Leung Pemimpin Baru Hong Kong
HONG KONG– Leung Chung-Ying kemarin dipilih oleh satu komite yang terdiri atas 1.200 pemimpin bisnis dan warga berpengaruh sebagai pemimpin baru Hong Kong.
Dia berhasil mengalahkan Henry Tang dan tokoh prodemokrasi Albert Ho.Pemilihan dilakukan sejak pukul 9.00 hingga 11.00. Hasil penghitungan suara diumumkan pada 12.30 oleh komisi pemilihan Hong Kong. Untuk memenangi pemilihan ini,setiap kandidat harus meraih minimal 601 suara. ”Leung mendapat 689 suara dalam pemilihan dan langsung dinyatakan sebagai pemenang. Tang hanya memperoleh 285 suara dan Albert Ho 76 suara,” papar petugas pemilihan pada kantor berita AFP.
Setelah penghitungan suara selesai, tepuk tangan meriah terdengar dari para anggota komite. Unjuk rasa yang digelar bersamaan dengan pemilihan itu berlangsung di luar gedung pemilihan. Meskipun suara teriakan demonstran terdengar hingga ke dalam ruang pemilihan, secara umum unjuk rasa berlangsung damai. Aktivis dan anggota komite dari Persatuan Umum Pekerja Sosial Hong Kong meneriakkan slogan-slogan ”Hapus Lingkaran Kecil”, ”Beri Kami Pemilu Langsung”,dan ”Jangan Memilih, Jangan Memilih”.
Anggota parlemen dari kubu radikal Leung Kwok-Hung tiba di ruang pemilihan dengan baju kaisar warna kuning, topeng serigala-babi,dan meneriakkan, ”Saya raja dan penentu raja.”Ini merupakan bagian dari parodi selama proses pemilu. Ketua Urusan Konstitusional dan Daratan China Raymond Tam meminta para demonstran untuk mematuhi hukum. ”Jika ada yang melanggar undang-undang pemilihan, kami memiliki mekanisme ringkas untuk menghadapi mereka,” tegasnya.
Sebelum pemilihan dilakukan komite, Leung mengatakan, ”Setiap warga memiliki pendapat mereka tentang pemilihan ini. Saya akan bekerja keras untuk menghapus persepsi negatif warga tentang pemilihan ini.” Putra seorang polisi itu awalnya dianggap sebagai kandidat yang kurang mendapat dukungan dari Pemerintah China. Namun Beijing mengalihkan dukungannya pada Leung di detik akhir kampanye karena sejumlah skandal melilit kandidat utama,Henry Tang.
Leung merupakan pebisnis yang membangun usahanya sendiri. Leung dengan mantap terus memimpin dalam berbagai jajak pendapat sehingga dukungan China daratan beralih kepadanya. Padahal dukungan Pemerintah China semula ditujukan pada Tang setelah masa kampanye berjalan cukup lama. Dengan kemenangan ini berarti Leung segera menggantikan Donald Tsang yang sudah dua periode memimpin Hong Kong dan tak bisa lagi mencalonkan diri. Donald Tsang akan mengakhiri jabatan pada Juni mendatang.
Sebanyak 1.200 orang anggota komite itu di masa lalu dikenal sebagai tukang stempel kandidat yang dikehendaki Pemerintah China untuk setiap perebutan posisi pemimpin Hong Kong. Pemilihan diwarnai berbagai berita tentang latar belakang Leung dan Tang. Media menuding Leung punya hubungan dengan organisasi kriminal. Tuduhan ini dibantah oleh Leung. Adapun Tang mengakui pernah berselingkuh serta membangun ruangan bawah tanah tanpa izin.
Ruang bawah tanah itu memiliki fasilitas hiburan yang mewah,jacuzzi,dan gudang wine. Pengungkapan kasus-kasus itu membuat publik mengecamnya. Berbagai skandal itu pula yang membuat Beijing mencabut dukungan terhadap Tang dan lebih memilih kandidat yang populer.Namun karena Albert Ho dianggap terlalu kritis terhadap Beijing, dia dianggap tak masuk daftar kandidat yang diinginkan China daratan. Maka, Leung pun muncul sebagai calon yang paling disukai Beijing.
Hong Kong merupakan koloni Inggris hingga 1997 dan setelah itu diserahkan kembali kepada China. Sejak itu kota ini menikmati hak otonomi terbatas dari Beijing. Meski demikian para pemimpin di Beijing tetap menolak desakan publik agar pemilihan umum dapat digelar di Hong Kong.
China menjanjikan pemilu untuk memilih chief executive Hong Kong akan digelar pada 2017.Adapun pemilu legislatif pada 2020. Sejumlah warga Hong Kong menyuarakan kemarahannya atas naiknya harga properti dan eratnya hubungan antara politisi dan pengusaha yang mengendalikan Hong Kong dengan Pemerintah Beijing.
”Saya tidak percaya dengan pemilihan ini. Beijing mengendalikan pemilihan dan mereka telah memilih Leung,” ujar Alice Chan,pekerja bidang pendidikan yang tidak ikut unjuk rasa. andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/480794/
Dia berhasil mengalahkan Henry Tang dan tokoh prodemokrasi Albert Ho.Pemilihan dilakukan sejak pukul 9.00 hingga 11.00. Hasil penghitungan suara diumumkan pada 12.30 oleh komisi pemilihan Hong Kong. Untuk memenangi pemilihan ini,setiap kandidat harus meraih minimal 601 suara. ”Leung mendapat 689 suara dalam pemilihan dan langsung dinyatakan sebagai pemenang. Tang hanya memperoleh 285 suara dan Albert Ho 76 suara,” papar petugas pemilihan pada kantor berita AFP.
Setelah penghitungan suara selesai, tepuk tangan meriah terdengar dari para anggota komite. Unjuk rasa yang digelar bersamaan dengan pemilihan itu berlangsung di luar gedung pemilihan. Meskipun suara teriakan demonstran terdengar hingga ke dalam ruang pemilihan, secara umum unjuk rasa berlangsung damai. Aktivis dan anggota komite dari Persatuan Umum Pekerja Sosial Hong Kong meneriakkan slogan-slogan ”Hapus Lingkaran Kecil”, ”Beri Kami Pemilu Langsung”,dan ”Jangan Memilih, Jangan Memilih”.
Anggota parlemen dari kubu radikal Leung Kwok-Hung tiba di ruang pemilihan dengan baju kaisar warna kuning, topeng serigala-babi,dan meneriakkan, ”Saya raja dan penentu raja.”Ini merupakan bagian dari parodi selama proses pemilu. Ketua Urusan Konstitusional dan Daratan China Raymond Tam meminta para demonstran untuk mematuhi hukum. ”Jika ada yang melanggar undang-undang pemilihan, kami memiliki mekanisme ringkas untuk menghadapi mereka,” tegasnya.
Sebelum pemilihan dilakukan komite, Leung mengatakan, ”Setiap warga memiliki pendapat mereka tentang pemilihan ini. Saya akan bekerja keras untuk menghapus persepsi negatif warga tentang pemilihan ini.” Putra seorang polisi itu awalnya dianggap sebagai kandidat yang kurang mendapat dukungan dari Pemerintah China. Namun Beijing mengalihkan dukungannya pada Leung di detik akhir kampanye karena sejumlah skandal melilit kandidat utama,Henry Tang.
Leung merupakan pebisnis yang membangun usahanya sendiri. Leung dengan mantap terus memimpin dalam berbagai jajak pendapat sehingga dukungan China daratan beralih kepadanya. Padahal dukungan Pemerintah China semula ditujukan pada Tang setelah masa kampanye berjalan cukup lama. Dengan kemenangan ini berarti Leung segera menggantikan Donald Tsang yang sudah dua periode memimpin Hong Kong dan tak bisa lagi mencalonkan diri. Donald Tsang akan mengakhiri jabatan pada Juni mendatang.
Sebanyak 1.200 orang anggota komite itu di masa lalu dikenal sebagai tukang stempel kandidat yang dikehendaki Pemerintah China untuk setiap perebutan posisi pemimpin Hong Kong. Pemilihan diwarnai berbagai berita tentang latar belakang Leung dan Tang. Media menuding Leung punya hubungan dengan organisasi kriminal. Tuduhan ini dibantah oleh Leung. Adapun Tang mengakui pernah berselingkuh serta membangun ruangan bawah tanah tanpa izin.
Ruang bawah tanah itu memiliki fasilitas hiburan yang mewah,jacuzzi,dan gudang wine. Pengungkapan kasus-kasus itu membuat publik mengecamnya. Berbagai skandal itu pula yang membuat Beijing mencabut dukungan terhadap Tang dan lebih memilih kandidat yang populer.Namun karena Albert Ho dianggap terlalu kritis terhadap Beijing, dia dianggap tak masuk daftar kandidat yang diinginkan China daratan. Maka, Leung pun muncul sebagai calon yang paling disukai Beijing.
Hong Kong merupakan koloni Inggris hingga 1997 dan setelah itu diserahkan kembali kepada China. Sejak itu kota ini menikmati hak otonomi terbatas dari Beijing. Meski demikian para pemimpin di Beijing tetap menolak desakan publik agar pemilihan umum dapat digelar di Hong Kong.
China menjanjikan pemilu untuk memilih chief executive Hong Kong akan digelar pada 2017.Adapun pemilu legislatif pada 2020. Sejumlah warga Hong Kong menyuarakan kemarahannya atas naiknya harga properti dan eratnya hubungan antara politisi dan pengusaha yang mengendalikan Hong Kong dengan Pemerintah Beijing.
”Saya tidak percaya dengan pemilihan ini. Beijing mengendalikan pemilihan dan mereka telah memilih Leung,” ujar Alice Chan,pekerja bidang pendidikan yang tidak ikut unjuk rasa. andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/480794/
Komentar