Hollande Bawa Prancis ke Jalan Baru
PARIS – Presiden Prancis terpilih Francois Hollande mulai bekerja untuk menyusun pemerintahan baru untuk membawa negara itu menuju jalan baru.
Hollande bakal memegang kekuasaan penuh pada 15 Mei mendatang. Dia berjanji untuk meninjau kesepakatan pemerintah mengenai hutang dengan anggota Uni Eropa yang dipelopori oleh Kanselir Jerman Angela Merkel dan Nicolas Sarkozy. Hollande bakal fokus pada pertumbuhan.
Hollande menjadi harapan baru bagi Prancis, terutama generasi muda yang sangat anti dengan penghematan. Janji pekerjaan dan kenaikan gaji menjadi janji utamanya. Dia bakal menaikkan pajak bagi perusahaan besar dan orang yang berpenghasilan 1 juta euro per tahun. Namun, permasalahan hutang bagi Prancis masihlah sama.
Apa yang diperjuangkan Hollande adalah perubahan. Itu sesuai dengan mayoritas keinginan rakyat Prancis. Dia selalu konsisten dalam kampanye yakni menolak semua kebijakan Sarkozy. Selain itu, dalam pencitraannya dia memposisikan dirinya sebagai “Mr Normal” sehingga menyakinkan rakyat Prancis.
Dia juga berjanji untuk meneruskan strategi yang telah diterapkan oleh Sarkozy berupa pengurangan defisit anggaran pemerintah. Sayangnya, Hollande tidak mendeskripsikan detail bagaimana dia bakal meningkatkan keuangan publik Prancis dan membangkitkan pertumbuhan ekonomi. Langkah-langkahnya bakal dipantau ketat oleh investor internasional.
Sejarah mencatat Hollande merupakan Presiden Sosialis Prancis setelah Francois Mitterrand pada 1980an. Dunia masih menunggu gebrakan yang bakal dilakukan olehnya.
Merkel langsung mengucapkan selamat kepada Hollande melalui telepon dan mengundangnya ke Berlin untuk berunding. “Diskusi utamanya adalah kita akan membahas pertumbuhan yang berkelanjutkan,” katanya dalam konferensi pers di Berlin dikutip AFP. Merkel menegaskan perundingan pakta yang didukung 25 dari 27 pemerintahan Uni Eropa pada Maret silam merupakan suatu hal yang mustahil.
Direktur kampanye Hollande, Pierre Moscovici menegaskan kalau Merkel merupakan pemimpin pemerintahan pertama yang menghubungi presiden terpilih Prancis itu. Berlin juga bakal menjadi kota pertama dalam kunjungan resmi Hollande. Jerman merupakan mitra lama bagi Prancis. Keduanya memiliki hubungan yang baik diantara kedua negara itu.
Hal terpenting adalah Hollande bakal menegakkan kembali posisi perdana menteri (PM) pada jalur yang sebenarnya sesuai dengan tradisi pembagian kekuasaan Prancis. Itu merupakan hal baru yang berbeda dengan pada waktu Sarkozy berkuasa di mana PM tidak berfungsi karena kekuasaan sepertinya dipegang oleh presiden.
Hollande ingin menegaskan bahwa presiden bertugas menjalankan agenda yang lebih luas dan PM merupakan pejabat yang mengimplementasikannya. Beberapa sumber menyebutkan dia bakal memiliki kandidat PM yang selama ini difavoritkan yakni anggota parlemen Sosialis Jean-Marc Ayrault. Politisi 62 tahun itu menjadi kandidat terbaik bagi Hollande karena dia dikenal memiliki hubungan dekat Kanselir Jerman Angela Merkel.
Sementara itu, Sarkozy kemarin mempersatukan partai konservatifnya, UMP. Dia memperingatkan anggota senior UMP untuk “bermain keras” dan tidak terjadi faksi-faksi yang memperlemah partainya di parlemen. “Untuk masa depan, hindari kecenderungan klise,” katanya dikutip Reuters.
Sepertinya Sarkozy bakal menelan ludahnya sendiri yang sebelumnya mengatakan akan hengkang dari dunia politik. Tetapi, dia kemarin menegaskan tetap akan bergabung dengan dunia politik. (andika hendra m)
Komentar