Jong-un Dapat Gelar Baru

SEOUL - Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un mendapatkan dua jabatan baru yang sebelumnya juga pernah dipegang oleh Ayahnya, Kim Jong-il.

Media milik pemerintah mengatakan Jong-un dianugerahi jabatan sebagai Kepala Komisi Militer Pusat pada Partai Komunis Korut dan juga sebagai anggota kehormatan di Politbiro. Jong-un pun menguasai militer dengan kekuatan 1,1 juta prajurit atau terbesar keempat di dunia.

Pengumuman itu setelah Partai Pekerja Korea Utara pada Rabu (11/12) lalu mendeklarasikan Jong-un sebagai “sekretaris pertama”. Ayahnya, Kim Jong-il yang meninggal pada Desember lalu dianugerahi seketaris jenderal “abadi” Partai Pekerja.

Gelar baru itu seperti memperkuat otoritas Jong-un yang berusia 20an tahun itu. “Ini berarti Korut telah menyelesaikan transfer kekuasaan secara penuh kepada Jong-un,” kata Profesor Yang Moo-jin dari Universitas Kajian Korut kepada AFP.

Pengumuman tentang jabatan baru Jong-un ini disampaikan sesaat setelah Partai Komunis Korut menggelar sebuah acara konferensi yang jarang terjadi untuk memastikan alih kekuasaan formal kepada Jong-un berjalan lancar. Pada Minggu (15/4) nanti Korut juga menggelar acara besar untuk memperingati 100 tahun kelahiran pendiri negara itu Kim Il-sung. Peringatan itu juga ditandai dengan peluncuran roket yang mengundang kontroversi.

Korut mengatakan roket tersebut merupakan bukti kemajuan teknologi negara itu dan akan membawa satelit yang mampu melakukan pemantauan cuaca dan data lainnya.

Baik Korea Selatan (Korsel) dan Jepang mengancam akan menembak jatuh roket tersebut jika keberadaannya mengancam wilayah mereka. “Kami melakukan persiapan penuh untuk menghadapi berbagai kemungkinan yang bisa terjadi,” kata PM Jepang Yoshihiko Noda. Noda mengungkapkan pihaknya tetap akan menahan diri hingga menit-menit terakhir.

Sejumlah negara yang mengkritik rencana peluncuran Korut mengatakan negara itu akan melanggar resolusi PBB jika tetap meluncurkan roket tersebut. Mereka menilai peluncuran roket itu merupakan bagian dari upaya Korut untuk melakukan uji coba roket jarak jauhnya.

Korut berencana untuk meluncurkan roket itu antara tanggal 12 hingga 16 April di Tongchang-ri, kawasan barat laut negara itu. Sejumlah maskapai penerbangan telah mengubah jalur penerbangannya menyusul rencana peluncuran roket milik Korut itu.

Pemerintah Filipina memerintahkan agar maskapai penerbangan menghindari wilayah yang menjadi tempat jatuhnya serpihan roket Korut. Kepala Pengawasan Lalu Lintas Udara Filipina Michael Mapanao mengatakan 20 penerbangan dari 12 hingga 16 April terkena dampak itu. “Waktu penerbangan pesawat juga bakal ditambah beberapa menit,” kata Mapanao.

Menteri Pertahanan Sipil Filipina Benito Ramos memerintahkan agar kapal juga menghindari wilayah yang menjadi tempat jatuhnya serpihan roket. “Tidak ada orang di zona serpihan roket,” katanya. Dia juga mengabaikan komplain yang menyebutkan bahwa pemerintah terlalu bereaksi terhadap peluncuran roket. “Lebih baik bereaksi lebih keras dibandingkan tidak bereaksi ketika sesuatu bakal terjadi,” tegasnya kepada stasiun televisi ABS-CBN.

Di Pulau Ishigaki, Jepang, para pejabat dalam posisi siaga sejak kemarin. “Kita dalam posisi siaga setiap hari dari pukul 6 hingga 2 malam hingga hari Senin mendatang,” kata pejabat kota Ishigaki, Choichi Ameku. Para penduduk pulau juga diminta untuk berlindung di gedung jika roket mulai diluncurkan. “Serpihan roket itu mungkin saja mengandung racun,” imbuhnya.

Rencana peluncuran roket itu mendapat kecaman karena pada Februari lalu Korut telah sepakat untuk membekukan sebagian aktivitas nuklirnya dan melakukan moratorium terhadap uji peluru kendalinya guna mendapatkan bantuan pangan dari AS. Namun kesepakatan itu tertunda setelah Korut mengumumkan rencana peluncuran roket tersebut. (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford