Pensiunan Bunuh Diri, Athena Rusuh
ATHENA – Ibukota Yunani, Athena, kemarin dilanda kerusuhan besar-besaran setelah seorang pensiunan bunuh diri di luar gedung parlemen.
Kakek berusia 77 tahun itu bunuh diri di Lapangan Syntagma pada Rabu pagi (4/4) waktu setempat. Pria tua bernama Dimitris Christoulas. Dia merupakan seorang pensinan ahli kimia yang hidup bersama istri dan seorang anak perempuannya.
Media lokal melaporkan Christoulas meninggalkan catatan bunuh diri yang berisi tudingan terhadap pemotongan pensiunan yang dilakukan pemerintah sehingga dia tak menerima apapun di hari tuanya. Dalam catatan bunuh diri itu, dia menyalahkan politisi dan krisis keuangan yang membuat dirinya semakin terdesak.
“Pemerintah telah menghancurkan semua sarana penyambung hidup saya berupa uang pensiun yang saya bayar selama 35 tahun tanpa bantuan apapun dari negara,” tulis Dimitris dikutip BBC. “Dan karena usia saya tak memungkinkan saya bereaksi dinamis. Saya tak melihat cara lain selain kematian terhormat ini, sehingga saya tak perlu mengorek sampah hanya untuk menyambung hidup,” tulis Dimitris.
Kematian Dimitris ini mengundang simpati khalayak luas. Karangan bunga dan kartu ucapan simpati diletakkan di lokasi meninggalnya pria tua itu. Ucapan duka juga meluas di dunia maya. Salah satu tulisan tangan warga berbunyi: “Sudah cukup!”. Pesan lain berbunyi: “Siapa yang akan jadi korban berikut?”.
Aksi bunuh diri Dimitris ini kemudian menarik ratusan orang untuk menggelar aksi unjuk rasa di lapangan yang tepat berada di depan gedung parlemen Yunani. Unjuk rasa ini kemudian menjadi rusuh setelah demonstran melempar bom molotov ke arah polisi dan polisi bereaksi dengan menembakkan gas air mata.
Dikabarkan media lokal, aksi demonstrasi anti-pemerintah itu meluas ke berbagai kota di Yunani. Aparat keamanan bertindak represif agar kerusuhan itu tidak meluas. Namun, tindakan aparat bakal sia-sia karena semakin membabi-buta karena kecewan dengan kelambatan kinerja pemerintah dalam mengatasi krisis.
Sementara itu, Perdana Menteri Yunani Lucas Papademos dalam pernyataan resminya menyebut kematian Dimitris sebagai sebuah tragedi. “Dalam saat-saat sulit ini kita semua -negara dan rakyat- harus membantu warga kita yang tengah putus asa,” kata Papademos dikutip CNN.
Sedangkan juru bicara pemerintah Yunani, Pantelis Kapsis juga menyebut aksi bunuh diri Dimitris adalah sebuah tragedi. “Saya tidak berkomentar dan saya tidak berpikir bahwa kisah ini menjadi diskusi politik,” ujar Kapsis.
Sementara, Pimpinan Partai Pasok yang berhaluan sosialis, Evangelos Venizelos yang merupakan mayoritas dalam koalisi pemerintah menyerukan rekan-rekannya mengurangi pernyataan politis dan lebih menunjukkan solidaritas dan kebersamaan. Sedangkan pimpinan Partai Demokrasi Baru Antonis Samaras mengatakan para politisi harus berbuat lebih banyak untuk melepaskan Yunani dari keputusasaan.
Penghematan anggaran besar-besaran dilakukan Yunani agar memenuhi syarat untuk mendapatkan bantuan finansial dari Uni Eropa demi menyelamatkan negeri itu dari kebangkrutan. Ribuan pegawai pemerintah kehilangan pekerjaan, pajak dinaikkan dan terjadi pemangkasan gaji dan uang pensiun.
Kantor berita Reuters melaporkan kondisi memburuknya ekonomi Yunani menyebabkab angka bunuh diri meningkat 18% pada 2010 dibanding tahun sebelumnya. Di Athena saja, angka bunuh diri melonjak hingga 25% tahun lalu.
Faktor bunuh diri banyak dikaitkan dengan tingkat pengangguran di Yunani yang cukup tinggi. Pada Desember 2011, angka pengangguran mencapai 21%. Artinya, satu dari dua anak muda di Yunani tidak memiliki pekerjaan.
Saat ini, Yunani menjadi pusat krisis hutang Eropa. Yunani harus berjuang dengan tingkat hutang yang tinggi dan ekonomi yang terjerembab dalam resesi selama beberapa tahun. Negara itu pun masuk dalam program dana talangan tahap kedua dengan kesepakatan untuk mengimplementasikan reformasi agar menjadikan ekonomi negara itu lebih kompetitif. Dana talangan pertama dikucurkan pada 2010, tetapi tidak menimbulkan dampak positif. (andika hendra m)
Kakek berusia 77 tahun itu bunuh diri di Lapangan Syntagma pada Rabu pagi (4/4) waktu setempat. Pria tua bernama Dimitris Christoulas. Dia merupakan seorang pensinan ahli kimia yang hidup bersama istri dan seorang anak perempuannya.
Media lokal melaporkan Christoulas meninggalkan catatan bunuh diri yang berisi tudingan terhadap pemotongan pensiunan yang dilakukan pemerintah sehingga dia tak menerima apapun di hari tuanya. Dalam catatan bunuh diri itu, dia menyalahkan politisi dan krisis keuangan yang membuat dirinya semakin terdesak.
“Pemerintah telah menghancurkan semua sarana penyambung hidup saya berupa uang pensiun yang saya bayar selama 35 tahun tanpa bantuan apapun dari negara,” tulis Dimitris dikutip BBC. “Dan karena usia saya tak memungkinkan saya bereaksi dinamis. Saya tak melihat cara lain selain kematian terhormat ini, sehingga saya tak perlu mengorek sampah hanya untuk menyambung hidup,” tulis Dimitris.
Kematian Dimitris ini mengundang simpati khalayak luas. Karangan bunga dan kartu ucapan simpati diletakkan di lokasi meninggalnya pria tua itu. Ucapan duka juga meluas di dunia maya. Salah satu tulisan tangan warga berbunyi: “Sudah cukup!”. Pesan lain berbunyi: “Siapa yang akan jadi korban berikut?”.
Aksi bunuh diri Dimitris ini kemudian menarik ratusan orang untuk menggelar aksi unjuk rasa di lapangan yang tepat berada di depan gedung parlemen Yunani. Unjuk rasa ini kemudian menjadi rusuh setelah demonstran melempar bom molotov ke arah polisi dan polisi bereaksi dengan menembakkan gas air mata.
Dikabarkan media lokal, aksi demonstrasi anti-pemerintah itu meluas ke berbagai kota di Yunani. Aparat keamanan bertindak represif agar kerusuhan itu tidak meluas. Namun, tindakan aparat bakal sia-sia karena semakin membabi-buta karena kecewan dengan kelambatan kinerja pemerintah dalam mengatasi krisis.
Sementara itu, Perdana Menteri Yunani Lucas Papademos dalam pernyataan resminya menyebut kematian Dimitris sebagai sebuah tragedi. “Dalam saat-saat sulit ini kita semua -negara dan rakyat- harus membantu warga kita yang tengah putus asa,” kata Papademos dikutip CNN.
Sedangkan juru bicara pemerintah Yunani, Pantelis Kapsis juga menyebut aksi bunuh diri Dimitris adalah sebuah tragedi. “Saya tidak berkomentar dan saya tidak berpikir bahwa kisah ini menjadi diskusi politik,” ujar Kapsis.
Sementara, Pimpinan Partai Pasok yang berhaluan sosialis, Evangelos Venizelos yang merupakan mayoritas dalam koalisi pemerintah menyerukan rekan-rekannya mengurangi pernyataan politis dan lebih menunjukkan solidaritas dan kebersamaan. Sedangkan pimpinan Partai Demokrasi Baru Antonis Samaras mengatakan para politisi harus berbuat lebih banyak untuk melepaskan Yunani dari keputusasaan.
Penghematan anggaran besar-besaran dilakukan Yunani agar memenuhi syarat untuk mendapatkan bantuan finansial dari Uni Eropa demi menyelamatkan negeri itu dari kebangkrutan. Ribuan pegawai pemerintah kehilangan pekerjaan, pajak dinaikkan dan terjadi pemangkasan gaji dan uang pensiun.
Kantor berita Reuters melaporkan kondisi memburuknya ekonomi Yunani menyebabkab angka bunuh diri meningkat 18% pada 2010 dibanding tahun sebelumnya. Di Athena saja, angka bunuh diri melonjak hingga 25% tahun lalu.
Faktor bunuh diri banyak dikaitkan dengan tingkat pengangguran di Yunani yang cukup tinggi. Pada Desember 2011, angka pengangguran mencapai 21%. Artinya, satu dari dua anak muda di Yunani tidak memiliki pekerjaan.
Saat ini, Yunani menjadi pusat krisis hutang Eropa. Yunani harus berjuang dengan tingkat hutang yang tinggi dan ekonomi yang terjerembab dalam resesi selama beberapa tahun. Negara itu pun masuk dalam program dana talangan tahap kedua dengan kesepakatan untuk mengimplementasikan reformasi agar menjadikan ekonomi negara itu lebih kompetitif. Dana talangan pertama dikucurkan pada 2010, tetapi tidak menimbulkan dampak positif. (andika hendra m)
Komentar