Australia Tingkatkan Hubungan dengan China

SHANGHAI– Menteri Luar Negeri Australia Bob Carr mengungkapkan bahwa penempatan Marinir Amerika Serikat (AS) di negaranya tidak memicu respons keras dari Beijing. Hal ini menurut Carr menunjukkan Australia masih menjadi mitra bersahabat bagi China. Sebanyak 2.500 Marinir AS ditempatkan di Darwin sebagai strategi Washington meningkatkan fokus keamanan di Asia-Pasifik. “Hampir tidak ada respons dari China mengenai isu itu,”kata Carr dalam kunjungan resmi ke China, pekan lalu. “Saya akan terkejut jika para pembuat kebijakan China dan pemikir strategi tidak menganggap rotasi kehadiran Marinir di Australia utara itu sebagai perkembangan terbaru,” imbuhnya dikutip AFP. Kementerian Luar Negeri China menyebut kehadiran Marinir itu sebagai upaya perdamaian dan stabilitas. Sebanyak 200 dari 2.500 Marinir AS telah tiba di Australia bulan lalu. Kementerian Pertahanan China mengkritik langkah itu sebagai bukti mental Perang Dingin. Media milik pemerintah China juga menuding Presiden AS Barack Obama menggunakan ambisi diplomatiknya di AS, untuk mengurangi beban krisis ekonomi di negaranya. Selain membahas isu keamanan, Carr yang dilantik sebagai Menlu Australia pada Maret lalu, juga bertujuan meningkatkan integrasi ekonomi lebih erat dengan China dalam kunjungan enam hari itu. China merupakan mitra perdagangan terbesar bagi Australia. Beijing sangat membutuhkan Australia untuk menggerakkan kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia itu. “Australia merupakan tempat yang baik bagi investasi langsung dari China.Saya ingin mengukur berbagai kesempatan itu.Saya di sini untuk mengingatkan kembali pemerintah China,”kata Carr. Carr menambahkan,kepentingan China dalam negosiasi pakta perdagangan bebas (FTA) dengan Australia telah dibahas. Kedua negara telah menegosiasikan hal itu selama tujuh tahun. “Kepentingan China dan komitmen terhadap proses FTA bakal dilaksanakan dengan cepat,”kata Carr. Dia juga akan mengungkapkan peningkatan jumlah warga negara Australia yang ditahan di China. Pada awal bulan ini, pengadilan China menjatuhi hukuman delapan tahun penjara bagi pengusaha Australia, Charlotte Chou, karena kasus penggelapan. Namun, para pendukung Chou menganggap hukuman itu dilatarbelakangi persaingan bisnis. Pada tahun lalu, pengusaha asal Australia Matthew Ng dihukum penjara 13 tahun karena kasus penyuapan dan penggelapan. Kasus itu terjadi setelah keterlibatannya dalam pertarungan bisnis dengan perusahaan wisata milik pemerintah. “Anda dapat mengharapkan saya menekankan masalah ini dan mengekspresikan pandangan terhadap kasus-kasus itu harus dilakukan dengan transparan dan terbuka,” kata Carr, yang bakal mendiskusikan hal itu dengan Menteri Luar Negeri China Yang Jiechi. Dia juga bakal bertemu dengan Wakil Perdana Menteri China Li Keqiang, yang diprediksi bakal menggantikan PM China Wen Jiabao. andika hendra m http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/494486/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford