Suplai NATO Masih Diblokir
PESHAWAR – Blokade oleh Pakistan di jalur utama suplai logistik pasukan NATO menuju Afghanistan memasuki pekan ketiga. Ini merupakan blokade terlama dalam 10 tahun perang di Afghanistan.
Hingga kini, belum ada kepastian dari Pakistan mengenai kapan blokade akan dibukanya. Jalur suplai itu sangat penting bagi pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pimpinan Amerika Serikat (AS) di Afghanistan. Blokade ini dilakukan sejak 26 November saat serangan udara NATO menewaskan 24 tentara Pakistan. Pemerintah Islamabad menganggap serangan itu disengaja.
Blokade ini semakin meningkatkan daya tawar Pakistan terhadap NATO. Para pejabat di pusat perlintasan ke Afghanistan,Torkham, mengatakan kepada AFP bahwa tidak ada rencana untuk membuka blokade.“Ada kemarahan publik yang sangat kuat. Banyak orang yang marah karena insiden serangan udara NATO. Kita tidak dapat membuat keputusan dengan tergopoh- gopoh,” ujar pejabat keamanan Pakistan yang tidak disebutkan namanya.
“Pakistan akan membuka kembali perbatasan ketika kemarahan publik menurun dan rute aman.” Juru bicara NATO Letnan Kolonel Jimmie Cummings mengatakan,blokade Pakistan tidak berdampak besar terhadap pasukan asing di Afghanistan. Namun, dia menolak berkomentar saat ditanya tentang apa yang terjadi jika perbatasan Pakistan tetap ditutup dalam jangka waktu lama. “Sebanyak 52% pasokan kita dari rute utara dan kita masih memiliki banyak aset udara.Kita memiliki teknologi dan aset yang mendukung pasukan kita di lapangan,” kata Cummings.
“Saat ini,kita tidak melihat adanya perubahan. Saya tidak ingin berspekulasi mengenai masa depan.” NATO telah membangun rute alternatif melalui Turkmenistan, Uzbekistan,dan Tajikistan dari arah utara Afghanistan. Rute itu dibangun ketika hubungan Washington dan Islamabad memburuk tahun ini.
NATO menegaskan, perang melawan Taliban di Afghanistan tidak terpengaruh oleh blokade di Pakistan. Harian Inggris The Guardian melaporkan, cadangan logistik di Afghanistan tetap tersedia untuk mendukung operasi NATO dalam beberapa bulan ke depan.
Hubungan AS dan Pakistan memburuk setelah penyerbuan pasukan khusus Washington yang menewaskan Pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden di dekat Islamabad pada 2 Mei lalu.Insiden itu diperparah dengan serangan pasukan NATO yang menewaskan 24 pasukan Pakistan di perbatasan.
Presiden AS Barack Obama telah menghubungi Presiden Pakistan Asif Ali Zardari untuk mengungkapkan ucapan duka atas serangan udara NATO.Washington berjanji melakukan investigasi dalam kasus tersebut. Namun, publik Pakistan sangat marah dengan aliansi Islamabad dan Washington. Pakistan kemudian menutup jalur logistik NATO ke Afghanistan dengan alasan keamanan.
Sementara itu, ribuan sopir truk yang terkatung-katung akibat keputusan pemerintah Pakistan mendukung kebijakan tersebut.“Kami mempertaruhkan nyawa untuk mengantarkan barang ini untuk NATO, tetapi mereka malah membunuhi pasukan kami,” ujar Jan, salah seorang sopir truk.
Deputi komandan militer Pakistan Maulvi Faqir Mohammad menjelaskan bahwa Taliban Pakistan sedang melakukan perundingan damai dengan pemerintah Islamabad. Fokus perundingan itu untuk kawasan suku-suku di Bajaur, perbatasan Pakistan-Afghanistan. “Jika perundingan ini sukses, akan dilanjutkan ke daerah-daerah lain,” katanya, dikutip BBC.
Menurut Maulvi, sebanyak 145 tahanan Taliban telah dibebaskan sebagai wujud iktikad baik. Untuk pertama kalinya, petinggi Taliban Pakistan mengonfirmasi negosiasi itu. Pengamat menilai negosiasi semacam itu dapat memberi waktu bagi Taliban untuk memperkuat diri. Pada Oktober, Menteri Dalam Negeri Pakistan Rehman Malik mengatakan bahwa perundingan hanya dilakukan jika kelompok Taliban meletakkan senjata.
Militer Pakistan melakukan beberapa serangan di wilayah Taliban Pakistan atau Tehrik-e-Taliban di sepanjang perbatasan pegunungan dengan Afghanistan.Namun, serangan tersebut gagal melumpuhkan gerakan Taliban.
Taliban Pakistan dituduh melakukan sejumlah serangan bom lintas negara sejak 2007. Afghanistan dan AS menuduh Islamabad tidak berbuat banyak untuk melumpuhkan Taliban di Pakistan.Tuduhan itu disangkal Islamabad. andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/450785/
Hingga kini, belum ada kepastian dari Pakistan mengenai kapan blokade akan dibukanya. Jalur suplai itu sangat penting bagi pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pimpinan Amerika Serikat (AS) di Afghanistan. Blokade ini dilakukan sejak 26 November saat serangan udara NATO menewaskan 24 tentara Pakistan. Pemerintah Islamabad menganggap serangan itu disengaja.
Blokade ini semakin meningkatkan daya tawar Pakistan terhadap NATO. Para pejabat di pusat perlintasan ke Afghanistan,Torkham, mengatakan kepada AFP bahwa tidak ada rencana untuk membuka blokade.“Ada kemarahan publik yang sangat kuat. Banyak orang yang marah karena insiden serangan udara NATO. Kita tidak dapat membuat keputusan dengan tergopoh- gopoh,” ujar pejabat keamanan Pakistan yang tidak disebutkan namanya.
“Pakistan akan membuka kembali perbatasan ketika kemarahan publik menurun dan rute aman.” Juru bicara NATO Letnan Kolonel Jimmie Cummings mengatakan,blokade Pakistan tidak berdampak besar terhadap pasukan asing di Afghanistan. Namun, dia menolak berkomentar saat ditanya tentang apa yang terjadi jika perbatasan Pakistan tetap ditutup dalam jangka waktu lama. “Sebanyak 52% pasokan kita dari rute utara dan kita masih memiliki banyak aset udara.Kita memiliki teknologi dan aset yang mendukung pasukan kita di lapangan,” kata Cummings.
“Saat ini,kita tidak melihat adanya perubahan. Saya tidak ingin berspekulasi mengenai masa depan.” NATO telah membangun rute alternatif melalui Turkmenistan, Uzbekistan,dan Tajikistan dari arah utara Afghanistan. Rute itu dibangun ketika hubungan Washington dan Islamabad memburuk tahun ini.
NATO menegaskan, perang melawan Taliban di Afghanistan tidak terpengaruh oleh blokade di Pakistan. Harian Inggris The Guardian melaporkan, cadangan logistik di Afghanistan tetap tersedia untuk mendukung operasi NATO dalam beberapa bulan ke depan.
Hubungan AS dan Pakistan memburuk setelah penyerbuan pasukan khusus Washington yang menewaskan Pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden di dekat Islamabad pada 2 Mei lalu.Insiden itu diperparah dengan serangan pasukan NATO yang menewaskan 24 pasukan Pakistan di perbatasan.
Presiden AS Barack Obama telah menghubungi Presiden Pakistan Asif Ali Zardari untuk mengungkapkan ucapan duka atas serangan udara NATO.Washington berjanji melakukan investigasi dalam kasus tersebut. Namun, publik Pakistan sangat marah dengan aliansi Islamabad dan Washington. Pakistan kemudian menutup jalur logistik NATO ke Afghanistan dengan alasan keamanan.
Sementara itu, ribuan sopir truk yang terkatung-katung akibat keputusan pemerintah Pakistan mendukung kebijakan tersebut.“Kami mempertaruhkan nyawa untuk mengantarkan barang ini untuk NATO, tetapi mereka malah membunuhi pasukan kami,” ujar Jan, salah seorang sopir truk.
Deputi komandan militer Pakistan Maulvi Faqir Mohammad menjelaskan bahwa Taliban Pakistan sedang melakukan perundingan damai dengan pemerintah Islamabad. Fokus perundingan itu untuk kawasan suku-suku di Bajaur, perbatasan Pakistan-Afghanistan. “Jika perundingan ini sukses, akan dilanjutkan ke daerah-daerah lain,” katanya, dikutip BBC.
Menurut Maulvi, sebanyak 145 tahanan Taliban telah dibebaskan sebagai wujud iktikad baik. Untuk pertama kalinya, petinggi Taliban Pakistan mengonfirmasi negosiasi itu. Pengamat menilai negosiasi semacam itu dapat memberi waktu bagi Taliban untuk memperkuat diri. Pada Oktober, Menteri Dalam Negeri Pakistan Rehman Malik mengatakan bahwa perundingan hanya dilakukan jika kelompok Taliban meletakkan senjata.
Militer Pakistan melakukan beberapa serangan di wilayah Taliban Pakistan atau Tehrik-e-Taliban di sepanjang perbatasan pegunungan dengan Afghanistan.Namun, serangan tersebut gagal melumpuhkan gerakan Taliban.
Taliban Pakistan dituduh melakukan sejumlah serangan bom lintas negara sejak 2007. Afghanistan dan AS menuduh Islamabad tidak berbuat banyak untuk melumpuhkan Taliban di Pakistan.Tuduhan itu disangkal Islamabad. andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/450785/
Komentar