James Cameron Capai Titik Terdalam Bumi
WASHINGTON – Sutradara film fenomenal “Titanic” James Cameron berhasil mencapai titik terdalam di Samudra Pasifik. Rekor dunia itu diumumkan oleh National Geographic pada Minggu (25/3) waktu setempat.
Petualang dan sutradara ternama itu mencapai kedalaman 10.898 meter atau 35.756 kaki pada pukul 7:52 pagi pada Minggu waktu setempat di Palung Mariana. Aksi itu dilakukan sendirian. Dia berada di dasar laut selama dua jam 36 menit. Awalnya, dia merencanakan berada di dasar laut selama enam jam. Prestasi itu dicapainya dengan menggunakan kapal selam yang didesain khusus.
“Semua sistem berjalan baik,” demikian kalimat pertama yang diucapkan Cameron dikutip AFP. Dia menggambarkan misinya yang disebut dengan “Penantang Kedalaman”. “Baru tiba di tempat paling dalam di samudra dan tidak merasakan perasaan sebaik sekarang. Saya tidak dapat menunggu untuk berbagai apa saja yang saya lihat dengan kamu semua,” demikian tulis status Cameron pada situs microblogging Twitter.
Dalam misi itu, Cameron mengumpulkan beberapa sampel berupa data dan spesimen. Dia juga mengambil foto dengan kamera tiga dimensi dan serta merekam apa saja yang ada di bawah laut.
Tujuan utama Cameron adalah dirinya ingin menjadi manusia pertama yang mampu menempus titik terdalam samudra dalam kurun waktu 50 tahun terakhir. Tujuan itu pun terwujud. Untuk mencapai mimpinya itu, Cameron menghabiskan beberapa tahun terakhir bekerja secara rahasia bersama tim insiyur untuk merancang dan membangun kapal kecil dengan berat 11 ton dan panjang lebih dari 7 meter. Dia menggambarkan benda itu sebagai “torpedo vertikal” yang meluncur dengan cepat ke dalam air.
Ruang kecil tempat pembuat film itu duduk terbuat dari baja. Itu dapat bertahan dengan tekanan 1.000 atmosfer seperti yang dialami di dalam laut. Kapal itu dilengkapan dengan kamera dengan resolusi tinggi dan lampu LED setinggi 2,4 meter.
Sementara material lain dari kapal itu terbuat dari busa sintetik, yang memberikan kemampuan mengapung untuk kembali ke permukaan. Ruang itu memiliki banyak cahaya dan kamera sehingga mirip dengan studio TV bawah laut. Dengan begitu, Cameron dapat menyutradarai dan memfilmkan aksi tersebut. Di dalam kapal itu juga memiliki lengan robotik untuk mengambil batu dan tanah.
Proyek supermahal itu dibiayai oleh Cameron sendiri dengan bantuan dari Rolex dan National Geographic. Yayasan nirlaba X-Prize bakal memberikan hadiah USD10 juta bagi Cameron. “Saya tidak berkompetisi untuk mendapatkan hadiah atau lainnya. Misi ini murni untuk ilmiah,” kata Cameron kepada CNN.
Sutradara asal Kanada itu mulai menyelam dari pulau kecil di Pasifik, Ulithi pada Sabtu (24/3) untuk misi penjelasahan 11 kilometer kedalam permukaan air di Samudra Pasifik. Sebelum menyelam, sutradara film Titanic itu mengatakan bahwa penyelaman itu merupakan impiannya. “Saya tumbuh di tengah fiksi sains ketika orang mulai menghidupkan realitas fiksi sains,” ujar Cameron kepada BBC.
“Orang pergi ke Bulan dan Cousteau menjelajah samudera. Dan saya tumbuh dengan itu, nilai dari masa kecil saya.” Kata terakhir Cameron sebelum menyelam adalah “Bebaskan, bebaskan, bebaskan”.
Apa yang dilakukan Cameron berhasil mengalahkan prestasi dua awak Kapal Selam Trieste milik Angkatan Laut Amerika Serikat pada 1960. Dua awak itu adalah Marinir AS, Letnan Don Walsh dan ahli laut dari Swiss Jacques Piccard. Mereka hanya menghabiskan waktu selama 20 menit. Tapi, pandangan mereka terhalang oleh lumpur ketika berusaha mendarat di kedalaman samudra itu.
Cameron pun mengajak Don Walsh, 80, dalam proyek spektakulernya. “Dia (James Cameron) merupakan pendongeng dan kembali setelah 50 tahun merupakan cerita yang bagus,” puji Walsh.
Namun, beberapa ilmuwan mempertanyakan eksplorasi berawak manusia itu sebagai model terbaik dalam penelitian ilmiah. “Kapal selam berawak seperti itu sangat terbatas dalam mengeksplorasi sains dibandingkan dengan sistem lainnya. Sistem otomatis atau menggunakan alat pengendali jarak jauh lebih banyak mengumpulkan data ilmiah dan lebih murah,” kata Alan Jamieson dari Oceanlab. Namun demikian, Jamieson menghargai apa yang dilakukan Cameron sebagai prestasi hebat dalam teknologi.
Perlu diketahui, kedalaman di Palung Mariana sangatlah ekstrim. Kondisi di dalam sangatlah dalam. Temperaturnya pun hanya beberapa derajat diatas suhu yang mampu membuat beku apapun. Telamam aor mencapai delapan ton per inchi persegi atau ribuan kali dibandingkan tekanan atmosfor pada tataran laut biasa. Tekanan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya kedalaman.
Apa saja yang harus dilakukan sutradara film “Avatar” ini sebelum menyelaman ke titik paling dalam di bumi itu? Pria berusia 57 tahun itu harus berlari beberapa kilometer setiap hari. Dia juga berlatih yoga untuk meningkatkan fleksibilitasnya dalam penyelamanan itu. Tak ketinggalan, dia harus belajar ilmu kelautan bersama fisikawan Joe MacInnis dari National Geographic. MacInnis merupakan anggota proyek Penaklukan Laut Dalam. Cameron telah berhasil menyelam 72 kali, termasuk 12 dalam rangka pembuatan film “Titanic”.
Sebenarnya Palung Mariana terletak di Samudra Pasifik yang berdekatan dengan Filipina atau 200 kilometer timur Kepulauan Mariana. Palung itu memiliki panjang 2.550 kilometer dengan luas rata-rata 69 kilometer. (andika hendra m)
Petualang dan sutradara ternama itu mencapai kedalaman 10.898 meter atau 35.756 kaki pada pukul 7:52 pagi pada Minggu waktu setempat di Palung Mariana. Aksi itu dilakukan sendirian. Dia berada di dasar laut selama dua jam 36 menit. Awalnya, dia merencanakan berada di dasar laut selama enam jam. Prestasi itu dicapainya dengan menggunakan kapal selam yang didesain khusus.
“Semua sistem berjalan baik,” demikian kalimat pertama yang diucapkan Cameron dikutip AFP. Dia menggambarkan misinya yang disebut dengan “Penantang Kedalaman”. “Baru tiba di tempat paling dalam di samudra dan tidak merasakan perasaan sebaik sekarang. Saya tidak dapat menunggu untuk berbagai apa saja yang saya lihat dengan kamu semua,” demikian tulis status Cameron pada situs microblogging Twitter.
Dalam misi itu, Cameron mengumpulkan beberapa sampel berupa data dan spesimen. Dia juga mengambil foto dengan kamera tiga dimensi dan serta merekam apa saja yang ada di bawah laut.
Tujuan utama Cameron adalah dirinya ingin menjadi manusia pertama yang mampu menempus titik terdalam samudra dalam kurun waktu 50 tahun terakhir. Tujuan itu pun terwujud. Untuk mencapai mimpinya itu, Cameron menghabiskan beberapa tahun terakhir bekerja secara rahasia bersama tim insiyur untuk merancang dan membangun kapal kecil dengan berat 11 ton dan panjang lebih dari 7 meter. Dia menggambarkan benda itu sebagai “torpedo vertikal” yang meluncur dengan cepat ke dalam air.
Ruang kecil tempat pembuat film itu duduk terbuat dari baja. Itu dapat bertahan dengan tekanan 1.000 atmosfer seperti yang dialami di dalam laut. Kapal itu dilengkapan dengan kamera dengan resolusi tinggi dan lampu LED setinggi 2,4 meter.
Sementara material lain dari kapal itu terbuat dari busa sintetik, yang memberikan kemampuan mengapung untuk kembali ke permukaan. Ruang itu memiliki banyak cahaya dan kamera sehingga mirip dengan studio TV bawah laut. Dengan begitu, Cameron dapat menyutradarai dan memfilmkan aksi tersebut. Di dalam kapal itu juga memiliki lengan robotik untuk mengambil batu dan tanah.
Proyek supermahal itu dibiayai oleh Cameron sendiri dengan bantuan dari Rolex dan National Geographic. Yayasan nirlaba X-Prize bakal memberikan hadiah USD10 juta bagi Cameron. “Saya tidak berkompetisi untuk mendapatkan hadiah atau lainnya. Misi ini murni untuk ilmiah,” kata Cameron kepada CNN.
Sutradara asal Kanada itu mulai menyelam dari pulau kecil di Pasifik, Ulithi pada Sabtu (24/3) untuk misi penjelasahan 11 kilometer kedalam permukaan air di Samudra Pasifik. Sebelum menyelam, sutradara film Titanic itu mengatakan bahwa penyelaman itu merupakan impiannya. “Saya tumbuh di tengah fiksi sains ketika orang mulai menghidupkan realitas fiksi sains,” ujar Cameron kepada BBC.
“Orang pergi ke Bulan dan Cousteau menjelajah samudera. Dan saya tumbuh dengan itu, nilai dari masa kecil saya.” Kata terakhir Cameron sebelum menyelam adalah “Bebaskan, bebaskan, bebaskan”.
Apa yang dilakukan Cameron berhasil mengalahkan prestasi dua awak Kapal Selam Trieste milik Angkatan Laut Amerika Serikat pada 1960. Dua awak itu adalah Marinir AS, Letnan Don Walsh dan ahli laut dari Swiss Jacques Piccard. Mereka hanya menghabiskan waktu selama 20 menit. Tapi, pandangan mereka terhalang oleh lumpur ketika berusaha mendarat di kedalaman samudra itu.
Cameron pun mengajak Don Walsh, 80, dalam proyek spektakulernya. “Dia (James Cameron) merupakan pendongeng dan kembali setelah 50 tahun merupakan cerita yang bagus,” puji Walsh.
Namun, beberapa ilmuwan mempertanyakan eksplorasi berawak manusia itu sebagai model terbaik dalam penelitian ilmiah. “Kapal selam berawak seperti itu sangat terbatas dalam mengeksplorasi sains dibandingkan dengan sistem lainnya. Sistem otomatis atau menggunakan alat pengendali jarak jauh lebih banyak mengumpulkan data ilmiah dan lebih murah,” kata Alan Jamieson dari Oceanlab. Namun demikian, Jamieson menghargai apa yang dilakukan Cameron sebagai prestasi hebat dalam teknologi.
Perlu diketahui, kedalaman di Palung Mariana sangatlah ekstrim. Kondisi di dalam sangatlah dalam. Temperaturnya pun hanya beberapa derajat diatas suhu yang mampu membuat beku apapun. Telamam aor mencapai delapan ton per inchi persegi atau ribuan kali dibandingkan tekanan atmosfor pada tataran laut biasa. Tekanan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya kedalaman.
Apa saja yang harus dilakukan sutradara film “Avatar” ini sebelum menyelaman ke titik paling dalam di bumi itu? Pria berusia 57 tahun itu harus berlari beberapa kilometer setiap hari. Dia juga berlatih yoga untuk meningkatkan fleksibilitasnya dalam penyelamanan itu. Tak ketinggalan, dia harus belajar ilmu kelautan bersama fisikawan Joe MacInnis dari National Geographic. MacInnis merupakan anggota proyek Penaklukan Laut Dalam. Cameron telah berhasil menyelam 72 kali, termasuk 12 dalam rangka pembuatan film “Titanic”.
Sebenarnya Palung Mariana terletak di Samudra Pasifik yang berdekatan dengan Filipina atau 200 kilometer timur Kepulauan Mariana. Palung itu memiliki panjang 2.550 kilometer dengan luas rata-rata 69 kilometer. (andika hendra m)
Komentar