China Bebaskan 24.000 Korban Trafficking
BEIJING – Polisi China berhasil menyelamatkan lebih dari 24.000 anak-anak dan perempuan yang diculik ribuan kelompok perdagangan manusia pada 2011.
Beberapa korban dijual untuk diadopsi secara ilegal atau dipaksa masuk ke dunia prostitusi hingga ke Angola. Perdagangan perempuan dan anak-anak menjadi masalah serius di China. Banyak orang menyalahkan hal itu terjadi karena kebijakan “satuanak” yang membuat keluarga China lebih menginginkan anak lelaki. Aktivis hak asasi manusia (HAM) menyebutkan kasus perdagangan manusia yang terungkap itu hanyalah puncak gunung es. Kementerian Keamanan Publik China menyatakan,polisi menyelamatkan 8.660 anakanak dan 15.458 perempuan dalam penggerebekan terhadap 3.195 kelompok penyelundup manusia.
Pemerintah China menegaskan akan terus memberantas praktik perdagangan manusia di Negeri Tirai Bambu. Sayangnya, Pemerintah Cina tidak memaparkan jumlah perempuan dan anak-anak yang dilaporkan diculik pada 2011. Secara khusus,laporan terbaru pemerintah ini menyatakan bahwa sebagian korban penculikan dijadikan pekerja seksual di Angola,Afrika. Dalam penggerebekan pada November silam, polisi menyelamatkan 19 orang perempuan dan menangkap 16 tersangka pelaku penyelundupan manusia. Masalah penyelundupan manusia,khususnya anak-anak, kini semakin serius di China.
Desember lalu polisi menyelamatkan hampir 2.000 anakanak yang diculik dan dijual untuk diadopsi. Hal ini terjadi karena banyak pasangan di China menginginkan anak lakilaki dan mereka dapat mengadopsi anak dari berbagai pihak. Lebih dari 600 orang tersangka ditahan di 10 provinsi Cina. Pada November silam polisi membongkar satu kelompok penyelundup manusia yang membeli bayi dari keluarga miskin.Bayi-bayi itu kemudian dijual hingga seharga USD8.000 atau Rp74 juta. Selain itu, pada Juli lalu, polisi membebaskan 89 anakanak dalam penggerebekan terhadap jaringan perdagangan manusia.
Saat itu polisi menangkap 369 orang dalam operasi membongkar jaringan kriminal raksasa yang beroperasi di 14 provinsi. Sebelumnya salah satu skandal yang menghebohkan Negeri Panda adalah ketika otoritas menemukan ribuan orang diculik dan dipaksa menjadi budak di pertambangan pada 2007. BBC mengutip, sejumlah kritikus menuding kebijakan satu anak dan buruknya undang- undang adopsi membuat praktik penjualan anak-anak tumbuh subur di Negeri Tirai Bambu. Banyak warga yang membeli perempuan atau anakanak untuk dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga hingga dinikahkan untuk anak laki-laki mereka.
Semakin bebasnya pergerakan manusia merupakan efek samping dari pesatnya pertumbuhan ekonomi China. Hal inilah yang diduga mendorong semakin mudahnya para pelaku penyelundupan manusia beroperasi. andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/476697/
Beberapa korban dijual untuk diadopsi secara ilegal atau dipaksa masuk ke dunia prostitusi hingga ke Angola. Perdagangan perempuan dan anak-anak menjadi masalah serius di China. Banyak orang menyalahkan hal itu terjadi karena kebijakan “satuanak” yang membuat keluarga China lebih menginginkan anak lelaki. Aktivis hak asasi manusia (HAM) menyebutkan kasus perdagangan manusia yang terungkap itu hanyalah puncak gunung es. Kementerian Keamanan Publik China menyatakan,polisi menyelamatkan 8.660 anakanak dan 15.458 perempuan dalam penggerebekan terhadap 3.195 kelompok penyelundup manusia.
Pemerintah China menegaskan akan terus memberantas praktik perdagangan manusia di Negeri Tirai Bambu. Sayangnya, Pemerintah Cina tidak memaparkan jumlah perempuan dan anak-anak yang dilaporkan diculik pada 2011. Secara khusus,laporan terbaru pemerintah ini menyatakan bahwa sebagian korban penculikan dijadikan pekerja seksual di Angola,Afrika. Dalam penggerebekan pada November silam, polisi menyelamatkan 19 orang perempuan dan menangkap 16 tersangka pelaku penyelundupan manusia. Masalah penyelundupan manusia,khususnya anak-anak, kini semakin serius di China.
Desember lalu polisi menyelamatkan hampir 2.000 anakanak yang diculik dan dijual untuk diadopsi. Hal ini terjadi karena banyak pasangan di China menginginkan anak lakilaki dan mereka dapat mengadopsi anak dari berbagai pihak. Lebih dari 600 orang tersangka ditahan di 10 provinsi Cina. Pada November silam polisi membongkar satu kelompok penyelundup manusia yang membeli bayi dari keluarga miskin.Bayi-bayi itu kemudian dijual hingga seharga USD8.000 atau Rp74 juta. Selain itu, pada Juli lalu, polisi membebaskan 89 anakanak dalam penggerebekan terhadap jaringan perdagangan manusia.
Saat itu polisi menangkap 369 orang dalam operasi membongkar jaringan kriminal raksasa yang beroperasi di 14 provinsi. Sebelumnya salah satu skandal yang menghebohkan Negeri Panda adalah ketika otoritas menemukan ribuan orang diculik dan dipaksa menjadi budak di pertambangan pada 2007. BBC mengutip, sejumlah kritikus menuding kebijakan satu anak dan buruknya undang- undang adopsi membuat praktik penjualan anak-anak tumbuh subur di Negeri Tirai Bambu. Banyak warga yang membeli perempuan atau anakanak untuk dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga hingga dinikahkan untuk anak laki-laki mereka.
Semakin bebasnya pergerakan manusia merupakan efek samping dari pesatnya pertumbuhan ekonomi China. Hal inilah yang diduga mendorong semakin mudahnya para pelaku penyelundupan manusia beroperasi. andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/476697/
Komentar