Inggris Tekan China Ungkap Pembunuhan Heywood
LONDON – Perdana Menteri (PM) Inggris David Cameron kemarin menekan China untuk mengungkap pembunuhan pengusaha Neil Heywood.
Permintaan pengungkapan pembunuhan penguasal asal Inggris itu dilakukan Cameron saat bertemu dengan pejabat senior Partai Komunis China, Li Changchun, di Downing Street, kantor PM Inggris. Pasalnya, pemerintah Inggris mendapatkan tekanan publik untuk mempertanyakan penanganan kasus pembunuhan yang belum jelas itu.
“Itu seperti bakal diperbincangkan,” ujar jurubicara Cameron dikutip Reuters. Tekanan terhadap Li Changchun dianggap penting karena dia merupakan kepala propaganda China dan anggota lembaga kepemimpinan paling berpengaruh di China, Politburo. Li juga merupakan pejabat senior China yang berkunjung ke Inggris setelah pengumuman istri Bo Xilai menjadi tersangka pembunuhan Heywood.
“Cameron akan menyambut baik investigasi yang sedang berjalan dan melihat hasilnya. Kita senang bahwa penyelidikan ini dimulai,” kata jurubicara Cameron. Pada pekan lalu, Cameron mengungkapkan pemerintahannya siap bekerjasama dengan China untuk mengungkap pembunuhan. Dia pun menegaskan bakal memberikan bantuan khusus kepada Li jika memang diperlukan.
Skandal itu justru datang bersamaan ketika pemerintahan Cameron berusaha meningkatkan investasi dan perdagangan dengan China. Anehnya, Kementerian Luar Negeri Inggris meminta China untuk menyelidiki kematian Heywood setelah tiga bulan kasus itu terjadi. Publik Inggris pun geram dengan kelamabatan itu.
“Pertanyaan paling fundamental adalah kenapa pemerintah Inggris sangat lama meminta penjelasan atas kasus pembunuhan itu,” ujar Menzies Campbell, anggota parlemen Inggris, kepada BBC.
Menteri Luar Negeri Inggris William Hague membela diri. Dia menganggap kementeriannya telah menangani hal itu dengan baik. “Sangat penting diingat bahwa kita telah meminta China untuk menyelidiki pembunuhan itu. Yang penting hasil penyedikan itu dan kita akan melihat bahwa itu masih berjalan,” katanya.
Sebelumnya pada Senin (16/4), Deputi PM Inggris Nick Clegg juga mempertanyakan kasus Heywood dalam pertemuan dengan Liu Yandong, salah satu anggota Politburo. Clegg menyambut baik langkah China menyelidiki kasus pembunuhan itu. Namun, Liu menegaskan bahwa pemerintahannya menyelesaikan kasus itu berdasarkan hukum.
Kematian Heywood, 41, memang misterius. Dia ditemukan tewas di sebuah kamar hotel pada November silam di Chongqing, China. Kematiannya memicu kontroversi dan menyerang Bo Xilai, salah satu petinggi Partai Komunis.
Sumber kepolisian menyebutkan Heywood dikabarkan diracun setelah mengancam akan menyebarkan rencana istri Bo, Gu Kailai, yang akan mengirimkan uang ke luar negeri. Penyelidikan awal kepolisian Chongqing menyebutkan kematian Heywood karena konsumsi alkohol yang berlebihan. Padahal, keluarga Heywood menyebutkan dia bukan seorang pemabuk. Kemudian, Pemerintah China menyebutkan Gu memiliki kedekatan dengan dengan Heywood, tetapi mereka memiliki perselisihan paham mengenai keuangan.
Kematian Heywood juga menjadi kunci penting dalam kehancuran karir Bo Xilai yang difavoritkan bakal menjadi pemimpin masa depan China. Beberapa kawan Heywood menyebutkan, Heywood merupakan bagian dari “lingkaran dalam” kawan dan penasehat keluarga Bo.
Yang ganjil adalah kematian Heywood itu hanya selang satu hari setelah pejabat kementerian luar negeri Inggris, Jeremy Browne mengunjungi Chongqing dan bertemu dengan Bo. Pada Senin (16/4), Browne menegaskan bahwa hubungan Inggris dan China masih baik-baik saja, terutama dalam sektor perdagangan.
“Kita menginginkan hubungan dengan China yang lebih baik. Meski ada beberapa permasalahan politik dan internasional yang kita tidak sepakati. Tapi itu sebagai kesempatan untuk bekerjasama dan belajar satu sama lain,” kata Browne dikuti Wall Street Journal. (andika hendra m)
Permintaan pengungkapan pembunuhan penguasal asal Inggris itu dilakukan Cameron saat bertemu dengan pejabat senior Partai Komunis China, Li Changchun, di Downing Street, kantor PM Inggris. Pasalnya, pemerintah Inggris mendapatkan tekanan publik untuk mempertanyakan penanganan kasus pembunuhan yang belum jelas itu.
“Itu seperti bakal diperbincangkan,” ujar jurubicara Cameron dikutip Reuters. Tekanan terhadap Li Changchun dianggap penting karena dia merupakan kepala propaganda China dan anggota lembaga kepemimpinan paling berpengaruh di China, Politburo. Li juga merupakan pejabat senior China yang berkunjung ke Inggris setelah pengumuman istri Bo Xilai menjadi tersangka pembunuhan Heywood.
“Cameron akan menyambut baik investigasi yang sedang berjalan dan melihat hasilnya. Kita senang bahwa penyelidikan ini dimulai,” kata jurubicara Cameron. Pada pekan lalu, Cameron mengungkapkan pemerintahannya siap bekerjasama dengan China untuk mengungkap pembunuhan. Dia pun menegaskan bakal memberikan bantuan khusus kepada Li jika memang diperlukan.
Skandal itu justru datang bersamaan ketika pemerintahan Cameron berusaha meningkatkan investasi dan perdagangan dengan China. Anehnya, Kementerian Luar Negeri Inggris meminta China untuk menyelidiki kematian Heywood setelah tiga bulan kasus itu terjadi. Publik Inggris pun geram dengan kelamabatan itu.
“Pertanyaan paling fundamental adalah kenapa pemerintah Inggris sangat lama meminta penjelasan atas kasus pembunuhan itu,” ujar Menzies Campbell, anggota parlemen Inggris, kepada BBC.
Menteri Luar Negeri Inggris William Hague membela diri. Dia menganggap kementeriannya telah menangani hal itu dengan baik. “Sangat penting diingat bahwa kita telah meminta China untuk menyelidiki pembunuhan itu. Yang penting hasil penyedikan itu dan kita akan melihat bahwa itu masih berjalan,” katanya.
Sebelumnya pada Senin (16/4), Deputi PM Inggris Nick Clegg juga mempertanyakan kasus Heywood dalam pertemuan dengan Liu Yandong, salah satu anggota Politburo. Clegg menyambut baik langkah China menyelidiki kasus pembunuhan itu. Namun, Liu menegaskan bahwa pemerintahannya menyelesaikan kasus itu berdasarkan hukum.
Kematian Heywood, 41, memang misterius. Dia ditemukan tewas di sebuah kamar hotel pada November silam di Chongqing, China. Kematiannya memicu kontroversi dan menyerang Bo Xilai, salah satu petinggi Partai Komunis.
Sumber kepolisian menyebutkan Heywood dikabarkan diracun setelah mengancam akan menyebarkan rencana istri Bo, Gu Kailai, yang akan mengirimkan uang ke luar negeri. Penyelidikan awal kepolisian Chongqing menyebutkan kematian Heywood karena konsumsi alkohol yang berlebihan. Padahal, keluarga Heywood menyebutkan dia bukan seorang pemabuk. Kemudian, Pemerintah China menyebutkan Gu memiliki kedekatan dengan dengan Heywood, tetapi mereka memiliki perselisihan paham mengenai keuangan.
Kematian Heywood juga menjadi kunci penting dalam kehancuran karir Bo Xilai yang difavoritkan bakal menjadi pemimpin masa depan China. Beberapa kawan Heywood menyebutkan, Heywood merupakan bagian dari “lingkaran dalam” kawan dan penasehat keluarga Bo.
Yang ganjil adalah kematian Heywood itu hanya selang satu hari setelah pejabat kementerian luar negeri Inggris, Jeremy Browne mengunjungi Chongqing dan bertemu dengan Bo. Pada Senin (16/4), Browne menegaskan bahwa hubungan Inggris dan China masih baik-baik saja, terutama dalam sektor perdagangan.
“Kita menginginkan hubungan dengan China yang lebih baik. Meski ada beberapa permasalahan politik dan internasional yang kita tidak sepakati. Tapi itu sebagai kesempatan untuk bekerjasama dan belajar satu sama lain,” kata Browne dikuti Wall Street Journal. (andika hendra m)
Komentar