Xi: Harapan Baru Bagi AS-China

LOS ANGELES – Wakil Presiden China Xi Jingping mengungkapkan bahwa hubungan antara dua kekuatan saat ini berada pada “titik awal sejarah baru”.

Itu diungkapkan Xi di depan para pengusaha Amerika Serikat (AS). Calon pemimpin masa depan China itu mengungkapkan hubungan China-AS seperti “sungai yang mengalir tanpa henti dan terus begerak kedepan” meskipun adanya tikungan dan putaran.

“Pastinya hubungan itu tidak dapat dihentikkan atau diputarbalikkan,” ujarnya saat menggambakan kepentingan dalam hubungan kedua negara. “Hubungan China-AS kini berada pada titik awal sejarah baru pada dekade kedua pada abas 21,” imbuhnya dikutip AFP.

Xi merupakan pejabat tinggi China yang berkunjung ke AS dengan membawa harapan dan babak bau dalam hubungan kedua negara yang selalu diliputi ketidakpercayaan dan saling fitnah. Dalam dua dekade terakhir, baik Washington dan Beijing kerap saling bentrok dan serang satu sama lain. Tentunya, itu berdampak buruk bagi kedua belah pihak.

Xi diprediksi bakal menjadi pemimpin tertinggi China pada tahun depan. Obama sendiri juga diprediksi bakal memenangkan pemilu presiden November ini. Kunjungan Xi ini menjadi titik balik bagimana pentingnya hubungan politik dan ekonomi kedua belah pihak.

Dalam pidatonya cukup panjang, Xi meminta para pengusaha untuk fokus peningkatkan pemahaman, kerjasama yang menguntungkan untuk kepentingan umum, perdagangan, dan kerjasama hubungan internasional. “Lebih dari 33 tahun sejak hubungan diplomatik dibangun, persahabatan antara dua rakyat telah mengakar, kerjasama yang salaing menguntungkan terus bekermbangan, dan kepentingan kita telah saling terkait satu sama lain,” kata Xi.

Dalam jamuan makan siang, Xi didamping para pejabat Partai Komunis China. Dia bertemu dengan para eksekutif dari Coca Cola, Chevron, ConocoPhillips, Dow Chemical, DuPont, Procter & Gamble dan Estee Lauder. CEO Coca Cola Muhtar Kent mengekspresikan optimisme bahwa komunitas bisnis AS bakal memperluas hubungan dengan China. “Kunjungan Xi sebagai batu loncatan yang sangat penting dalam membangun hubungan konstruktif antara kedua bangsa,” katanya.

Dalam pertemuan itu, Xi juga membahas mengenai perkembangan global. “Dunia saat ini sedang mengalami perubahan yang sangat mendasar, sudah seharusnya China dan AS menghadapi dan berbagai tantangan tanggung jawab dalam hubungan internasional,” kata Xi dikutip Reuters. Menurut dia, mekanisme bilateral dan multilareral antara China-AS seharusnya digunakan dalam menangani isu dan perkembangan semenanjung Korea dan nuklir Iran.

Dia memperingatkan AS dalam hal isu Taiwan dan Tibet. Dia ingin menunjukkan kepada Washington bahwa Beijing tidak dapat didikte dengan semena-mena. Kebijakan Taiwan dan Tibet AS membuat tidak sabar rakyat China. Apalagi, ada anggapan bahwa para pemimpin China selalu ditekan asing dalam isu HAM.

“Sejarah mendemonstrasikan bahwa hubungan AS-China relatif stabil. Meski kenyataannya, tetap saja ada permasalahan yang tak pernah putus-putus,” kata Xi. Dia memperingatkan Washington seharusnya menerima kebijakan satu-China dan menempuh langkah kongkrit menentang kemerdekaan Taiwan. “Kita juga berharap agar AS mengimplementasikan pengakuan bahwa Tibet sebagai bagian dari China. AS juga seharusnya berjanji menentang kemerdekaan Tibet. AS juga diminta berhati-hati dalam menangani isu Tibet,” tegas Xi.

Pada awal 2010, pemerintah Obama menyepakati penjualan senjata ke Taiwan yang memicu kemarahan Beijing. Negeri Panda pun mengancam akan memberikan sanksi kepada perusahaan yang terlibat dalam penjualan itu. Dalam isu Tibet, Washington kerap menilai China selalu melanggar HAM dalam menangani wilayah yang bergolak itu.

Dalam strategi AS untuk fokus ke Asia Pasifik, Xi mengingatkan Obama agar tidak bermain terlalu jauh. “China menyambut AS untuk memainkan peranan konstruktif dalam mempromosikan perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan di wilayah Asia Pasifik,” tutur Xi. Pada saat yang bersamaan, Xi meminta, AS menghargai kepentingan negara-negara Asia Pasifik, termasuk China. (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford