Gillard Pukul Telak Rudd
SYDNEY– Perdana Menteri (PM) Australia Julia Gillard kemarin berhasil mempertahankan posisinya sebagai ketua Partai Buruh yang sedang menghadapi krisis kepemimpinan.
Gillard berhasil mengalahkan pesaing utamanya, Kevin Rudd,mantan menteri luar negeri yang juga pernah menjabat sebagai perdana menteri Negeri Kanguru.PM perempuan pertama di Australia itu berhasil mengalahkan telak Rudd dengan 71–31 dari 103 anggota kaukus Partai Buruh. Hanya satu anggota yang menyatakan abstain. “Pemungutan suara telah dilakukan dan Julia Gillard menang dengan 71 suara melawan 31,” ujar petugas pemungutan suara Chris Hayes.
“Saya mendeklarasikan bahwa Julia terpilih kembali sebagai ketua Partai Buruh.” Pemungutan suara itu merupakan kemenangan terbesar pada sejarah pemilihan ketua Partai Buruh. Dalam pidato kemenangannya, Gillard memaparkan bahwa pertarungan di Partai Buruh merupakan suatu hal yang “bodoh” dan rakyat Australia disuguhi percekcokan politik yang membosankan.
Dia menjanjikan pemerintahannya tetap bersatu dan yakin bakal memenangkan pemilu pada pertengahan 2013. “Hari ini (kemarin), saya mengatakan kepada seluruh rakyat Australia bahwa pertanyaan mengenai kepemimpinan telah terjawab,”kata Gillard dikutip Reuters. “Saya paham bahwa banyak warga Australia yang ragu. Tapi, setelah pemilihan ini,Partai Buruh akan bersatu menuju jalan persatuan. Kita akan bersama-sama sebelum dan kita akan melakukannya saat ini.”
Seusai kemenangannya ini, Gillard hampir pasti akan melakukan perombakan kabinet. Sejumlah menteri yang mendukung Rudd kemungkinan besar akan kehilangan jabatan mereka. Para menteri itu adalah Menteri Sumber Daya Alam Martin Ferguson dan Menteri Imigrasi Chris Bowen. Gillard juga akan mengumumkan menteri luar negeri yang baru. Sejauh ini Menteri Pertahanan Stephen Smith menjadi kandidat kuat mengisi posisi yang ditinggalkan Rudd.
Sementara, setelah kalah, Rudd kemarin berjanji akan memberikan dukungan penuh bagi PM Gillard. Dia mengaku tidak menyimpan dendam kepada Gillard. “Untuk Julia (Gillard), saya menerima keputusan kaukus dan saya mendedikasikan sepenuhnya untuk mendukungnya sebagai PM Australia,”ujar dia dikutip AFP. Rudd menjelaskan, saat ini merupakan langkah tepat bagi Partai Buruh untuk melangkah ke depan.“Tujuan kita adalah melayani bangsa, bukan diri kita sendiri,”tegasnya.
Rudd juga mengucapkan permintaan maaf mengenai apa saja yang telah dilakukannya. Dia menegaskan tidak ada balas dendam dan tidak akan ada kedengkian. Sementara, jajak pendapat menunjukkan bahwa Rudd masih difavoritkan dibandingkan Gillard, 53:34. Banyak pakar politik juga menyebutkan Rudd berpotensi memenangkan pemilu mendatang jika dia menjadi Ketua Partai Buruh.Sayangnya Rudd tidak mendapatkan simpati di kalangan internal pengurus Partai Buruh.
Analis Politik Universitas Sydney Peter Chen mengungkapkan bahwa Rudd masih dapat bangkit setelah pemilihan itu dan kembali bersaing jika Gillard gagal memenangkan pemilu mendatang.“Ini bukan kemenangan besar bagi Gillard,” kata Chen. Hal berbeda diungkapkan mantan pemimpin Partai Buruh Mark Latham. Dia menegaskan bahwa Rudd tidak memiliki kesempatan kedua. “Tidak ada jalan lagi bagi Rudd untuk memimpin Partai Buruh,” kata Latham.
Dia menegaskan bahwa kemenangan Gillard pada pemilihan ketua kali ini sangat luar biasa. Sebenarnya, pemungutan suara digelar untuk menegaskan status kepemimpinannya menyusul pengunduran diri Rudd dari kursi menteri luar negeri pada pekan lalu. Gillard menggeser Kevin Rudd pada 2010 lalu. Kevin Rudd naik ke tampuk pemerintahan Australia pada 2007 dan mengakhiri kekuasaan Partai Konservatif selama hampir satu dekade.
Namun,kudeta yang dilakukan Gillard itu berdampak panjang dengan konflik berkepanjangan di dalam tubuh Partai Buruh, hingga menjelang pemilu yang sudah dekat.Para pengamat politik di Australia mengatakan bahwa Rudd tidak pernah memaafkan Gillard dan secara dramatis mundur dari jabatannya sebagai menteri luar negeri.
Akibat kekisruhan di tubuh Partai Buruh itu, banyak pengamat yang menyatakan bahwa partai itu bakal kalah kalau pemilu digelar saat ini juga. Pada pemilu 2013 mendatang, calon incumbent dari Buruh, Gillard, bakal ditantang Tony Abbott dari Partai Konservatif . andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/473121/
Gillard berhasil mengalahkan pesaing utamanya, Kevin Rudd,mantan menteri luar negeri yang juga pernah menjabat sebagai perdana menteri Negeri Kanguru.PM perempuan pertama di Australia itu berhasil mengalahkan telak Rudd dengan 71–31 dari 103 anggota kaukus Partai Buruh. Hanya satu anggota yang menyatakan abstain. “Pemungutan suara telah dilakukan dan Julia Gillard menang dengan 71 suara melawan 31,” ujar petugas pemungutan suara Chris Hayes.
“Saya mendeklarasikan bahwa Julia terpilih kembali sebagai ketua Partai Buruh.” Pemungutan suara itu merupakan kemenangan terbesar pada sejarah pemilihan ketua Partai Buruh. Dalam pidato kemenangannya, Gillard memaparkan bahwa pertarungan di Partai Buruh merupakan suatu hal yang “bodoh” dan rakyat Australia disuguhi percekcokan politik yang membosankan.
Dia menjanjikan pemerintahannya tetap bersatu dan yakin bakal memenangkan pemilu pada pertengahan 2013. “Hari ini (kemarin), saya mengatakan kepada seluruh rakyat Australia bahwa pertanyaan mengenai kepemimpinan telah terjawab,”kata Gillard dikutip Reuters. “Saya paham bahwa banyak warga Australia yang ragu. Tapi, setelah pemilihan ini,Partai Buruh akan bersatu menuju jalan persatuan. Kita akan bersama-sama sebelum dan kita akan melakukannya saat ini.”
Seusai kemenangannya ini, Gillard hampir pasti akan melakukan perombakan kabinet. Sejumlah menteri yang mendukung Rudd kemungkinan besar akan kehilangan jabatan mereka. Para menteri itu adalah Menteri Sumber Daya Alam Martin Ferguson dan Menteri Imigrasi Chris Bowen. Gillard juga akan mengumumkan menteri luar negeri yang baru. Sejauh ini Menteri Pertahanan Stephen Smith menjadi kandidat kuat mengisi posisi yang ditinggalkan Rudd.
Sementara, setelah kalah, Rudd kemarin berjanji akan memberikan dukungan penuh bagi PM Gillard. Dia mengaku tidak menyimpan dendam kepada Gillard. “Untuk Julia (Gillard), saya menerima keputusan kaukus dan saya mendedikasikan sepenuhnya untuk mendukungnya sebagai PM Australia,”ujar dia dikutip AFP. Rudd menjelaskan, saat ini merupakan langkah tepat bagi Partai Buruh untuk melangkah ke depan.“Tujuan kita adalah melayani bangsa, bukan diri kita sendiri,”tegasnya.
Rudd juga mengucapkan permintaan maaf mengenai apa saja yang telah dilakukannya. Dia menegaskan tidak ada balas dendam dan tidak akan ada kedengkian. Sementara, jajak pendapat menunjukkan bahwa Rudd masih difavoritkan dibandingkan Gillard, 53:34. Banyak pakar politik juga menyebutkan Rudd berpotensi memenangkan pemilu mendatang jika dia menjadi Ketua Partai Buruh.Sayangnya Rudd tidak mendapatkan simpati di kalangan internal pengurus Partai Buruh.
Analis Politik Universitas Sydney Peter Chen mengungkapkan bahwa Rudd masih dapat bangkit setelah pemilihan itu dan kembali bersaing jika Gillard gagal memenangkan pemilu mendatang.“Ini bukan kemenangan besar bagi Gillard,” kata Chen. Hal berbeda diungkapkan mantan pemimpin Partai Buruh Mark Latham. Dia menegaskan bahwa Rudd tidak memiliki kesempatan kedua. “Tidak ada jalan lagi bagi Rudd untuk memimpin Partai Buruh,” kata Latham.
Dia menegaskan bahwa kemenangan Gillard pada pemilihan ketua kali ini sangat luar biasa. Sebenarnya, pemungutan suara digelar untuk menegaskan status kepemimpinannya menyusul pengunduran diri Rudd dari kursi menteri luar negeri pada pekan lalu. Gillard menggeser Kevin Rudd pada 2010 lalu. Kevin Rudd naik ke tampuk pemerintahan Australia pada 2007 dan mengakhiri kekuasaan Partai Konservatif selama hampir satu dekade.
Namun,kudeta yang dilakukan Gillard itu berdampak panjang dengan konflik berkepanjangan di dalam tubuh Partai Buruh, hingga menjelang pemilu yang sudah dekat.Para pengamat politik di Australia mengatakan bahwa Rudd tidak pernah memaafkan Gillard dan secara dramatis mundur dari jabatannya sebagai menteri luar negeri.
Akibat kekisruhan di tubuh Partai Buruh itu, banyak pengamat yang menyatakan bahwa partai itu bakal kalah kalau pemilu digelar saat ini juga. Pada pemilu 2013 mendatang, calon incumbent dari Buruh, Gillard, bakal ditantang Tony Abbott dari Partai Konservatif . andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/473121/
Komentar