Jumlah Korban Tewas Bertambah

GIGLIO – Para penyelamat pada Senin (23/1) waktu setempat kembali menemukan jenazah dua perempuan di lambung kapal Costa Concordia yang tenggelam.

Dengan penemuan itu, jumlah korban tewas mencapai 15 orang. Dua jenazah terbaru itu ditemukan di kafe internet setelah pasukan katak Angkatan Laut Italia berhasil menembus dinding kapal dengan cara meledakkannya.

“Dua jenazah, dua perempuan telah ditemukan,” ujar Franco Gabrielli, pemimpin operasi pencarian dan penyelamatan di Pulau Giglio, dikutip AFP. “Kita belum memberitahukan kewarganegaraan kedua jenazah itu,” imbuhnya. Para tim penyelamat juga belum mengangkat kedua jenazah itu.

Nantinya, menurut Gabrielli, DNA jenazah itu bakal dibandingkan dengan keluarga korban yang mengaku kehilangan sanak saudara di kapal Costa Concordia. Banyak keluarga korban yang menunggu dengan cemas karena lamanya proses pencarian jenazah. Sebanyak 17 orang dilaporkan telah hilang. “Pencarian korban di dalam kapal yang berbobot 114.500 ton itu akan tetap dilanjutkan hingga semua bagian kapal telah diperiksa detail,” kata Gabrielli.

Sementara itu, operasi pengosongan tanki bahan bakar juga dilaksanakan bersamaan operasi pencarian korban di dalam selamat. “Kita juga telah mengijinkan pemompanaan tanki bahan bakar dimulai,” kata Gabrielli.

Operasi pemompaan bahan bakar 2.350 ton dilaksanakan oleh perusahaan Belanda, Smit Salvage. Bart Huizing dari Smit Salvage mengatakan pihak siap untuk melaksakan operasi pemompaan. “Kita siap memulai pekerjaan,” katanya.

Sebelumnya perusahaan pengelola Costa Concordia mengumumkan bahwa 17 tangki penyimpanan bahan bakar masih utuh. Smit Salvage diharapkan secepatnya menyedot bahan bakar ke tongkang penampung di permukaan.

Smith Salvage akan menggunakan teknologi hot tapping. Proses ini diperkirakan memakan waktu dua sampai empat minggu, tergantung cuaca. Hal senada diungkapkan pasukan penjaga pantai yang menyebutkan proses penyedotan bahan bakar bakal memakan waktu selama 28 hari.

Menurut Gabrielli, laut di sekitar tempat tenggelamnya kapal telah terkontaminasi racun. Itu ditunjukkan pada penelitian yang dilakukan badan lingkungan terhadap air di dekat kapal yang mengandung polusi hidrokarbon. Tim penyelamat yang berada di dalam kapal juga berusaha untuk membersihkan sampah-sampah di dalam dek. “Kapal dalam kondisi stabil, sehingga tidak perlu lagi intervensi dan bantuan dari luar. Tidak ada lagi massalah,” kata Gabrielli.

Sementara itu, tersangka dalam kasus tenggelamnya kapal pesiar itu seperti bukan hanya kapten Francesco Schettino. Menurut pengacara Schettino, Bruno Leporatti, direktur operasional pengelola Costa Cruises, Roberto Ferrarini, bakal membuka kesempatan penyidikan lebih jauh. “Ada pihak ketiga yang berkontribusi terjadinya tragedi itu,” tegas Leporatti dikutip Reuters.

Dalam transkrip penyidikan yang bocor ke media, Schettino menyebut Roberto Ferrarini, direktur operasi kelaut Costa Cruises. “Saya tidak ingat berapa banyak saya menghubungi dia (Ferrarini) saat tragedi berlangsung. Saya menghubungi selama 15 menit. Saya menginformasikan Ferrarini mengenai segala sesuatu yang terjadi dari waktu ke waktu,” demikian keterangan Schettino kepada penyidik.

Sepertinya Schettino ingin mengajak pimpinan perusahaan Costa Cruises agar ikut bertanggungjawab atas tragedi itu. Dia tidak ingin sendirian menghadapi kasus besar itu di pengadilan. Schettino dituduh menyebabkan serangkaian kejahatan dan melarikan diri dari kapal senilai USD590 juta sebelum proses evakuasi selesai. “Bukti kliennya mendapatkan telpon dari pemilik perusahaan kapal pesiar Costa Cruises, menunjukkan penyidikan bakal semakin meluas,” kata Leporatti.

Pihak Costa Cruises mengaku belum mendapatkan pemberitahuan bahwa ada pimpinan dan direksi mereka yang bakal diperiksa. Hanya saja, mereka menegaskan tetap untuk bekerjasama dengan para penyidik dan memberikan kepercayaan kepada pengadilan. Sementara itu, Frank dan Pier Luigi Foschi, pimpinan Costa Cruises, telah bertemu dengan keluarga korban di Pulau Giglio pada Minggu (22/1) lalu. (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford