Obama Inginkan Dunia Tanpa Nuklir
SEOUL – Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama kemarin menyatakan dirinya memimpikan dunia tanpa nuklir.
Dia juga mengatakan sebagai seorang ayah dia tak ingin melihat putri-putrinya tumbuh besar di dunia yang berada di bawah ancaman senjata nuklir. Itu dibuktikan dengan upaya AS akan mengurangi cadangan nuklirnya. Dia berusaha mendpatkan dukungan global agar senjata atom tidak dikuasai oleh ektrimis. Penegasan Obama itu diungkapkand alam Konferensi Keamanan Nuklir di Korea Selatan (Korsel).
Obama mengatakan kemajuan besar yang telah dicapai dalam kurun waktu dua tahun dengan mengurangi atau mengamankan material yang dapat dijadikan ribuan bom. “Tetapi kita tidak berada di dalam ilusi. Kita tahu bahwa material nuklir – cukup untuk banyak senjata – masih disimpan tanpa perlindungan yang cukup,” kata Obama dikutip AFP.
“Kita tahu bahwa teroris dan kelompok kriminal masih mencoba untuk menguasai bahan-bahan nuklir, seperti material radioaktif untuk membuat bom. Bahaya terorisme nuklir masih menjadi ancaman terbesar dalam keamanan global,” tutur Obama. Dia pun menyarankan para pemimpin dari 53 negara yang berkumpul di Seoul untuk “menjaga material nuklir itu”.
Dia menuturkan lebih dari 1.500 senjata nuklir dan 5.000 hulu ledak, bahwa AS telah memiliki lebih banyak senjata nuklir dibandingkan yang diperlukan oleh negaranya. “Sejujurnya, saya percaya bahwa kita dapat menjamin keamanan AS dan sekutu kita, mempertahankan pencegahan yang kuat terhadap segala ancaman, dan masih mengurangi candangan nuklir kita,” katanya.
Kemudian, Obama meminta Iran dan Korea Utara (Korut) untuk menghentikan program nuklir yang tengah dikembangkan kedua negara itu. Obama juga menambahkan dia ingin menjalin kerjasama dengan China terkait dengan masalah keamanan nuklir.
Obama berjanji akan menempuh langkah lebih lanjut dari AS termasuk kerjasama dengan Rusia dalam pengurangan cadangan nuklir kedua negara. Obama menambahkan dia juga berharap bisa melakukan pertemuan dengan presiden terpilih Rusia Vladimir Putin pada Mei mendatang untuk membahas perlucutan senjata. “Saya akan melanjutkan Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis (Start) baru yang disepakati dengan Presiden Rusia Dmitry Medvedev pada 2010,” kata Obama dikutip BBC.
Perjanjian New Start antara Washington dan Moskow akan menggantikan perjanjian pendahulunya, Start. Perjanjian itu memangkas persenjataan AS dan Rusia ke angka 1.550 hulu ledak nuklir, atau berkurang 30% dari batas yang disepakati sebelumnya. Perjanjian ini juga memungkinkan kedua pihak memeriksa kemampuan nuklir negara lainnya, dengan tujuan untuk memverifikasi jumlah hulu ledak yang dibawa masing-masing misil. Sebagai tambahan perjanjian itu juga mengatur penyebaran terbatas hulu ledak di darat, kapal selam dan pesawat pembom dalam saat yang bersamaan.
Dalam pidatonya itu, Obama juga menyinggung ambisi nuklir Korut. Obama menegaskan AS tidak memiliki niat jahat terhadap Korut namun dia menegaskan tak ada kompromi terhadap provokasi. “Anda dapat melanjutkan jalan yang sudah Anda tempuh tapi kita tahu kemana jalan itu mengarah,” kata. “Hari ini, kita katakan, Pyongyang memiliki keberanian untuk mengejar perdamaian.”
Sebelumnya, Presiden Korsel Lee Myung-bak mengatakan Korut berisiko menerima sanksi dan isolasi lebih berat jika tetap melangsungkan peluncuran roket. Pyongyang berencana meluncurkan roket pada antara 12 hingga 16 April mendatang sebagai bagian peringatan 100 hari meninggalnya Kim Il-sung. Korut menyebut roket itu diluncurkan untuk menempatkan satelit di orbit Bumi. Namun, AS dan sekutunya melihat peluncuran roket ini adalah bagian dari langkah Korea Utara memiliki sistem rudal balistik antar benua.
Iran juga menjadi isu yang disinggung Obama. Obama memperingatkan Iran bahwa waktu terus berjalan untuk memecahkan ketegangan dengan Iran melalui jalur diplomasi. “Masih ada waktu untuk menyelesaikan masalah ini secara diplomatis. Tetapi, waktunya sangat pendek. Iran harus bertindak serius dengan serius dan memperhatikan urgensi bahwa momen kali ini sangatlah penting,” katanya. (andika hendra m)
Dia juga mengatakan sebagai seorang ayah dia tak ingin melihat putri-putrinya tumbuh besar di dunia yang berada di bawah ancaman senjata nuklir. Itu dibuktikan dengan upaya AS akan mengurangi cadangan nuklirnya. Dia berusaha mendpatkan dukungan global agar senjata atom tidak dikuasai oleh ektrimis. Penegasan Obama itu diungkapkand alam Konferensi Keamanan Nuklir di Korea Selatan (Korsel).
Obama mengatakan kemajuan besar yang telah dicapai dalam kurun waktu dua tahun dengan mengurangi atau mengamankan material yang dapat dijadikan ribuan bom. “Tetapi kita tidak berada di dalam ilusi. Kita tahu bahwa material nuklir – cukup untuk banyak senjata – masih disimpan tanpa perlindungan yang cukup,” kata Obama dikutip AFP.
“Kita tahu bahwa teroris dan kelompok kriminal masih mencoba untuk menguasai bahan-bahan nuklir, seperti material radioaktif untuk membuat bom. Bahaya terorisme nuklir masih menjadi ancaman terbesar dalam keamanan global,” tutur Obama. Dia pun menyarankan para pemimpin dari 53 negara yang berkumpul di Seoul untuk “menjaga material nuklir itu”.
Dia menuturkan lebih dari 1.500 senjata nuklir dan 5.000 hulu ledak, bahwa AS telah memiliki lebih banyak senjata nuklir dibandingkan yang diperlukan oleh negaranya. “Sejujurnya, saya percaya bahwa kita dapat menjamin keamanan AS dan sekutu kita, mempertahankan pencegahan yang kuat terhadap segala ancaman, dan masih mengurangi candangan nuklir kita,” katanya.
Kemudian, Obama meminta Iran dan Korea Utara (Korut) untuk menghentikan program nuklir yang tengah dikembangkan kedua negara itu. Obama juga menambahkan dia ingin menjalin kerjasama dengan China terkait dengan masalah keamanan nuklir.
Obama berjanji akan menempuh langkah lebih lanjut dari AS termasuk kerjasama dengan Rusia dalam pengurangan cadangan nuklir kedua negara. Obama menambahkan dia juga berharap bisa melakukan pertemuan dengan presiden terpilih Rusia Vladimir Putin pada Mei mendatang untuk membahas perlucutan senjata. “Saya akan melanjutkan Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis (Start) baru yang disepakati dengan Presiden Rusia Dmitry Medvedev pada 2010,” kata Obama dikutip BBC.
Perjanjian New Start antara Washington dan Moskow akan menggantikan perjanjian pendahulunya, Start. Perjanjian itu memangkas persenjataan AS dan Rusia ke angka 1.550 hulu ledak nuklir, atau berkurang 30% dari batas yang disepakati sebelumnya. Perjanjian ini juga memungkinkan kedua pihak memeriksa kemampuan nuklir negara lainnya, dengan tujuan untuk memverifikasi jumlah hulu ledak yang dibawa masing-masing misil. Sebagai tambahan perjanjian itu juga mengatur penyebaran terbatas hulu ledak di darat, kapal selam dan pesawat pembom dalam saat yang bersamaan.
Dalam pidatonya itu, Obama juga menyinggung ambisi nuklir Korut. Obama menegaskan AS tidak memiliki niat jahat terhadap Korut namun dia menegaskan tak ada kompromi terhadap provokasi. “Anda dapat melanjutkan jalan yang sudah Anda tempuh tapi kita tahu kemana jalan itu mengarah,” kata. “Hari ini, kita katakan, Pyongyang memiliki keberanian untuk mengejar perdamaian.”
Sebelumnya, Presiden Korsel Lee Myung-bak mengatakan Korut berisiko menerima sanksi dan isolasi lebih berat jika tetap melangsungkan peluncuran roket. Pyongyang berencana meluncurkan roket pada antara 12 hingga 16 April mendatang sebagai bagian peringatan 100 hari meninggalnya Kim Il-sung. Korut menyebut roket itu diluncurkan untuk menempatkan satelit di orbit Bumi. Namun, AS dan sekutunya melihat peluncuran roket ini adalah bagian dari langkah Korea Utara memiliki sistem rudal balistik antar benua.
Iran juga menjadi isu yang disinggung Obama. Obama memperingatkan Iran bahwa waktu terus berjalan untuk memecahkan ketegangan dengan Iran melalui jalur diplomasi. “Masih ada waktu untuk menyelesaikan masalah ini secara diplomatis. Tetapi, waktunya sangat pendek. Iran harus bertindak serius dengan serius dan memperhatikan urgensi bahwa momen kali ini sangatlah penting,” katanya. (andika hendra m)
Komentar