Partai Politik Korsel Gelar Kampanye Jelang Pemilu

SEOUL – Para ketua partai politik Korea Selatan (Korsel) kemarin menggelar kampanye di depan para pendukungnya sebelum bertanding pada pemilu parlemen. Pemilu parlemen yang digelar Rabu (hari ini) menjadi kunci sebelum pemilu presiden pada Desember mendatang.

“Ini saatnya untuk menghakimi rezim yang berkuasa saat ini,” ujar pemimpin oposisi Han Myeong-sook di depan para pendukungnya di distrik Songpa, Seoul, Korsel. “Ijinkan kita untuk mengakhiri pemerintahan Lee Myung-bak dan memberikan Anda musim semi,” imbuhnya dikutip AFP.

Pemilu parlemen hari ini dianggap sebagai referendum pemerintahan Lee. Pemilu kali ini merupakan indikasi apakah penerusnya juga dapat mempertahankan kepemimpinan konservatif dalam waktu depan bulan mendatang.

Presiden Korsel melaksanakan masa jabatan selama lima tahun. Sedangkan parlemen dipilih untuk masa jabatan selama empat tahun. Pada tahun inilah untuk pertama kali dalam dua dekade, pemilu presiden dan parlemen digelar bersamaan.

Saat ini, Partai Frontier New (NFP) memiliki 165 kursi parlemen melawan 89 dari kubu oposisi Partai Bersatu Demokratik (DUP). Tapi, pemilu parlemen hari ini sepertinya baik NFP dan DUP bakal bersaing ketat.

Jajak pendapat dilarang pada pekan ini. Tapi, para pakar memprediksi bahwa terjadinya persaingan yang sangat ketat. Masing-masing pihak diprediksi bakal meraih 130 kursi dari 300 anggota Dewan Nasional.

Pemimpin sementara NFP yang kemungkinan merupakan calon presiden Park Geun-hye menggambarkan DUP secara sosial terpecah. Park menuding bahwa DUP bertekad membongkar aliansi keamanan selama puluhan tahun dengan Amerika Serikat (AS). “Apakah Korea memilih kekacauan dan perpecahan, atau membuka masa depan yang penuh harapan, tergantung pada keputusan Anda,” kata Park di depan para pendukungnya.

“Bisakah mereka (DUP) mengabaikan keamanan dan kepentingan nasional untuk ideologi usang tersebut, ketika Korea Utara (Korut) mengancam akan melanjutkan uji coba nuklir ketiga dan untuk meluncurkan rudal?” ancam Park.

Korut berencana untuk meluncurkan roket antara 12 April dan 16. Tapi masalah seperti kenaikan harga, pendidikan tinggi dan biaya perumahan, kesulitan pekerjaan, kesenjangan pendapatan pelebaran dan sistem kesejahteraan lemah menjadi topik kunci pemilu.

Baik DUP dan NFP berjanji untuk memperluas kesejahteraan negara dan memperketat kontrol atas konglomerat yang mendominasi ekonomi dan dituduh mencekik usaha kecil. NFP mendukung ratifikasi perdagangan bebas dengan AS, sedangkan DUP berjanji akan merenegosiasikannya.

NFP sendiri mencitrakan partainya dari kalangan orang kaya. DUP merupakan partai dari kalangan masyarakat bawah. Sebanyak 246 anggota parlemen bakal dipilih langsung pada pemilu hari. Sedangkan 54 orang dipilih secara proporsional berdasarkan perwakilan.

Partai-partai pun berkampanye mengunakan situs microblogging Twitter. Kandidat presiden dari kubu konservatif Park Geun-hye mendapatkan pendukung 180.000 di Twitter.

Reuters melaporkan jajak pendapat Realmeter yang digelar pada 26-30 Maret menunjukkan 39,8% mendukung partai konservatif dan 30,5% mendukung kubu oposisi DUP. Sisanya 8,1% mendukung mitra koalisi Partai Progresif Bersatu (UPP). (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford