Korsel-AS Bahas Roket Korut

SEOUL – Menteri Pertahanan Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) kemarin berkoordinasi sebagai upaya menghadapi peluncuran roket Korea Utara (Korut).

Menteri Pertahanan Korsel Kim Kwan-jin dan mitranya Leon Panetta kemarin sepakat untuk berkerjasama lebih erat. Mereka berdua sepakat menentang aksi peluncuran roket itu dan memelihara pola pertahanan bersama.

“Kedua menteri berbagi pandangan terhadap peluncuran misil jarak jauh Korut sebagai provokasi yang berlebihan,” demikian keterangan kementerian pertahanan Korsel dikutip AFP.

Korut mendapatkan kutukan dari dunia internasional setelah mengumumkan peluncuran satelit yang bakal dilaksanakan antara 12 hingga 16 April mendatang. Peluncuran itu menandatangi ulang tahun ke 100 pendiri negara Kim Il-sung.

Pyongyang bersikeras bahwa peluncuran itu sebagai proyek antariksa untuk tujuan damai. Tapi, AS dan Korsel tetap memandang itu sebagai ujicoba misil yang merupakan bentuk pelanggaran resolusi PBB.

Korsel juga berjanji akan menembak jatuh roket jika melewati teritorialnya. Hal sama juga dijanjikan oleh Jepang. Korsel juga menempatkan kapal perusak dengan dilengkapi misil di Laut Kuning.

Sumber keamanan di Seoul mengungkapkan Korut seang melaksanakan ujicoba nuklir ketiga setelah peluncuran roket. Pernyataan itu berdasarkan gambar satelit yang diperoleh Seoul. “Sungguh sangat mengecewakan ketika Korut memaksa rakyatnya untuk berkorban demi aksi provokatif itu,” demikian keterangan resmi Kementerian Unifikasi Korsel.

Sementara itu, Rusia kemarin mengkritik Korut atas rencana peluncuran roketnya. Moskow menilai aksi Korut menandangi pengabaian resolusi Dewan Keamanan PBB. “Kita menganggap keputusan Pyongyang untuk meluncurkan satelit sebagai contoh pengabaikan keputusan Dewan Keamanan PBB,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Alexander Lukashevich dikutip kantor berita RIA. Lukashevich mengutarakan bahwa diperlukan langkah untuk mencari solusi atas situasi saat ini dengan jalur politik dan diplomatik.

Rusia sepertinya menempuh langkah seimbang dengan tidak mengkritik terlalu keras terhadap Korut. Buktinya Moskow tetap menyerukan semua pihak untuk menahan diri dari aksi provokasi yang dilakukan Pyongyang.

Kemudian, China juga menyerukan semua pihak untuk bersikap tenang. “Kita juga memberikan perhatian penuh dan kekhawatiran mengenai perkembangan Korut,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Liu Weimin dikutip Reuters.

Sementara itu, Korut kemarin menegaskan bahwa mereka siap untuk meluncurkan roket jarak jauh. “Kita kira bakal menelesaikan perakitan pada hari ini (kemarin),” kata Ryu Kum-chol, wakil direktur departemen pengembangan antariksa Komite Antariksa Pusat Korea (KCSC).

“Peluncuran satelit Kwangmyongsong-3 merupakan hadian dari rakyat kita kepada pemimpin besar, Kim Il-sung, pada ulang tahunnya ke 100. Jadi ini bukan ujicoba misil,” tambah Ryu.

Para analis memaparkan kalu roket Korut bakal melalui Laut Kuning. Reruntuhan roket itu bakal mendarat di Samudra Pasifik di dekat Filipina.

Presiden Filipina Benigno Aquino mengecam peluncuran roket itu sebagai “provokasi yang tak dibutuhkan”. Menurut dia, itu hanya meningkatkan ketegangan di Asia Timur.

Beberapa maskapai penerbangan pun mengubah rute penerbangan pada 12 hingga 16 April mendatang. Maskapai philippine airlines mengubah rute sebanyak 10 penerbangan,
Maskapai All Nippon mengubah lima rute penerbangan dan Japan Airlines hanya mengubah empat penerbangan.

Kemudian, 15 pusat kontrol lalu lintas maritim menyatakan waspada pada Rabu (hari ini) setiap dua jam sekali bagi kapal yang beroperasi di Laut Kuning. Itu sebagai antisipasi karena pecahan roket bakal jatuh di perairan sekitar 170km sebelah barat dari Gunsan, Korsel. (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford