Fonseka, Mantan Panglima Militer Sri Lanka, Dibebaskan Hari Ini

KOLOMBO– Pembebasan mantan panglima militer Sri Lanka Sarath Fonseka pada hari ini dapat menjadi momen baginya untuk kembali ke dunia politik. Namun, saat ini dia diperkirakan hanya memiliki sedikit pendukung. Pembebasan Fonseka itu dilakukan setelah Presiden Sri Lanka Mahinda Rajapaksa memerintahkan pembebasan mantan panglima militer yang telah menjalani hukuman penjara. Seorang juru bicara pemerintah Sri Lanka kepada BBC mengatakan,Fonseka akan dibebaskan pada Senin (21/5) setelah semua urusan administrasi selesai. Fonseka yang selalu dianggap sebagai tokoh yang mampu menghentikan perang saudara di Sri Lanka itu, dijatuhi hukuman penjara 30 bulan oleh pengadilan militer. Pengadilan militer menganggap Fonseka korupsi dalam pembelian sejumlah peralatan militer. Pada November 2011,Fonseka dijatuhi hukuman tambahan tiga tahun penjara karena dituduh menyeret menteri pertahanan sekaligus saudara lakilaki presiden, Gothabaya Rajapaksa, dalam kejahatan perang. Fonseka membantah tuduhan ini dan menuding semua hukuman yang dijalani adalah dendam politik karena dia mencalonkan diri sebagai presiden. Selama dipenjara, Fonseka mendapatkan simpati warga Sri Lanka di dalam negeri dan luar negeri.AS juga menganggap Fonseka sebagai tahanan politik. Dalam dokumen Kedubes AS yang bocor dikabarkan,Fonseka bakal memenangkan pemilu pada 2010 lalu jika dia tidak terjerat kasus hukum.Dalam pemilu itu,partainya hanya mendapatkan tiga kursi dari total 225 kursi parlemen. Seperti dilaporkan AFP, selama dipenjara, istri Fonseka, Anoma, selalu berkampanye untuk pembebasan suaminya. Anoma mengindikasikan bahwa suaminya bakal kembali ke dunia politik.Apalagi, mantan jenderal itu berulang kali mengatakan ingin kembali ke dunia politik. Ada banyak masalah setelah pembebasan Fonseka.Dia akan menghadapi tuduhan baru yaitu melakukan pelanggaran hak asasi manusia (HAM), seperti yang dilakukan para politisi Sri Lanka lainnya. Sementara itu, pada Jumat (18/5) seorang pimpinan gerakan mahasiswa di Kota Jaffna yang berpenduduk mayoritas suku Tamil, dipukuli aparat dengan tongkat besi hanya karena menghadiri sebuah peringatan mengenang ribuan warga sipil yang tewas pada bulan-bulan terakhir perang saudara. Pemimpin partai terbesar Tamil, R Sampanthan, mengatakan bahwa peringatan kemenangan perang saudara harus disudahi secepatnya. “Macan Tamil sudah dikalahkan dan semua orang tahu itu. Memperingati kemenangan militer setiap tahun tidak akan membantu proses rekonsiliasi,” kata Sampanthan. Perang saudara di Sri Lanka pecah pada dekade 1980-an, saat suku Tamil menghendaki pemerintahan terpisah dari Sri Lanka yang didominasi suku Sinhala. Sebagian besar pertempuran terjadi di kawasan utara yang didominasi Macan Tamil (LTTE). Serangkaian aksi bom bunuh diri juga kerap terjadi di negara itu pada 1990-an. Perang saudara itu menewaskan lebih dari 70.000 orang dalam beberapa dekade terakhir.Kedua belah pihak diduga melakukan kejahatan perang terhadap warga sipil. andika hendra m http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/496435/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford