Kaisar Akihito Ingatkan Pentingnya Pertalian Antarmanusia

TOKYO – Jepang kemarin mengheningkan cipta selama satu menit untuk mengenang 19.000 orang yang menjadi korban bencana tsunami.

Dalam peringatan tsunami yang terjadi setahun lalu itu, Kaisar Jepang Akihito mengingatkan pentingnya kizunaatau pertalian antarmanusia dalam menghadapi bencana. ”Jepang tidak akan pernah melupakan tragedi ini,” ujar Akihito seperti dikutip AFP. ”Banyak kesulitan terbentang dalam rekonstruksi di wilayah yang terkena bencana.” Pernyataan Akihito itu dipaparkan dalam peringatan satu tahun tsunami di Teater Nasional Tokyo.

Dalam upacara peringatan di Tokyo, lagu kebangsaan Jepang dinyanyikan sebelum kaisar dan politisi senior mengheningkan cipta bagi korban tsunami dan gempa bumi itu. Peringatan itu dihadiri Kaisar Akihito dan Perdana Menteri (PM) Jepang Yoshihiko Noda bersama 1.200 tamu undangan. Akihito mengharapkan semua warga menggabungkan hati mereka dengan orang yang terkena dampak bencana.”Semua warga membantu korban bencana untuk meningkatkan kehidupan mereka,” tuturnya.

”Kita juga tidak akan melupakan siapapun yang telah mengorbankan nyawanya dalam misi penyelamatan bencana itu.” Selain itu, upacara peringatan digelar di zona bencana dan Tokyo untuk mengenang gempa bumi dengan kekuatan 9,0 Skala Richter pada pukul 02.46 waktu setempat setahun lalu. Jutaan warga Jepang mengikuti upacara itu atau sekadar mengheningkan cipta. Upacara dalam skala kecil juga digelar di beberapa penjuru Jepang. Banyak warga yang menitikkan air mata mengingat saudara,teman,dan kerabat yang tewas akibat keganasan gelombang laut Maret silam itu. PM Noda berjanji akan membangun Jepang setelah bencana tersebut.

”Jepang dapat lahir kembali menjadi tempat yang lebih baik,” tuturnya seperti dikutip BBC. Noda berjanji akan bekerja keras demi pemulihan Jepang. ”Kita akan memenuhi misi bersejarah kita untuk melahirkan kembali bangsa ini.” Di Pelabuhan Ofunato,ratusan penduduk mengenakan baju hitam berkumpul di gedung kota.Mereka mengenai 420 warga kota yang tewas dan hilang akibat tsunami.”Kita tidak bisa terus bersedih. Misi kita adalah menghadapi realitas dan harus melangkah ke depan selangkah demi selangkah,” kata Kosei Chiba, 46,yang kehilangan ibu dan istrinya dalam bencana itu.

Gempa mengguncang wilayah 400 km di timur laut Tokyo, 11 Maret 2011. Setelah gempa, tsunami menghancurkan sebagian wilayah Jepang.Parahnya lagi,tsunami itu merusak pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Fukushima.Semua tragedi itu mengakibatkan 15.800 orang tewas dan lebih 3.200 orang hilang. Di tengah kenangan bencana itu, nada kritis juga dilontarkan warga.

Menurut mereka, hal yang paling memalukan bagi rakyat Jepang adalah ketika para politikus dan birokrat tidak mampu menangani krisis nuklir Fukushima.”Tidak ada kepemimpinan,” kata Hiroaki Oikawa, 56, korban bencana yang harus kehilangan dua pabrik ikan dan rumahnya. andika hendra m

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/476764/38/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford