Pembangunan Militer China Tak Terpengaruh AS
WASHINGTON – Pembangunan militer China terus berlanjut tanpa bisa dikurangi dan tak terpengaruh langkah-langkah Amerika Serikat (AS) untuk reposisi pasukan di Asia.
Pendapat itu diungkapkan Komandan Pasifik AS Laksamana Robert Willard kemarin. Dia menyatakan, kebijakan Washington untuk penyeimbangan lagi ke kawasan Asia- Pasifik telah menarik perhatian China sejak diumumkan tahun lalu.Tetapi, langkah AS itu tidak memengaruhi pembangunan militer China.
“Kita tidak melihat pertumbuhan militer China terpengaruh pengumuman kebijakan AS itu ataupun seperti yang kami perkirakan. Ini terus berlanjut tanpa berkurang,” ungkap Willard kepada Komite Badan Militer Senat AS, dikutip Reuters. “Mereka (China) terus meningkatkan kemampuan dan kapasitas mereka di segala bidang.” Pernyataan Willard itu diungkapkan hanya beberapa hari sebelum China mengumumkan anggaran militer 2012 pada pertemuan tahunan parlemen China di Beijing.
Berdasarkan strategi yang didesain untuk reposisi pasukan menuju timur setelah satu dekade perang di Afghanistan dan Irak, Washington bakal mempertahankan pangkalan militer utama di Jepang dan Korea Selatan (Korsel),mengerahkan 2.500 marinir AS di Australia, dan meningkatkan kerja sama militer dengan Filipina. “Saya pikir mereka (China) akan terus mengamati langkahlangkah AS,”kata Willard.
China meningkatkan anggaran militernya sebesar dua digit dalam dua dekade terakhir. Tahun lalu Beijing meningkatkan anggaran militernya sebesar 601,1 miliar yuan atau meningkat 12,7% dibandingkan tahun sebelumnya. “China terus meningkatkan keberaniannya dengan memperluas kehadiran mereka di tingkat regional dan global. China juga terus menantang AS dan mitra kita dalam bidang maritim,cyber,dan antariksa,” ucapWillard.
Selama ini hubungan militer China dan AS diwarnai ketegangan. Paling kentara ketika China membatalkan semua kerja sama dengan AS setelah Washington menjual persenjataan ke Taiwan. Beberapa negara di Asia, seperti Vietnam dan Filipina, terlibat ketegangan teritorial dengan China di Laut China Selatan. Vietnam dan Filipina mendapatkan dukungan dari Washington.
AS menyatakan hanya memperjuangkan kebebasan navigasi di Laut China Selatan. Willard mengungkapkan,nilai perdagangan di Laut China Selatan mencapai USD5,3 triliun. Sebanyak USD1,2 triliun merupakan perdagangan AS. “AS harus hadir di Laut China Selatan untuk menjamin keamanan garis laut tersebut,”kata Willard. andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/473870/
Pendapat itu diungkapkan Komandan Pasifik AS Laksamana Robert Willard kemarin. Dia menyatakan, kebijakan Washington untuk penyeimbangan lagi ke kawasan Asia- Pasifik telah menarik perhatian China sejak diumumkan tahun lalu.Tetapi, langkah AS itu tidak memengaruhi pembangunan militer China.
“Kita tidak melihat pertumbuhan militer China terpengaruh pengumuman kebijakan AS itu ataupun seperti yang kami perkirakan. Ini terus berlanjut tanpa berkurang,” ungkap Willard kepada Komite Badan Militer Senat AS, dikutip Reuters. “Mereka (China) terus meningkatkan kemampuan dan kapasitas mereka di segala bidang.” Pernyataan Willard itu diungkapkan hanya beberapa hari sebelum China mengumumkan anggaran militer 2012 pada pertemuan tahunan parlemen China di Beijing.
Berdasarkan strategi yang didesain untuk reposisi pasukan menuju timur setelah satu dekade perang di Afghanistan dan Irak, Washington bakal mempertahankan pangkalan militer utama di Jepang dan Korea Selatan (Korsel),mengerahkan 2.500 marinir AS di Australia, dan meningkatkan kerja sama militer dengan Filipina. “Saya pikir mereka (China) akan terus mengamati langkahlangkah AS,”kata Willard.
China meningkatkan anggaran militernya sebesar dua digit dalam dua dekade terakhir. Tahun lalu Beijing meningkatkan anggaran militernya sebesar 601,1 miliar yuan atau meningkat 12,7% dibandingkan tahun sebelumnya. “China terus meningkatkan keberaniannya dengan memperluas kehadiran mereka di tingkat regional dan global. China juga terus menantang AS dan mitra kita dalam bidang maritim,cyber,dan antariksa,” ucapWillard.
Selama ini hubungan militer China dan AS diwarnai ketegangan. Paling kentara ketika China membatalkan semua kerja sama dengan AS setelah Washington menjual persenjataan ke Taiwan. Beberapa negara di Asia, seperti Vietnam dan Filipina, terlibat ketegangan teritorial dengan China di Laut China Selatan. Vietnam dan Filipina mendapatkan dukungan dari Washington.
AS menyatakan hanya memperjuangkan kebebasan navigasi di Laut China Selatan. Willard mengungkapkan,nilai perdagangan di Laut China Selatan mencapai USD5,3 triliun. Sebanyak USD1,2 triliun merupakan perdagangan AS. “AS harus hadir di Laut China Selatan untuk menjamin keamanan garis laut tersebut,”kata Willard. andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/473870/
Komentar