AS Khawatirkan Serangan Balasan
ALKOZAI – Amerika Serikat (AS) kemarin mengkhawatirkan kemungkinan ada aksi balas dendam atas pembunuhan 16 warga Afghanistan oleh seorang prajurit yang mengalami gangguan mental.
Kedutaan Besar AS di Kabul telah memperingatkan para warganya di Afghanistan.“Kedubes AS di Kabul memperingatkan warga negara AS di Afghanistan bahwa dengan insiden pembunuhan warga sipil oleh prajurit Amerika akan meningkatkan protes atau sentimen anti-Amerika dalam beberapa hari ke depan,”demikian pernyataan resmi Kedubes AS di Kabul yang dikutip BBC. Kedubes AS di Kabul menyebutkan, provinsi di Afghanistan yang seharusnya dihindari adalah wilayah timur dan selatan.
“Warga AS di Afghanistan harus waspada dan menghindari tempat di mana orang Barat berkumpul dan menghindari demonstrasi,”demikian peringatan Kedubes AS di Kabul.“Jangan mendiskusikan rencana perjalanan atau masalah pribadi dengan orang asing atau pun di publik. Waspada dan hati-hati terhadap lingkungan sekitar.” Sementara itu,Presiden AS Barack Obama berjanji melaksanakan penyidikan secepatnya atas pembunuhan itu.Obama langsung menghubungi Presiden Afghanistan Hamid Karzai untuk mengucapkan dukacita. Obama mendeskripsikan pembunuhan itu sebagai “tragedi dan mengejutkan”.
Gedung Putih juga menjamin bahwa Washington berkomitmen untuk mengumpulkan faktafakta secepatnya dan bakal mengadili siapa yang bertanggung jawab atas insiden itu. Menteri Pertahanan AS Leon Panetta memberikan jaminan kepada Karzai bahwa Washington akan melaksanakan “penyidikan total”. Dari Brussels, Panglima Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Anders Fogh Rasmussen mengaku terkejut dan mengucapkan dukacita mendalam. Karzai tampak murka dengan kekejaman tentara AS itu.
“Ketika rakyat Afghanistan dibunuh dengan sengaja oleh pasukan AS,tindakan ini disebut pembunuhan, teror, dan tindakan tak bisa dimaafkan,” kata Karzai, dikutip AFP. Kemudian Juru Bicara Pentagon Kapten John Kirby mengatakan, para penyelidik tiba di lokasi penembakan tak lama setelah insiden berdarah itu terjadi.Tersangka penembakan yang diyakini berpangkat sersan kepala itu kini ditahan di Kandahar dan pihak militer masih merawat lima warga yang terluka. Identitas tersangka hingga saat ini belum diketahui.
“Tersangka berasal dari pangkalan Lewis-McChord di negara bagian Washington,” kata Kirby. Tersangka diketahui sudah menikah dan memiliki dua anak.Dia sudah tiga kali bertugas di Irak dan ini tugas pertamanya di Afghanistan. “Tersangka sudah ditahan dan terus diinterogasi para penyidik,” ungkapnya. Sementara itu,Taliban bertekad membalas dendam melawan kebiadaban AS setelah pembunuhan 16 warga sipil Afghanistan itu.“Taliban akan membalas dendam kepada penjajah dan pembunuh sebagai balasan atas setiap korban,” demikian keterangan Taliban dalam situs resmi mereka, dikutip Fox News.
Taliban memaparkan “kebiadaban AS” berkomitmen untuk melakukan “kejahatan tanpa perikemanusiaan dan haus darah”.“Jika pembunuh itu memang sakit jiwa, ini menunjukkan ada pelanggaran moral oleh militer AS karena mereka adalah orang gila yang membawa senjata di Afghanistan,” demikian keterangan Taliban. Pembantai warga sipil itu terjadi pada Minggu (11/3) pagi. Seorang tentara AS yang diduga mengalami gangguan mental memasuki perumahan di distrik Panjwayi dan membunuh 16 orang, termasuk sembilan anak dan tiga perempuan.
“SemogaTuhan membunuh anak semata wayangnya Karzai sehingga dia dapat merasakan apa yang kami rasakan,” ucap seorang perempuan yang menjadi korban luka dalam insiden itu. Menurut sumber pejabat Barat,pembunuhan itu dilakukan oleh seorang tentara yang menggunakan senjata lengkap dan membawa alat bantu untuk melihat pada malam hari (night goggle).Menurut Komandan Militer Nasional Afghanistan Abdul Hameed,tersangka ditangkap di luar pangkalan oleh militer Afghanistan. andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/476974/
Kedutaan Besar AS di Kabul telah memperingatkan para warganya di Afghanistan.“Kedubes AS di Kabul memperingatkan warga negara AS di Afghanistan bahwa dengan insiden pembunuhan warga sipil oleh prajurit Amerika akan meningkatkan protes atau sentimen anti-Amerika dalam beberapa hari ke depan,”demikian pernyataan resmi Kedubes AS di Kabul yang dikutip BBC. Kedubes AS di Kabul menyebutkan, provinsi di Afghanistan yang seharusnya dihindari adalah wilayah timur dan selatan.
“Warga AS di Afghanistan harus waspada dan menghindari tempat di mana orang Barat berkumpul dan menghindari demonstrasi,”demikian peringatan Kedubes AS di Kabul.“Jangan mendiskusikan rencana perjalanan atau masalah pribadi dengan orang asing atau pun di publik. Waspada dan hati-hati terhadap lingkungan sekitar.” Sementara itu,Presiden AS Barack Obama berjanji melaksanakan penyidikan secepatnya atas pembunuhan itu.Obama langsung menghubungi Presiden Afghanistan Hamid Karzai untuk mengucapkan dukacita. Obama mendeskripsikan pembunuhan itu sebagai “tragedi dan mengejutkan”.
Gedung Putih juga menjamin bahwa Washington berkomitmen untuk mengumpulkan faktafakta secepatnya dan bakal mengadili siapa yang bertanggung jawab atas insiden itu. Menteri Pertahanan AS Leon Panetta memberikan jaminan kepada Karzai bahwa Washington akan melaksanakan “penyidikan total”. Dari Brussels, Panglima Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Anders Fogh Rasmussen mengaku terkejut dan mengucapkan dukacita mendalam. Karzai tampak murka dengan kekejaman tentara AS itu.
“Ketika rakyat Afghanistan dibunuh dengan sengaja oleh pasukan AS,tindakan ini disebut pembunuhan, teror, dan tindakan tak bisa dimaafkan,” kata Karzai, dikutip AFP. Kemudian Juru Bicara Pentagon Kapten John Kirby mengatakan, para penyelidik tiba di lokasi penembakan tak lama setelah insiden berdarah itu terjadi.Tersangka penembakan yang diyakini berpangkat sersan kepala itu kini ditahan di Kandahar dan pihak militer masih merawat lima warga yang terluka. Identitas tersangka hingga saat ini belum diketahui.
“Tersangka berasal dari pangkalan Lewis-McChord di negara bagian Washington,” kata Kirby. Tersangka diketahui sudah menikah dan memiliki dua anak.Dia sudah tiga kali bertugas di Irak dan ini tugas pertamanya di Afghanistan. “Tersangka sudah ditahan dan terus diinterogasi para penyidik,” ungkapnya. Sementara itu,Taliban bertekad membalas dendam melawan kebiadaban AS setelah pembunuhan 16 warga sipil Afghanistan itu.“Taliban akan membalas dendam kepada penjajah dan pembunuh sebagai balasan atas setiap korban,” demikian keterangan Taliban dalam situs resmi mereka, dikutip Fox News.
Taliban memaparkan “kebiadaban AS” berkomitmen untuk melakukan “kejahatan tanpa perikemanusiaan dan haus darah”.“Jika pembunuh itu memang sakit jiwa, ini menunjukkan ada pelanggaran moral oleh militer AS karena mereka adalah orang gila yang membawa senjata di Afghanistan,” demikian keterangan Taliban. Pembantai warga sipil itu terjadi pada Minggu (11/3) pagi. Seorang tentara AS yang diduga mengalami gangguan mental memasuki perumahan di distrik Panjwayi dan membunuh 16 orang, termasuk sembilan anak dan tiga perempuan.
“SemogaTuhan membunuh anak semata wayangnya Karzai sehingga dia dapat merasakan apa yang kami rasakan,” ucap seorang perempuan yang menjadi korban luka dalam insiden itu. Menurut sumber pejabat Barat,pembunuhan itu dilakukan oleh seorang tentara yang menggunakan senjata lengkap dan membawa alat bantu untuk melihat pada malam hari (night goggle).Menurut Komandan Militer Nasional Afghanistan Abdul Hameed,tersangka ditangkap di luar pangkalan oleh militer Afghanistan. andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/476974/
Komentar