Korban Kebakaran Penjara Honduras Dimakamkan
COMAYAGUA – Korban kebakaran penjara di Comayagua, Honduras, mulai dimakankan oleh keluarganya. Anggota keluarga narapidana yang menjadi korban dalam peristiwa terbakarnya penjara di Comayagua, Honduras menunjukan duka cita mendalam dalam acara pemakaman yang berlangsung Sabtu (18/02) waktu setempat.
Acara pemakaman para korban sendiri dilangsungkan hampir bersamaan di sejumlah wilayah tempat tinggal mereka yang tersebar di seluruh Honduras. Sebenarnya belum semua jenazah korban diserahkan kepada pihak keluarga karena hingga kemarin proses identifikasi oleh penyelidik forensik masih terus dilakukan. Sejauh ini baru 18 jenazah yang berhasil diidentifikasi dan telah diserahkan kepada keluarga korban.
Sejumlah ahli yang membantu proses identifikasi jenazah korban pada peristiwa kebakaran penjara di Comayagua mengatakan sebagian korban mengalami kondisi yang sangat memperihatinkan sehingga sulit untuk diidentifikasi. Mereka mengatakan identifikasi hanya bisa dilakukan lewat tes jaringan atau DNA.
Ahli forensik dari beberapa negara seperti Cile, El Salvador, Guatemala dan Meksiko kini telah berdatangan ke Honduras untuk membantu mempercepat proses identifikasi jenazah korban kebakaran tersebut. Sementara Amerika Serikat mengirimkan tim dari Biro yang mengurusi soal Alkohol,Tembakau, Senjata Api dan Ledakan atau ATF untuk membantu mengungkap penyebab terjadinya kebakaran.
Sejauh ini petugas mengatakan jumlah korban akibat peristiwa kebakaran yang terjadi pada hari Selasa (14/02) lalu telah bertambah menjadi 358 orang setelah dua orang korban yang sempat menjalani perawatan di rumah sakit meninggal dunia. Dari jumlah itu satu korban menurut petugas adalah seorang perempuan istri salah satu narapidana yang tengah melakukan kunjungan saat peristiwa itu terjadi.
Kementerian Urusan Publik Honduras mengatakan ada 852 orang tahanan atau dua kali lebih banyak dari kapasitas maskimum di penjara Comayagua saat peristiwa kebakaran terjadi. Menurut laporan, penjara tersebut juga tidak mempunyai sistem perencanaan evakuasi saat terjadi kebakaran atau bencana lainnya.
Presiden Honduras Porfirio Lobo telah memerintahkan penyelidikan yang transparan dan independen untuk mengungkap penyebab peristiwa kebakaran tersebut. Dia juga berjanji akan melakukan kajian terhadap kondisi penjara yang ada di negara itu. “Saya akan meningkatkan kondisi dan situasi yang lebih baik di 24 penjara yang menampung 13.000 napi,” katanya dikutip BBC.
Sebelumnya, ada desakan dari dunia internasional untuk ikut terlibat dalam penyidikan kebakaran penjara itu. Itu disebabkan separuh tahanan yang menjadi korban kebakaran belum divonis dan sedang menunggu proses persidangan. Bahkan, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah meminta agar penyelidikan terhadap kondisi penjara yang terletak 75 km dari Tegucigalpa itu harus jelas.
Seperti dilaporkan Reuters, menurut kepala intelijen polisi, kebakaran terjadi saat perkelahian dua tahanan. Namun, sumber lain menuding penyebab kebakarang adalah korsleting listrik. (andika hendra m)
Acara pemakaman para korban sendiri dilangsungkan hampir bersamaan di sejumlah wilayah tempat tinggal mereka yang tersebar di seluruh Honduras. Sebenarnya belum semua jenazah korban diserahkan kepada pihak keluarga karena hingga kemarin proses identifikasi oleh penyelidik forensik masih terus dilakukan. Sejauh ini baru 18 jenazah yang berhasil diidentifikasi dan telah diserahkan kepada keluarga korban.
Sejumlah ahli yang membantu proses identifikasi jenazah korban pada peristiwa kebakaran penjara di Comayagua mengatakan sebagian korban mengalami kondisi yang sangat memperihatinkan sehingga sulit untuk diidentifikasi. Mereka mengatakan identifikasi hanya bisa dilakukan lewat tes jaringan atau DNA.
Ahli forensik dari beberapa negara seperti Cile, El Salvador, Guatemala dan Meksiko kini telah berdatangan ke Honduras untuk membantu mempercepat proses identifikasi jenazah korban kebakaran tersebut. Sementara Amerika Serikat mengirimkan tim dari Biro yang mengurusi soal Alkohol,Tembakau, Senjata Api dan Ledakan atau ATF untuk membantu mengungkap penyebab terjadinya kebakaran.
Sejauh ini petugas mengatakan jumlah korban akibat peristiwa kebakaran yang terjadi pada hari Selasa (14/02) lalu telah bertambah menjadi 358 orang setelah dua orang korban yang sempat menjalani perawatan di rumah sakit meninggal dunia. Dari jumlah itu satu korban menurut petugas adalah seorang perempuan istri salah satu narapidana yang tengah melakukan kunjungan saat peristiwa itu terjadi.
Kementerian Urusan Publik Honduras mengatakan ada 852 orang tahanan atau dua kali lebih banyak dari kapasitas maskimum di penjara Comayagua saat peristiwa kebakaran terjadi. Menurut laporan, penjara tersebut juga tidak mempunyai sistem perencanaan evakuasi saat terjadi kebakaran atau bencana lainnya.
Presiden Honduras Porfirio Lobo telah memerintahkan penyelidikan yang transparan dan independen untuk mengungkap penyebab peristiwa kebakaran tersebut. Dia juga berjanji akan melakukan kajian terhadap kondisi penjara yang ada di negara itu. “Saya akan meningkatkan kondisi dan situasi yang lebih baik di 24 penjara yang menampung 13.000 napi,” katanya dikutip BBC.
Sebelumnya, ada desakan dari dunia internasional untuk ikut terlibat dalam penyidikan kebakaran penjara itu. Itu disebabkan separuh tahanan yang menjadi korban kebakaran belum divonis dan sedang menunggu proses persidangan. Bahkan, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah meminta agar penyelidikan terhadap kondisi penjara yang terletak 75 km dari Tegucigalpa itu harus jelas.
Seperti dilaporkan Reuters, menurut kepala intelijen polisi, kebakaran terjadi saat perkelahian dua tahanan. Namun, sumber lain menuding penyebab kebakarang adalah korsleting listrik. (andika hendra m)
Komentar