Putin Janjikan Ekonomi Baru

MOSKOW – Perdana Menteri (PM) Rusia Vladimir Putin kemarin berjanji untuk membangun “ekonomi baru” di Rusia. Dia mengakui bahwa kesejahteraan negaranya masih masih terbelakang. Janji itu bukan hal baru karena dia telah menguasai Rusia selama 12 tahun.

Upaya untuk menstabilkan ekonomi itu sebagai harapannya atas stabilitas setelah gelombang demonstrasi menggoyang pemerintahannya. Putin mengakui bahwa negaranya menghadapi korupsi “sistemik”, iklim bisnis yang tidak memuaskan, dan ketergangan terhadap ekspor energi.

Janji-janji Putin itu diungkapkan dalam sebuah artikel yang ditulis pada harian bisnis Vedomosti. Harapan itu diungkapkan untuk mendongkrak popularitasnya menjelang pemilu presiden 4 Maret mendatang. Dia berharap menguasai Kremlin untuk ketiga kalinya.

“Untuk memiliki ekonomi yang baik, dibutuhkan stabilitas dan kedaulatan untuk Rusia,” kata Putin dikutip AFP. “Kita membutuhkan ekonomi baru dengan industri yang kompetitif dan infrastruktur, dengan sektor pelayanan yang maju, tentunya dengan dukungan agrikultur yang kompetitif,” imbuhnya.

Dia mengakui kegagalan program modernisasi yang digalakkan Presiden Dmitry Medvedev. Putin berkeinginan untuk memimpin Kremlin setelah empat tahun menjadi PM selama kepemimpinan Medvedev. “Sejauh ini memang tidak ada terobosan,” tegasnya.

Vedomosti merupakan salah satu koran yang sangat kritis terhadap Putin. Hanya saja, artikel itu tidak mampu menjelaskan detail bagaimana reformasi yang bakal dilakukan Putin. “Ada kata ‘harus’ di dalam teks sebanyak 32 kali, kata ‘akan’ sebanyak 19 kali, ‘butuh’ sebanyak 17 kali, dan seharusnya sebanyak 11 kali,” demikian keterangan Vedomosti.

Komentar Putin itu sebenarna sebagai jawaban atas maraknya aksi demonstrasi yang menghujatnya sejak Sabtu (28/1) dan Minggu (29/1) lalu. Pada Minggu, 3.000 mobil berkonvoi keliling Moskow. Mereka menuntut pemilu yang jujur dan adil.

Kebanyak para demonstran adalah manula. Mereka mengibarkan sapu tangan putih sebagai simbol perjuangan. “Kita turun ke jalan untuk menunjukkan bahwa kita tidak takut terhadap apapun,” kata Lada Stupishina, 43, salah satu demonstran. “Kita menginginkan partai para pencuri dan penipu yang dipimpin Putin agar hancur saja.”

Blogger dan tokoh pergerakan Rusia, Alexei Navalny juga ikut dalam demonstrasi. “Kita didukung banyak warga. Mereka sangat senang dengan aksi ini. Kita akan melakukan langkah rakyat sipil lainnya dan kita tetap senang,” katanya.

Pemimpin oposisi berusaha memanfaatkan momentum kemarahan publik Rusia atas rencana kembalinya Putin ke Kremlin. “Ini merupakan simbol yang sangat penting,” kata aktivis oposisi Ilya Ponomaryov dikutip Reuters. “Kita ingin menunjukkan persatuan kita. Ini merupakan persiapan menjelang 4 Februari dimana banyak orang akan berkumpul di Lapangan Sakharov.” (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford