Partai Berkuasa Korsel Menangi Pemilu
SEOUL – Partai berkuasa Korea Selatan (Korsel) Partai New Frontier (NFP) atau Saenuri berhasil menguasai parlemen dengan perolehan 152 kursi. Dengan demikian, NFP berhasil memuluskan jalan untuk merebut pemilu presiden pada Desember mendatang.
NFP memperoleh kursi lebih banyak dibandingkan Partai Demokratik Bersatu (DUP) dengan selisih 25 kursi dari 300 kursi parlemen. “Rakyat telah menentukan pilihan dengan bijak,” ujar Presiden Korsel Lee Myung-bak dikutip AFP.
“Pemerintah akan melakukan hal yang terbaik untuk mengelola hubungan negara yang lebih stabil dan meningkatkan daya hidup rakyat,” imbuh Lee. Sebelumnya, NFP memiliki 165 kursi dibandingkan dengan DUP yang memiliki 89 kursi.
Pemilu kali ini dianggap sebagai persiapan bagi pemilu presiden dalam kurun waktu delapan bulan lagi. Hasil pemilu kali ini bakal memperkuat posisi Pemimpin NFP Park Geun-hye yang diprediksi bakal menjadi kandidat presiden Korsel. Dia juga bakal bakal membantu kembali citra NFP yang dipimpinnya sejak Desember silam.
Partai berkuasa mengganti namanya dari Partai Nasional Raya (GNP) agar tidak identik dengan citra partainya bagi orang kaya. NFP juga berjanji untuk meningkatkan program bagi kesejahteraan rakyat. “Kita akan memulai sesuatu yang baru. Kita akan merangkul semua generasi dan kelas,” kata Park, 60, yang mendapatkan julukan sebagai “Ratu Pemilu”, dikutip Reuters.
Park selalu berjanji untuk menciptakan pekerjaan bagi generasi muda. Pada 1970an, Park pernah menjadi ibu negara setelah ibunya ditembak dan dibunuh oleh kelompok pro-Pyongyang. Park mendampingi ayahnya Park Chung-hee yang menjadi selama 17 tahun sebagai pemimpin Korsel. Jika nanti berkuasa, Park yang cenderung diam, berjanji akan mendekati Korea Utara (Korut) agar menghapus ambisi nuklir.
Sementara itu, dikarenakan mengalami kekalahan, DUP pun meminta maaf kepada para pendukungnya. “DUP gagal untuk mengubah seruan publik agar menghukum partai berkuasa menjadi realitas. Kita meminta maaf kepada para pendukung yang kecewa,” ujar Sekertaris Jenderal DUP Park Sun-sook.
“Kita sejujurnya berpikir bahwa segalanya telah usai setelah pemilu. Kita tidak pernah berhenti untuk lagi kembali sebagai partai tempat bersandar dan bergantung rakyat Korsel,” imbuh Park.
Pada awal pemilihan DUP sempat dijagokan untuk memenangkan pemilu parlemen kali ini karena sejumlah pengamat menilai kebijakan Presiden Lee yang pro bisnis dinilai banyak yang tidak populer. Para pemilih sendiri tampaknya lebih tertarik melihat bagaimana partai dan pemimpinnya mampu menawarkan kebijakan soal pertumbuhan pendapatan dan inflasi.
Sementara kubu oposisi saya kiri Partai Bersatu Progresif (UPP) hanya memperoleh 13 kursi sedangkan 5 kursi lainnya direbut saya kanan Partai Liberty Forward (LFP). Partai politik Korsel memperebutkan 246 kursi dan 54 kursi lainnya diisi oleh perwakilan wilayah. (andika hendra m)
NFP memperoleh kursi lebih banyak dibandingkan Partai Demokratik Bersatu (DUP) dengan selisih 25 kursi dari 300 kursi parlemen. “Rakyat telah menentukan pilihan dengan bijak,” ujar Presiden Korsel Lee Myung-bak dikutip AFP.
“Pemerintah akan melakukan hal yang terbaik untuk mengelola hubungan negara yang lebih stabil dan meningkatkan daya hidup rakyat,” imbuh Lee. Sebelumnya, NFP memiliki 165 kursi dibandingkan dengan DUP yang memiliki 89 kursi.
Pemilu kali ini dianggap sebagai persiapan bagi pemilu presiden dalam kurun waktu delapan bulan lagi. Hasil pemilu kali ini bakal memperkuat posisi Pemimpin NFP Park Geun-hye yang diprediksi bakal menjadi kandidat presiden Korsel. Dia juga bakal bakal membantu kembali citra NFP yang dipimpinnya sejak Desember silam.
Partai berkuasa mengganti namanya dari Partai Nasional Raya (GNP) agar tidak identik dengan citra partainya bagi orang kaya. NFP juga berjanji untuk meningkatkan program bagi kesejahteraan rakyat. “Kita akan memulai sesuatu yang baru. Kita akan merangkul semua generasi dan kelas,” kata Park, 60, yang mendapatkan julukan sebagai “Ratu Pemilu”, dikutip Reuters.
Park selalu berjanji untuk menciptakan pekerjaan bagi generasi muda. Pada 1970an, Park pernah menjadi ibu negara setelah ibunya ditembak dan dibunuh oleh kelompok pro-Pyongyang. Park mendampingi ayahnya Park Chung-hee yang menjadi selama 17 tahun sebagai pemimpin Korsel. Jika nanti berkuasa, Park yang cenderung diam, berjanji akan mendekati Korea Utara (Korut) agar menghapus ambisi nuklir.
Sementara itu, dikarenakan mengalami kekalahan, DUP pun meminta maaf kepada para pendukungnya. “DUP gagal untuk mengubah seruan publik agar menghukum partai berkuasa menjadi realitas. Kita meminta maaf kepada para pendukung yang kecewa,” ujar Sekertaris Jenderal DUP Park Sun-sook.
“Kita sejujurnya berpikir bahwa segalanya telah usai setelah pemilu. Kita tidak pernah berhenti untuk lagi kembali sebagai partai tempat bersandar dan bergantung rakyat Korsel,” imbuh Park.
Pada awal pemilihan DUP sempat dijagokan untuk memenangkan pemilu parlemen kali ini karena sejumlah pengamat menilai kebijakan Presiden Lee yang pro bisnis dinilai banyak yang tidak populer. Para pemilih sendiri tampaknya lebih tertarik melihat bagaimana partai dan pemimpinnya mampu menawarkan kebijakan soal pertumbuhan pendapatan dan inflasi.
Sementara kubu oposisi saya kiri Partai Bersatu Progresif (UPP) hanya memperoleh 13 kursi sedangkan 5 kursi lainnya direbut saya kanan Partai Liberty Forward (LFP). Partai politik Korsel memperebutkan 246 kursi dan 54 kursi lainnya diisi oleh perwakilan wilayah. (andika hendra m)
Komentar