Orang Kaya Suka Berbohong dan Melanggar Hukum

Selama ini,menurut anggapan umum,orang kaya lebih dihargai di masyarakat dan selalu menjadi anggota kehormatan di komunitas sosialnya. Ternyata,perspektif itu pudar dengan adanya penelitian yang menyimpulkan bahwa orang kaya dianggap suka berbohong, menipu, dan melanggar hukum.



Itu bukan klaim sepihak, tetapi hasil sebuah kajian yang dipublikasikan di jurnal Akademi Nasional Ilmu Pengetahuan (NAS) Amerika Serikat.Penelitian yang menguak sisi buruk orang kaya itu dikaji Paul Piff, kandidat PhD (philosophy doctor) dari Universitas California, Berkeley.”Hasil penelitian itu sangat mengejutkan,” kata Piff seperti dikutip New York Daily News.

Hasil tujuh eksperimen terhadap ratusan orang itu menunjukkan bahwa orang kaya cenderung miliki sikap dan perilaku buruk.”Anggota kelas atas”itu dianggap suka melanggar aturan lalu lintas ketika mengendarai mobil, mengambil permen dari anaknya,berbohong saat negosiasi,menipu untuk meraih hadiah,dan mendorong sikap kerja tidak etis. Kemudian, orang kaya justru menganggap ketamakan sebagai suatu hal yang positif dan menguntungkan.

Ketamakan dianggap sebagai hasil pendidikan dan kemerdekaan personal. Hasil penelitian itu menyimpulkan bahwa serangkaian eksperimen itu menguji kelas sosial dan etik. Eksperimen lainnya,pengendara sepeda motor melintasi jalanan yang padat dan tibatiba melintasi pedestrian. Mobil mewah juga mengambil jalur pedestrian saat parkir.

Hanya sedikit mobil yang berhenti untuk memberikan kesempatan bagi seorang pejalan kali menyeberang. Menurut Piff,semakin tinggi tingkatan sosialnya, orang itu semakin fokus terhadap dirinya sendiri. Untuk itu,dia berharap riset ini bakal menyadarkan orang kaya agar terus berempati terhadap kondisi sekitarnya.

”Orang kaya harus paham dengan kebutuhan orang lain di sekitarnya,”tuturnya seperti dikutip Bloomberg. Erik Gordon,profesor bisnis di Universitas Michigan, mengaku tidak terkejut dengan hasil penelitian itu.”Isu ketamakan telah berkembang selama 20 tahun terakhir,” katanya.

”Kekayaan dan kekuasaan dengan status sosial ekonomi tinggi berarti membuat seseorang mengabaikan orang lain.Mereka berpikir bahwa aturan yang berlaku bagi orang lain tidak berlaku bagi mereka,”tuturnya. ANDIKA HENDRA M
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/473540/38/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford