Zardari Kunjungi India

NEW DELHI – Presiden Pakistan Asif Ali Zardari kemarin berkunjung ke India.

Zardari menjadi presiden Pakistan pertama yang berkunjung ke musuh berbuyutannya itu sejak 2005. Dalam kunjungannya, dia bakal menggelar makan siang bersama Perdana Menteri (PM) Manmohan Singh. Pertemuan itu berlangsung di kediaman Singh.

Kunjungan itu dianggap sebagai kunjungan singkat yang hanya berlangsung selama satu hari itu. Kunjungan Zardari itu dianggap sebagai suatu hal yang pribadi. Dia juga akan mengunjungi tempat suci Muslim di Ajmer untuk berdoa. Keterangan resmi menyebutkan, Presiden Pakistan ini akan mengunjungi tempat keramat tokoh sufi, Moinudin Chishti, di wilayah Ajmer, sekitar 350 km dari Delhi.

Disebutkan, Zardari dijadwalkan mendarat di Delhi pada 11:00 waktu setempat. Dia akan terbang ke Ajmer dan kembali ke Islamabad pada malam harinya. Para pejabat Pakistan mengatakan Zardari ditemani 40 anggota keluarga dan stafnya. Menteri Dalam Negeri Rehman Malik juga ikut dalam rombongan. Times of India melaporkan putra Zardari yang berusia 23 tahun Bilawal Bhuttto Zardari juga ikut dalam kunjungan pribadi itu.

Para pejabat mengatakan lawatan ini merupakan kunjungan pribadi. Tetapi ada yang berharap ini dapat meningkatkan hubungan ekonomi antara dua negara. Bahkan, dalam isu yang sensitif pun tidak akan mencapai titik temu.

Hanya saja, kunjungan Zardari ini dapat menindaklanjuti isu-isu penting yang menyangkut hubungan Pakistan-India. Namun demikian, kunjungan itu dianggap para analis merefleksikan peningkatan hubungan kedua belah pihak sejak serangan Mumbai pada 2008 yang dilakukan gerilyawan Pakistan. Topik sensitif mengenai konflik di wilayah Kashmir dan aktivitas gerilyawan Pakistan masih menjadi hal yang sangat tabu dibicarakan.

Bahkan, baru-baru ini Zardari mendukung pencabutan pembatasan perdagangan dengan India. Namun berbagai pengamat menilai, hubungan dua negara ini masih diwarnai ketegangan ketika dihadapkan persoalan sengketa perbatasan di Kashmir, serta aktivitas kelompok gerilyawan Pakistan terhadap India.

“Zardari menunjukkan keinginannya untuk berkunjung ke India sebagai peziaran. Tentunya kita akan menyambutnya,” ujar G Parthasarthy, pensiunan diplomat India dan mantan komisioner tinggi untuk Pakistan, kepada AFP. “Ada perundingan dan saya memperkirakan bahwa perdana menteri akan membicarakan isu yang menjadi perhatian kita, terutama dalam hal terorisme.”

Pada pekan ini, India kembali menuntut agar Pakistan menyerahkan Hafiz Saeed, seorang pria yang dituduh terlibat dalam serangan Mumbai. Pakistan menolak seruan India dengan dalih India tidak memiliki bukti-bukti yang kuat.

Dalam pandangan Brahma Chellaney, analis dari Pusat Penelitian Kebijakan di New Delhi, kebijakan luar negeri Pakistan sangat dipengaruhi oleh militer. Dia menganggap, Zardari bukan sebagai kekuatan utama di Pakistan. “Anda tidak dapat berbicara mengenai hal yang substantif dengan seseorang yang tidak memiliki kekuasaan apapun,” katanya.

Mantan Presiden Pakistan Pervez Musharraf juga pernah berkunjung ke makam sufi saint Moinudin Chishti di Ajmer, 350 kilometer baratdaya Delhi. Makam tokoh suci dianggap sebagai tempat yang paling dikunjungi banyak orang di Asia Selatan.

Selain diplomasi tempat suci, BBC melaporkan sebenarnya permainan olahraga kriket dahulu menjadi alat yang efektif bagi pemimpin kedua negara untuk menyelesaikan secara diplomatis persoalan yang timbul di antara dua negara. Pemimpin Pakistan terakhir kali bertemu Singh pada 2005 lalu ketika Presiden Pakistan Pervez Musharraf kebetulan berada di laga kriket bersama Perdana Menteri India di Delhi.

Sebenarnya, India dan Pakistan pernah berperang selama tiga tahun sejak mendapatkan kemerdekaan dari Inggris pada 1947. Kedua negara juga berlomba-lomba dalam pengadaan senjata nuklir. Kemudian, kedua negara itu terjerembab dalam konflik pada 2001 dan diperparah lagi pada 2008 ketika serangan Mumbai yang menewaskan 166 orang terjadi. (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford