Minum Alkohol, 126 Orang Tewas
KOLKATA – Sedikitnya 126 orang kemarin tewas setelah menenggak minuman keras buatan rumah yang dioplos dengan metanol di negara bagian Bengal Barat, India. Dikhawatirkan jumlah korban akan bertambah karena ada 100 lainnya dilarikan ke rumah sakit dalam keadaan kritis.
Untuk menyelidiki kasus ini, polisi telah menangkap tujuh tersangka. Empat pabrik minuman beralkohol dirusak massa setelah muncul berita kematian akibat minuman ini.Minuman beralkohol yang memakan korban diketahui dijual di satu toko kecil di desa Sangrampur, sekitar 70 km dari Kolkata. “Korban tewas mencapai 126 orang.Mereka adalah penduduk dari 12 desa di Distrik South 24 Parganas.
Lebih dari 100 orang lainnya kini harus dirawat di rumah sakit,”ujar pejabat distrik Narayan Swarup Nigam kepada AFP. Di India, alkohol ilegal harganya 10 rupees (Rp2.000) dan sebagian besar konsumen adalah warga miskin.Minuman ini biasanya ditambah dengan alkohol metil dan spiritus. Padahal, metanol merupakan jenis alkohol yang digunakan untuk kalangan industri, di antaranya untuk bahan pakar atau zat untuk anti-pembekuan.
Metanol itu ditambahkan dalam jumlah sedikit untuk meningkatkan kandungan alkohol. Jika dikonsumsi manusia, metanol membawa efek sangat berbahaya,yakni dapat menyebabkan kebutaan,gagal ginjal, dan kematian. Sebelum tewas, korban diketahui terlebih dulu mengalami kejang, muntah, dan akhirnya nyawanya tak bisa diselamatkan. “Metanol ditemukan di organ dalam perut pada sedikitnya 20 korban.
Itu mungkin yang menjadi penyebab kematian. Kita masih menyelidiki,” ujar Chiranjib Murmu, petugas Rumah Sakit Diamond Harbour. Berdasar laporan aparat setempat, ratusan korban minuman keras ilegal kini tersebar di sejumlah rumah sakit di dekat distrik miskin yang berjarak 30 km selatan ibu kota Kolkata.
Mereka ada yang pingsan atau mengeluhkan sakit perut luar biasa dan rasa terbakar di dada mereka.Salah satu korban yang masih dirawat di rumah sakit adalah seorang bocah berusia 12 tahun yang mengira minuman keras itu adalah air biasa dan menenggaknya. Sebagian besar korban adalah buruh dan penarik becak yang terlalu miskin untuk membeli minuman keras bermerek. Orang-orang ini biasanya minum- minum di bar ilegal atau membawa pulang beberapa botol minuman keras setelah bekerja pada Selasa lalu (13/12). andika hendra m/alvin
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/452137/
Untuk menyelidiki kasus ini, polisi telah menangkap tujuh tersangka. Empat pabrik minuman beralkohol dirusak massa setelah muncul berita kematian akibat minuman ini.Minuman beralkohol yang memakan korban diketahui dijual di satu toko kecil di desa Sangrampur, sekitar 70 km dari Kolkata. “Korban tewas mencapai 126 orang.Mereka adalah penduduk dari 12 desa di Distrik South 24 Parganas.
Lebih dari 100 orang lainnya kini harus dirawat di rumah sakit,”ujar pejabat distrik Narayan Swarup Nigam kepada AFP. Di India, alkohol ilegal harganya 10 rupees (Rp2.000) dan sebagian besar konsumen adalah warga miskin.Minuman ini biasanya ditambah dengan alkohol metil dan spiritus. Padahal, metanol merupakan jenis alkohol yang digunakan untuk kalangan industri, di antaranya untuk bahan pakar atau zat untuk anti-pembekuan.
Metanol itu ditambahkan dalam jumlah sedikit untuk meningkatkan kandungan alkohol. Jika dikonsumsi manusia, metanol membawa efek sangat berbahaya,yakni dapat menyebabkan kebutaan,gagal ginjal, dan kematian. Sebelum tewas, korban diketahui terlebih dulu mengalami kejang, muntah, dan akhirnya nyawanya tak bisa diselamatkan. “Metanol ditemukan di organ dalam perut pada sedikitnya 20 korban.
Itu mungkin yang menjadi penyebab kematian. Kita masih menyelidiki,” ujar Chiranjib Murmu, petugas Rumah Sakit Diamond Harbour. Berdasar laporan aparat setempat, ratusan korban minuman keras ilegal kini tersebar di sejumlah rumah sakit di dekat distrik miskin yang berjarak 30 km selatan ibu kota Kolkata.
Mereka ada yang pingsan atau mengeluhkan sakit perut luar biasa dan rasa terbakar di dada mereka.Salah satu korban yang masih dirawat di rumah sakit adalah seorang bocah berusia 12 tahun yang mengira minuman keras itu adalah air biasa dan menenggaknya. Sebagian besar korban adalah buruh dan penarik becak yang terlalu miskin untuk membeli minuman keras bermerek. Orang-orang ini biasanya minum- minum di bar ilegal atau membawa pulang beberapa botol minuman keras setelah bekerja pada Selasa lalu (13/12). andika hendra m/alvin
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/452137/
Komentar