Suriah Kecam Liga Arab

DAMASKUS – Pemerintah Suriah kemarin mengecam Liga Arab yang memutuskan untuk menunda misi monitoring di negara itu. Penundaan misi pengawasan itu sebagai bentuk kekecewaan Liga Arab atas aksi kekerasan yang masih meluas di Suriah.

Suriah juga mengaku terkejut dan sangat kecewa dengan keputusan sepihak Liga Arab. “Ini akan berdampak negatif dan menjadikan tekanan (Dewan Keamanan PBB) untuk menyerukan interfensi asing dan mendorong kelompok bersenjata meningkatkan kekerasan,” ujar pejabat suriah kepada stasiun televisi negara, Syria TV, dikutip AFP.

Menurut Liga Arab keputusan mereka dipicu oleh makin tingginya aksi kekerasan dalam beberapa hari terakhir di Suriah. Sebenarnya, Misi Liga Arab dibentuk pada Desember lalu untuk memantau ketaatan Suriah terkait sebuah rancangan untuk mengakhiri pertumpahan darah dalam aksi demo menentang pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.

“Akibat makin kritisnya situasi yang memburuk di Suriah dan terus berlanjutnya aksi kekerasan... diputuskan untuk segera menghentikan kerja misi Liga Arab di Suriah,” kata Sekjen Liga, Nabil el-Arabi, dikutip BBC.

Sebelumnya, negeri-negeri Arab anggota Liga pada Selasa lalu (24/1) memutuskan untuk memperpanjang misi pemantau sepanjang sebulan lagi. Sejak saat itu kelompok oposisi memperkirakan sudah 200 warga sipil Suriah tewas akibat kekerasan.

Dengan makin meningkatnya aksi kekerasan, sejumlah negara Arab termasuk Arab Saudi, memutuskan untuk menarik utusannya dalam misi pemantau. Selanjutnya, pada Sabtu (28/1) Liga Arab memutuskan menghentikan kegiatan misi pemantaunya sama sekali.

Apa langkah selanjutnya? Liga Arab mengirimkan sebuah tim utusan untuk datang ke New York pekan ini untuk menyampaikan pandanganya di depan sidang Dewan Keamanan PBB. Dewan Keamanan PBB saat ini tengah menimbang menerbitkan sebuah rancangan resolusi terhadap Suriah.

Selain itu, kubu oposisi Dewan Nasional Suriah akan mengirimkan ketuanya Burhan Ghaliun ke New York bertemu Dewan Keamanan PBB untuk meminta perlindungan dari tekanan Presiden Bashar al-Assad. Kedatangan Burhan Ghaliun bakal menjadi tawaran baru bagi negara-negara Arab dan Eropa untuk mendesak langkah tegas PBB.

“Kita meminta agar Assad menerima proposal Liga Arab dan mengundurkan diri serta mengalihkan kekuasaan kepada wakilnya sebelum pembentukan pemerintahan persatuan,” kata Samir Neshar, anggota komite eksekutif Dewan Nasional Suriah.

Sementara Menteri Luar Negeri Inggris mengajak komunitas internasional bersatu untuk menyepakati resolusi Dewan Keamanan. “Sudah saatnya aksi Presiden Assad dihentikan dan rezimnya harus menghentikan pembunuhan,” katanya dikutip AFP. (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford