelah partai berhaluan kanan-tengah New Democracy gagal untuk mendapat persetujuan membentuk pemerintahan setelah pemilihan umum akhir pekan kemarin. Pemimpin Partai New Democracy Antonis Samaras tidak mampu menyakinkan para pemimpin partai lainnya.
Padahal New Democracy yang berhasil meraih suara terbanyak pada pemilu lalu dengan 18,85%. Partai itu mengalahkan Syriza yang meraih 16,52%. Namun, hukum Yunani mencatat partai yang memiliki 50 kursi lebih di parlemen dianggap pemenang.
Samaras menekankan bahwa partainya telah melakukan “segala kemungkinan” untuk membentuk pemerintahan. “Saya mencoba untuk mencari solusi untuk pemerintahan penyelamat nasional dengan dua tujuan utama: negara yang tetap di euro dan perubahan kebijakan dana talangan dengan renegoisasi,” katanya.
Dia telah memberikan proposalnya kepada semua partai. Tetapi ada partai yang langsung menolak berpartisipasi. “Saya telah memberitahu (kepala negara Presiden Carolos Papoulias) dan mengembalikan mandat,” kata politisi berusia 60 tahun itu.
Nantinya, setelah Samaras gagal dan jika Tsipras juga mengalami kegagalan, maka mandat selanjutnya diberikan kepada pemimpin Partai Pasok dan mantan menteri keuangan Evangelos Venizelos. Venizelos menegaskan Syriza dan partai kiri Democracy Left yang dipimpin Fotis Kouvelis harus bergabung dengan koalisi baru nantinya.
“Sangat memungkinkan untuk membentuk pemerintahan nasional dengan memasukkan semua kekuatan yang memiliki pandangan pro-Eropa,” kata Venizelos. “Tingkat minimum kesepakatan adalah Yunani tetapi berpegang pada euro.”
Jika partai-partai itu gagal mencapai kesepakatan pada 17 Mei mendatang, maka pemilu sela bakal digelar. Para analis menegaskan pemilu itu bakal dilaksanakan paling awal pada bulan depan.
Yunani harus memberlakukan upaya penghematan anggaran lebih ketat lagi bulan depan untuk menjaga aliran uang, mencegah kebangkrutan dan potensi dikeluarkan dari negara anggota Zona Eropa. Yunani kini bergantung sepenuhnya pada dana pinjaman internasional dari negara Eropa lain dan Dana Moneter Internasional (IMF).
Para analis memandang seharusnya para pemimpin partai menghilangkan egonya. Mereka harus berpikir untuk kepentingan rakyat. “Yunani harus belajar untuk membentuk pemerintahan koalisi dalam periode krisis seperti saat ini,” kata analis politik Thomas Gerakis. (andika hendra m)
Komentar