PBB Heningkan Cipta bagi Kim

NEW YORK– Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menggelar hening cipta sebagai bentuk penghormatan kepada mendiang pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-il.

Tidak ada pidato pada majelis yang beranggotakan 193 negara itu. Dimulai pada Kamis (22/12) malam waktu setempat, Presiden Majelis Umum PBB Nassir Abdulaziz Al-Nasser melaporkan kepada para diplomat bahwa dia memiliki “tugas duka” untuk menyampaikan bahwa Kim Jong-il telah meninggal pada Sabtu (17/12).

Al-Nasser meminta Duta Besar Korut untuk menyampaikan dukacita dari pemerintahan dan rakyatnya. Dia juga meminta para diplomat untuk berdiri dan mengheningkan cipta selama beberapa menit.“Mari kita mengenang mendiang pemimpin Korut,”ajaknya.Para diplomat punberdiri.DutaBesarKorutSin Son-ho dan beberapa diplomat lainnya menundukkan kepala.

Al-Nasser mengatakan,misi PBB Korut meminta Majelis Umum untuk melaksanakan penghormatan kepada pemimpin Pyongyang itu.Memang,pada umumnya, setiap pemimpin yang meninggal di dalam tugas akan diberikan penghormatan. Deputi Sekretaris Jenderal PBB Asha-Rose Migiro pada Selasa (20/12) pergi ke Korut untuk mengucapkan dukacita.

Namun, para diplomat negara Barat dan Korea Selatan (Korsel) menolak untuk melaksanakan penghormatan terakhir.“Saya pikir itu tidak layak dilakukan,”kata seorang diplomat yang enggan disebutkan namanya kepada Reuters. Beberapa diplomat Barat mengatakan, permintaan Pyongyang agar Kim dihormati merupakan suatu hal yang tidak biasa. Mereka mengaku terkejut ketika Nasser justru mengabulkannya.

Para diplomat yang menolak mengheningkan cipta seperti Amerika Serikat (AS),negaranegara Eropa, Korsel, dan beberapa negara lainnya. Pyongyang saat ini di bawah sanksi Dewan Keamanan karena kepemilikan senjata nuklir. Para pejabat Barat mengatakan seharusnya anggaran besar itu bukan untuk pengembangan program nuklir, tetapi untuk memberikan makan rakyat Korut yang kelaparan.

“Kim Jong-il merupakan orang yang bertanggung jawab atas kematian puluhan ribu rakyatnya. Dia bukan tokoh yang patut diteladani oleh PBB,” ujar seorang diplomat Barat kepada AFP. Selama 17 tahun pemerintahan Jong-il, tragedi kelaparan 1990-an menewaskan ribuan ratusan ribu. Sementara itu,Korut menuding Korsel melakukan respons yang tidak memiliki toleransi terhadap kematian Kim.

Kecaman Pyongyang itu setelah Korsel dan sekutunya memboikot penghormatan terakhir kepada Kim. Situs yang mewakili Korut, Uriminzokkiri, menyatakan ungkapan dukacita dari Korsel bakal diterima. Uriminzokkiri mengungkapkan semua delegasi Korsel yang mengunjungi Pyongyang untuk mengucapkan duka kepada Kim bakal “diterima dengan senang hati”. Namun, belum jelas apakah mereka akan diizinkan untuk tinggal hingga hari pemakaman pada Rabu (28/12) mendatang.

Namun,pemerintahan Seoul tidak mengizinkan kunjungan itu dan mencoba meningkatkan konfrontasi dengan memperkuat keamanan.“Ini merupakan tindakan yang tidak bertoleransi dan penghinaan kepada negara kita,”demikian tulis Uriminzokkiri. Situs itu menyatakan pelarangan Korsel itu tidak dapat diterima, tidak manusiawi, dan langkah tidak berperikemanusiaan yang akan berdampak serius terhadap hubungan kedua negara.

Pembatalan pengiriman delegasi resmi itu membuat Korut menuding Seoul tidak menghormati Kim.“Kita akan tetap berpikir bahwa siapa yang tidak mengerti perbuatan dasar penghormatan dan kemanusiaan berarti menodai martabat kita. Kita akan membuat mereka harus membayar harga mahal itu,”tulis Uriminzokkiri. andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/454327/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford