Akibat Banjir, Ribuan Warga Dievakuasi

SYDNEY – Ribuan warga Australia kemarin dievakuasi akibat banjir yang menghantam wilayah tenggara negara itu. Banjir diakibatkan meluapnya sungai Murrumbidgee yang merendam kota Wagga Wagga di New South Wales (NSW).

Sebanyak 9.000 warga di tenggara Australia terpaksa meninggalkan rumah mereka saat volume banjir semakin tinggi pada Selasa (6/3). Banjir diperkirakan bakal setinggi 10,9 meter sehingga memaksa polisi dibantu tim medis mengevakuasi ribuan warga. Puncak prediksi kedalaman banjir ini diperkirakan lebih parah dibandingkan banjir besar pada 1974 di lokasi yang sama. Puncak banjir nanti juga akan menjadi yang terbesar sejak 1844.

Desa dengan populasi 60 ribu orang tersebut tampak seperti kota mati. “Jika tanggul meluap, kami berharap genangan air akan cepat surut,” kata Asisten Komisaris Layanan Darurat Mark Murdoch.

Di Griffith, barat laut Wagga Wagga, sebanyak 600 orang kemarin diperintahkan mengungsi karena ancaman banjir. “Hujan deras sepanjang Mirrool Creek menenggelamkan Griffith. Banjir itu juga mengancam sebagian besar kota,” demikian laporan Badan Darurat Negara (SES) dikutip AFP.

Evakuasi diperintahkan setelah cuaca buruk diprediksi bakal terus terjadi di Sydney, pantai selatan, Illawarra, dan New South Wales (NSW). Banjir di negara bagian timur pada pekan ini juga menyapu dua pria hingga tewas setelah berusaha melintasi banjir. Puluhan rumah hancur. Kerugian ditaksir mencapai jutaan dolar.

Jumlah korban banjir di NSW mencapai 13.000 sejak beberapa hari lalu. Sebenarnya, selain NSW, banjir juga melanda beberapa wilayah pedesaan di Victoria dan Queensland.

Perdana Menteri (PM) Australia Julia Gillard meminta militer untuk terjun ke lokasi bencana untuk membantu proses pemberian bantuan. Gillard pun kemarin langsung mengunjungi lokasi bencana. Gillard mengatakan terlalu dini untuk menentukan kerugian akibat banjir atau dampaknya terhadap ekonomi. “Kita harus menunggu genangan air surut terlebih dulu,” tuturnya.

Kemudian, menurut Deputi Komisioner SES Dieter Geske, setelah sungai meluap telah berangsur-angsur turun, maka masyarakat dapat kembali ke rumah mereka.

“Dibutuhkan waktu berminggu-minggu dan berbulan-bulan untuk menyelesaikan krisis itu,” kata Pemimpin Negara Bagian NSW Barry O’Farrel dikutip AFP.

Selanjutnya, Manajer Pelayanan Darurat Nasional Palang Merah Andrew Coghlan khawatir korban banjir bakal butuh perhatian serius. “Orang butuh menyiapkan segala hal sebelum kembali menempati rumah. Mereka harus membersihkan dan memperbaiki kerusakan rumah. Parahnya, kerusakan itu bakal mengganggu kehidupan keluarga dan komunitas,” kata Coghlan.

Akibat banjir itu, ribuan laba-laba ganas bertebaran di pemukiman. Mereka terpaksa harus mencari tempat berlindung. “Jenis laba-laba yang bertebaran itu adalah laba-laba serigala,” kata Owen Seeman, pakar laba-laba di Museum Queensland kepada Reuters. Laba-laba itu menempati habitat di sekitar Wagga Wagga.

Menurut manajer koleksi entomologi di Museum Australia, Graham Milledge, laba-laba memiliki sifat menghindari banjir. “Laba-laba bakal menempati wilayah baru,” tuturnya dikutip News.com.au. (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford